DIOLUHTAN. Zoonosis adalah penyakit atau infeksi
yang ditularkan secara alamiah di antara hewan dan manusia. Peternakan di
Indonesia rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk zoonosis. Dengan
demikian, zoonosis merupakan ancaman bagi kesehatan manusia.
Berkembangnya
zoonosis dalam beberapa tahun terakhir menjadi tanda bertambahnya ancaman
penyakit yang mematikan bagi manusia yang ditularkan oleh hewan (Covid-19
adalah salah satunya).
Pernah terjadi di
Kabupaten Bone pada Tahun 2014, puluhan sapi di Kecamatan Libureng yang dilaporkan
mati positif terjangkit penyakit anthrax. Penyakit anthrax adalah jenis
penyakit yang umumnya meyerang hewan herbivora seperti sapi, kerbau,
kambing dan kuda. Namun tak jarang penyakit ini juga menyerang
mamalia lain termasuk manusia. Penyakit ini Bersifat zoonosis atau
dapat menulari manusia, tapi belum pernah ditemukan penularannya dari
manusia ke manusia. Penyakit ini meyebabkan kematian yang tinggi pada
ternak. Kerugian besar akan di rasakan petenak jika hewan sudah
terjangkit anthrax.
Penyakit ini merupakan
salah satu penyakit tertua di dunia peternakan, Di Indonesia keberadaannya
sudah mulai ada sejak jaman Belanda. Kasus-kasus anthrax selalu berulang.
Tak jarang anthrax memakan korban manusia, seperti kejadian di Kabupaten Bogor
pada tahun 2004. Kekurang hati-hatian dan pemahaman masyarakat yang masih
kurang tentang penyakit ini menyebabkan seringkali terjadinya korban jiwa.
Hewan yang mati mendadak padahal sebelumnya terlihat sehat seringkali di
jadikan pembenaran untuk memotong dan mengkonsumsi dagingnya. Penyakit
Anthrax memang layak ditakuti karena sangat mematikan. Hewan yang terserang,
akan menemui ajal dalam hitungan jam. Jarangnya kejadian anthrax yang menimpa
manusia kadang membuat dokter salah diagnosa terhadap penyakit ini.
Keterlambatan penanganan tentu saja akan berdampak serius bagi penderitanya.
Penyebab Anthrax
Anthrax, antara lain disebut juga penyakit radang limpa, di
sebabkan oleh bacillus anthraxis, sejenis bakteri yang bersifat aerob
(memerlukan oksigen untuk hidup). Bila kontak dengan udara bebas, bakteri ini
dapat membentuk spora yang dapat tahan sampai puluhan tahun didalam tanah.
Masuknya bibit penyakit biasanya melalaui luka atau dari udara yang tercemar
bakteri. Pada hewan ternak banyak terjadi pada saat ternak makan rumput. Daun-daun
atau ranting yang keras dapat melukai mulut atau kaki ternak. Bakteri kemudian
masuk melalui luka atau pun melalui makanan yang tercemar bakteri.
Bacillus Anthraxis merupakan salah satu jenis bakteri yang
sangat berbahaya, tak heran jika sering digunakan untuk keperluan
militer. Serangan senjata biologis seringkali menggunakan bakteri
ini. Jepang, Amerika, Rusia pernah menggunakan bakteri ini sebagai
senjata, puluhan tahun lalu. Dampak kematian dan kesakitan yang luas
dengan harga murah menjadi pilihan bagi beberapa Negara untuk tetap
mempertahankannya sampai sekarang
Gejala Klinis pada hewan
Gejala pada ternak sapi adalah : (a) Demam, gelisah, lemah, paha
gemetar, nafsu makan hilang dan rubuh; (b) Keluar darah dari dubur, mulut dan
lubang hidung. Darah berwarna merah tua seperti kecap atau ter, agak berbau amis
dan busukserta sulit membeku; (c) Pembengkakan di daerah leher, dada dan sisi
lambung, pinggang dan alat kelamin luar; (d) Kematian dalam waktu singkat tanpa
disertai tanda-tanda sebelumnya.
