DIOLUHTAN-suluhtani. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) menyampaikan stok ketersediaan daging komoditas hewani khususnya ruminansia masih tersedia cukup. Hal ini hasil dari pemantauan yang dilakukan sejak H-7 Idul Fitri 1442 H sampai pasca Lebaran. "Kementan terus pantau ketersediaan daging menjelang Idul Fitri 1442 H, kami terus melakukan kegiatan pengawasan terpadu menjamin produk pangan segar asal hewan tersedia dan memenuhi syarat ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal)," ujar Direktur Jenderal PKH, Nasrullah.
Ia menyampaikan, stok hewani masih tersedia meskipun menjelang Idul Fitri terjadi peningkatan pemotongan di Rumah Potong Hewan Ruminansia (RPH-R). Ketersediaan daging pada bulan Mei masih tersedia sebanyak 19.388,13 ton
Meskipun,
di beberapa RPH-R memang terjadi peningkatan pemotongan, misalnya di PD. Dharma
Jaya, Jakarta Timur pada H-3 Lebaran sebanyak 100-200 ekor terdiri dari 90%
sapi jenis brahman cross dan 10% sapi lokal.
Padahal,
PD. Dharma Jaya yang telah memiliki sertifikat NKV dan sertifikat halal ini
dalam waktu normal di luar Idul Fitri hanya melakukan pemotongan sapi berkisar
antara 60-70 ekor/hari berupa sapi jenis Brahman Cross.
Adapun
untuk sumber sapi lokal berasal dari wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan
Jawa Barat. Sedangkan untuk Sapi jenis Brahman Cross berasal dari wilayah
Lampung, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. "Sampai H-5 Idul Fitri, pemotongan di RPH-R PD. Dharma Jaya telah
mencapai sebanyak 176 ekor yang terdiri dari 137 ekor Brahman Cross dan 39 ekor
sapi lokal," ungkap Nasrullah.
Meski
demikian, Nasrullah menerangkan, pemerintah terus berupaya meningkatkan
populasi sapi lokal Indonesia. Maka, setiap RPH-R diimbau tidak melakukan
pemotongan kepada sapi betina produktif di RPH. "Sedangkan, produk karkas dan daging dari RPH ini didistribusikan
untuk kebutuhan masyarakat di wilayah Jabodetabek," imbuh Nasrullah.
Direktur
Kesehatan Masyarakat Veteriner, Syamsul Ma’arif mengatakan, pemerintah juga
menjamin produk pangan segar asal hewan memenuhi persyaratan Aman, Sehat, Utuh
dan Halal (ASUH) di RPH-R jelang, saat dan pasca Hari Raya Idul Fitri 1442 H.
Ia
menambahkan, Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner terus melaksanakan
kegiatan pengawasan terpadu bersama dengan dinas yang membidangi fungsi
peternakan dan kesehatan hewan Provinsi/Kabupaten/Kota di wilayah Jabodetabek.
Serta
berkoordinasi dengan Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis,
Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian dan Badan Penyelenggara Jaminan
Produk Halal, Kementerian Agama terhadap unit usaha RPH-Ruminansia di wilayah
Jabodetabek. "Pengawasan di RPH-R
ini dilakukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan pemotongan di RPH
dapat tetap terlaksana dengan memenuhi persyaratan teknis, sehingga daging yang
dihasilkan tetap terjamin keamanan, kesehatan, keutuhan dan kehalalannya,"
jelas Syamsul.
Selain
aspek keamanan, kesehatan, keutuhan dan kehalalan produk hewan, kegiatan
pengawasan juga dilakukan untuk memastikan bahwa sarana, prasarana dan SDM
RPH-R yang tersedia mampu memfasilitasi secara baik pemotongan hewan yang
mengalami peningkatan hingga 100% dibanding hari-hari biasa. "Di samping itu, memang pihak manajemen
RPH-R sendiri juga telah mempersiapkan diri dalam mengantisipasi meningkatnya
pemotongan hewan menjelang Idul Fitri 1442 H," ucap dia.
Sementara
itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, dalam
memenuhi ketersediaan daging nasional, pihaknya tidak hanya mengandalkan impor,
namun memaksimalkan produksi daging dalam negeri. Ia menyebut ketersediaan
daging juga merupakan arahan dari Presiden Joko Widodo. "Dari 11 komoditi yang ada, Bapak Presiden minta betul-betul harus
di cek dan dikontrol, tidak hanya data, tetapi kita harap ketersediaan pangan
itu betul-betul ada riil di lapangan, dari prognosa atau perkiraaan yang
ada," tutur Mentan SYL.
Re-share: Fanspage Ditjen PKH Kementan RI