DIOLUHTAN-suluhtani. Ternak ruminansia memilki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan ternak nonruminansia, khususnya terletak pada saluran pencernaannya. Ternak jenis ini terdiri dari ruminansia besar diantaranya sapi dan kerbau dan ruminansia kecil diantaranya kambing dan domba.
Ruminansia memiliki sistim pencernaan yang berbeda dengan ternak yang lain. Sistim pencernaan ruminansia memiliki beberapa tahapan dalam mencerna makanan. Mengetahui sistim pencernaan ternak yang dipelihara oleh peternak sangat bermanfaat karena akan diketahui bagaimana cara kerja saluran pencernaan sehingga memudahkan dalam penanganan jika terjadi kasus-kasus pada pencernaan.
Pencernaan adalah tempat dimana makanan diperoses di dalam tubuh. Pencernaan ternak ruminansia berbeda dengan ternak yang lain, ternak ruminansia memiliki lambung ganda. Proses pencernaan ternak ruminansia terjadi secara mekanis (didalam mulut), secara fermentatif (oleh enzim-enzim pencernaan). Organ pencernaan pada ternak ruminansia terdiri dari mulut, rumen, retikulum, omasum, abomasum, usus halus, sekum, kolon dan rektum. Rumen memiliki ukuran yang paling besar yaitu 80 %, retikulum 5 %, omasum 7 % dan abomasum 8 %.
Karena ternak ruminansia
ini di kategorikan salah satu sistem pencernaan hewan yang cukup unik.
Makanannya yang berupa rumput atau tumbuhan, tersusun atas banyak bahan
selulosa yang sulit dicerna yang membuat sistem pencernaan pada hewan
ruminansia mempunyai struktur khusus. Dalam hal
ini berbeda dengan sistem pencernaan pada hewan karnivora dan omnivora, yang ternak/hewan
yang tergolong ruminansia dapat menguyah makanannya hingga dua fase.
Jalannya
makanan :
1. Makanan
dikunyah di mulut masuk ke oesofagus selanjutnya ke rumen yang
berfungsi sebagai tempat sementara bagi makanan yang tertelan.
2. Di rumen
terjadi pencernaan protein dan polisakarida serta fermentasi selulosa oleh
enzim selulosa yang dihasilkan bacteri.
3. Dari rumen
makanan masuk ke retikulum dan makanan dibentuk menjadi bolus.
4. Bolus
dikeluarkan kembali ke mulut untuk dikunyah kembali.
5. Dari mulut
makanan ditelan masuk ke omasum dan bercampur dengan enzim.
6. Selanjutnya
bolus menuju ke abomasum dan terjadi pencernaan secara kimia oleh enzim.
7. Selanjutnya
makanan menuju ke usus untuk diserap sari-sarinya dan sisa-sisa makanan
berupa feses dikeluarkan melalui anus.
Demikianlah
penyuluhan pertanian kali ini mengenai ternak ruminansia yang memang mempunyai
karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan ternak nonruminansia, khususnya
terletak pada saluran pencernaannya. Semoga bermanfaat.
Yusran A. Yahya NS (Catatan Kuliah dan Referensi Lainnya)