Penanganan Anthrax
Sebelum kasus terjadi sebaiknya dilakukan vaksinasi disemua
hewan yang ada didaerah yang selama ini sering terjadi kasus anthrax dan/atau
daerah maupun tetangga wilayah terdekat
Langkah-langkah yang dilakukan adalah: (1) Laporkan secepatnya ke
Petugas Peternakan setempat; (2) Dilaksanakan pengujian secara laboratorik untuk
kepastian diagnosa penyakit; (3) Hewan/ternak penderita Anthrax dilarang keras
disembelih dan harus diisolasi di di kandang sehingga tidak kontak dengan
ternak lainnya; (4) Hewan/ternak yang mati akibat Anthrax harus cepat di musnahkan
dengan cara dibakar dan dikubur di dalam lubang sedalam 2,5 meter, diberi kapur
dan ditimbun kembali dengan tanah; (5) Kandang, peralatan dan bahan lainnya
yang tercemar spora atau kuman Anthrax harus didesinfeksi (disuci-hamakan) dan
dibakar; (6) Vaksinasi Anthrax terhadap hewan rentan di sekitar lokasi tertular
Anthrax; (7) Penertiban pemotongan liar di Rumah Pemotongan Hewan (RPH); (8) Pengawasan
lalu lintas ternak dan bahan asal hewan; (9) Penutupan daerah oleh Bupati atau
Walikota selama 14 hari sampai dengan 3 bulan. (disesuaikan dengan Perda
setempat)
Anthrax pada manusia
Proses penularan anthrax pada manusia bisa terjadi bila manusia
kontak langsung dengan spora anthrax yang ada di dalam tanah, pada tanaman
ataupun produk-produk hewan yang terjangkit anthrax. Penularan bisa juga
terjadi melalui udara yang mengandung spora anthrax dan Gigitan vektor atau
pembawa kuman Anthrax, misalnya lalat (Tabanus sp.) Tak heran para pekerja
di sektor pengolahan kulit atau pejagalan liar pun rentan terhadap serangan
penyakit ini.
Adapun tipe penyakit ini pada manusia yaitu : (a) Anthrax Kulit :
Kulit biasanya terlihat melepuh seperti luka bakar, disertai deman dansakit
kepala; (b) Antrhax saluran pencernaan : rasa sakit perut yang hebat,
mual, muntah, tidak napsu makan, suhu badan meningkat, hematemesis; (c) Anthrax
paru-paru: ditandai dengan gejala lesu,lemah, batuk dan gangguan saluran
pernafasan; (d) Antraks meningitis : terjadi bila kuman anythrax telah menyrang
otak, sakit kepala hebat, kejang dan penurunan kesaaran biasanya menyertainya.
Pencegahan
Langkah-langkah preventif sebaiknya dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut; membiasakan diri
dengan cara hidup bersih dan sehat, cuci tangan dengan sabun sebelum makan, cuci
sayuran atau buah-buahan sebelum dimakan. Hindari kontak langsung dengan bahan
makanan yang berasal dari hewan yang dicurigai terkena antrax. Memasak daging sampai matang sempurna dan
Vaksinasi rutin anthrax pada sapi. Pemerintah sebaiknya menutup rumah potong
hewan tidak resmi yang beroperasi. Pemotongan hewan tanpa pemeriksaan
kesehatan oleh dokter hewan sangat rentan menularkan penyakit-penyakit
zoonosis.
Kasus-kasus Anthrax
biasanya terjadi pada daerah-daerah yang dalam sejarahnya memang pernah
mengalami kasus serupa. Spora anthrax dalam tanah bisa hidup
selama puluhan tahun. Ketika kasus merebak, semua pihak terlihat sibuk
melakukan penanganan, tapi setelah mereda mereka kembali ke kebiasaan
semula. Sosialisasi tentang gejala dan penanganan penyakit ini sebenarnya sudah
sering dilakukan, tapi kecenderungan masyarakat yang “mudah lupa”, membuat
kasus seperti ini selalu terulang. Pemotongan hewan yang mati mendadak kemudian
memakannya sudah biasa di masyarakat kita. Pemotongan hewan yang terjangkit
anthrax merupakan tindakan yang sangat berbahaya, baik bagi manusia maupun
bagi lingkungan di sekitar. Darah hewan yang kontak dengan udara akan dengan
mudah berubah menjadi spora yang akan menyebar dan mengendap dalam tanah.
Bahaya laten yang tersembunyi dalam tanah ini akan keluar meyerang bila
lingkungannya kondusif. Air yang tergenang merupakan lingkungan yang cocok
untuk bangkitnya bakteri ini.
Penyakit ini layak
ditakuti karena sangat mematikan. Tingkat kematian pada manusia akibat penyakit
anthraks mencapai 18 Persen. Menurut Tjandra, telah terjadi beberapa kasus
anthraks di Indonesia dan beberapa diantaranya berakibat kematian.
Merubah kebiasaan memang bukanlah hal yang mudah tapi dengan
keseriusan dan ketelatenan, suatu saat kita pasti dapat melenyapkan anthrax
dari Negara kita.
Demikian tulisan ini sebagai sarana
penyuluhan peternakan bidang ruminansia, berdasarkan pengalaman penulis sebagai
praktisi dan mantan Pimpinan Pertanian Kecamatan (PPK) Dinas Peternakan di
beberapa kecamatan di Kabupaten Bone dan sekarang tetap sebagai Penyuluh
Pertanian sektor peternakan. Serta sedikit pustaka dari buku-buku selama kuliah
di Fakultas Peternakan Unhas.
Yusran A. Yahya NS (Penyuluh Pertanian Dinas Peternakan dan Keswan Kab. Bone)