DIOLUHTAN-suluhtani. Derap langkah membangun pertanian kembali menggelora semenjak pemerintah mencanangkan Komando Stategi Pembangunan Pertanian (KOSTRATANI). Dibawah komando Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), kegairahan aparat di tingkat Pusat dan daerah, terutana para Penyuluh Pertanian mulai hidup kembali seakan ada secercah cahaya terang dalam menggerakan partisipasi petani, baik sebagai pelaku utama maupun sebagai pelaku usaha.
Ditahun-tahun awal penyelenggaraan Kostratani merupakan Pra Kondisi, terutama melalui kegiatan sosialisasi dan penyiapan inprastuktur Kostratani. Ditingkat pusat dibangun Agricultural War Room (AWR) dan di tingkat kecamatan fasilitas kerja Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) kian dilengkapi, termasuk pengadaan komputer dan peralatan lainnya yang mendukung kinerja Penyuluh Pertanian. Setiap Unit Eselon I lingkup Kementan pun bergerak sigap menopang dalam menyukseskan Kostratani.
Walaupun ditahun awal tersebut merupakan tahun Pra Kondisi Kostratani ditambah lagi pandemi Covid-19, namun gelora dan getaran Kostratani sudah terasa di pelosok perdesaan, terutama di BPP sebagai lembaga terdepan Kostratani. Harapan besar pada tahun-tahun selanjutnya, Kostratani semakin menggelora, terutama dalam menggerakan partisipasi petani dengan memobilisasi penyuluh pertanian.
Dalam
pergerakannya, Kostratani mengoptimalkan tugas, fungsi dan peran BPP dengan
menyelaraskan kemajuan era industrialisasi 4.0. Kostratani berpusat di
Kecamatan, karena pembangunan pertanian dilakukan dari lapangan (desa hingga
kecamatan).
Kostratani
memainkan lima peran strategis yaitu, sebagai pusat data dan informasi, pusat
gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis,
pusat pengembangan jejaring kemitraan. Sebagai pusat data dan informasi bagi
masyarakat, BPP Kostratani dapat memberikan informasi tentang potensi wilayah,
teknologi pertanian juga informasi pasar.
Kostratani
sebagai pusat gerakan pembangunan pertanian, melaksanakan kegiatan unggulan
Kementerian Pertanian seperti Propaktani, Gedor Horti, Gratieks, Korporasi
Petani dan lain sebagainya. Sasarannya adalah kelompok tani, Gapoktan, Kelompok
Wanita Tani, Petani Millenial dan Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP).
Sebagai
pusat pembelajaran, BPP Kostratani diperuntukkan bagi penyuluh, petani dan
Gapoktan hingga KWT dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan sumber
daya manusia pertanian.
Sebagai
pusat konsultasi agribisnis, BPP Kostratani dapat berperan sebagai sekretariat
konsultasi agribisnis untuk petani hingga swasta untuk meningkatkan usaha pertanian
menjadi skala bisnis. Begitu juga peranan BPP Kostratani sebagai pusat pengembangan
jejaring kerjasama. Brigade Kostratani akan memberikan akses dan informasi,
sehingga bisa terbentuk kerjasama dalam bidang pertanian. Mulai dari akses
permodalan hingga kerjasama bisnis lainnya yang tentu membutuhkan jejaring
kerjasama agar semakin berkembang dalam skala bisnis.
Tak
hanya memantau, pimpinan daerah (Camat, Bupati/Walikota hingga Gubernur)
diharapkan membantu pelaku pertanian di perdesaan seperti penyuluh pertanian,
pejabat fungsional lainnya, petani, dan pelaku usaha pertanian untuk berperan
aktif dalam pembangunan pertanian.
Selain
itu, pemimpin daerah diharapkan dapat membantu mengaktifkan peran pemimpin
nonformal seperti KTNA, kelembagaan petani, tokoh masyarakat dan tokoh agama
untuk memotivasi insan pertanian agar terus berproduksi menuju swasembada
pangan berkelanjutan.
Tak
kalah pentingnya, Kostratani juga berperan untuk peningkatan sinergitas pelaku
dan program pertanian dengan Kementerian dan Lembaga lainnya. Serta,
peningkatan jejaring kerja Kostratani dengan instansi pemerintah lainnya dan
swasta di daerah.
Semoga
dengan penyuluhan singkat mengenai peran kostratani dapat menambah pengetahuan
penyuluh dan petani serta stake holder lainnya agar semakin bersinergi dalam
meningkatkan pembangunan pertanian di Indonesia.
Yusran A. Yahya NS (Sumber:
Buku Kostratani, Gerakan Partisipasi Masyarakat dan Mobilisasi Penyuluh
Pertanian 2021)