DIOLUHTAN-suluhtani. Penyimpanan pakan ternak salah satu cara untuk mempertahankan agar bahan pakan tetap di dalam keadaan baik sebelum dijual yaitu dengan penyimpanan, pengemasan, dan pemberian label secara baik, bobot tidak susut, bau tidak berubah demikian juga warnanya.
Penyimpanan adalah salah satu bentuk tindakan pengamanan yang selalu terkait dengan waktu yang bertujuan untuk mempertahankan dan menjaga komoditi yang disimpan dengan cara menghindari, menghilangkan berbagai faktor yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas komoditi tersebut. Dalam dunia peternakan pakan merupakan faktor penentu keberhasilan usaha, di mana ketersediaannya sangat terkait dengan waktu, sehingga perlu dilakukan penyimpanan. Penyimpanan pakan yang terlalu lama akan menurunkan kualitas dari pakan tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpanan pakan adalah salah satunya teknik atau metode penyimpanan bahan pakan. Teknik atau metode penyimpanan bahan pakan berdasarkan proses pengeluaran atau pemakaian bahan pakan ternak yang biasa digunakan adalah sistem FIFO (First In First Out) atau LIFO (Last In First Out) sama-sama menggunakan pallet (alas gudang) di mana jarak antar tumpukan ada dan tidak sempit.
Macam-macam
metode penyimpanan sebagai berikut :
(a) FIFO adalah
sistem penyimpanan yang berbentuk masuk pertama, keluar pertama;
(b) LIFO adalah
system penyimpanan yang berbentuk terakhir masuk, pertama keluar;
(c) STATIC FIFO
dan STATIC LIFO tidak ada perubahan mengenai posisi barang hanya satu kali
pengaturan;
(d) DECK LIFO
metode seperti LIFO tetapi barang pertama masuk diletakkan di ujung secara
bertahap mundur ke belakang;
(e) RAS (Random
Access) metodenya lebih mudah karena jika barang tidak dikeluarkan dapat
diambil secara acak tetapi tetap memperhatikan lokasi penyimpanan yang baik.
Teknik
atau metode penyimpanan bahan pakan berdasarkan jenis bahan pakan yang disimpan
adalah: (a) Bahan pakan berlemak tinggi. Bahan pakan berlemak tinggi dapat
menyebabkan ketengikan dalam penyimpanan yang terlalu lama akibat adanya proses
oksidasi. Contoh bahan pakan berlemak tinggi adalah: bungkil kelapa. Solusi
untuk menangani bahan pakan yang mengandung lemak tinggi adalah tidak
menyimpannya terlalu lama, penumpukannya dalam jumlah sedikit dan tidak terlalu
banyak dalam proses pembuatan bahan pakan tersebut (disesuaikan dengan kebutuhan
pemakaian); (b) Bahan berupa cairan. Bahan pakan berupa cairan seperti, molases
dalam hal penyimpanan yang perlu diperhatikan adalah wadah bahan tersebut (baik
jenis dan bentuk); (c) Bahan pakan berkadar air tinggi. Bahan dengan kandungan
air yang lebih rendah akan lebih tinggi daya simpannya dibandingkan dengan
bahan dengan kadar air yang lebih tinggi. Semakin tingginya kadar air suatu
bahan pakan maka dapat mengakibatkan memacu tumbuhnya jamur. Sebaiknya bahan
pakan yang memiliki kadar air yang sangat tinggi tidak disimpan dalam gudang
penyimpanan yang bersuhu tinggi pula, karena dapat mempercepat proses
penjamuran. Contoh bahan pakan berkadar air tinggi: jagung, tepung ikan; (d)
Suplemen dan Aditif. Penanganan dan penyimpanan dilakukan secara khusus terhadap
barang yang datang dengan melakukan pencatatan yang meliputi informasi : nama,
manfaat, tanggal penerimaan, jumlah, nama suplier, kode barang (kalau
tersedia), pengembalian jika ada barang yang rusak.
Selain
memperhatikan metode penyimpanan juga perlu perhatian terhadap konstruksi
bangunan pabrik pakan diusahakan dapat meminimalisir masuknya hama, burung,
serangga dan hewan lainnya dari daerah sekitarnya. Perawatan terhadap bangunan
dan lantai dasar diperhatikan supaya menciptakan kondisi bersih saat pegawai
sedang bekerja dan berlangsungnya produksi pakan. Peralatan yang tidak
digunakan bisa dipindahkan untuk mencegah menjadi tempat berkembang biaknya
hama. Di dalam bangunan juga harus disediakan ruang untuk fasilitas dan ruang
gerak bagi pegawai dalam bekerja.
Penggambaran
tentang proses produksi pakan, contohnya meliputi: Area untuk penerimaan dan
penyimpanan bahan pakan dan suplemen. Penambahan ruang untuk pengolahan
biji-biji. Area tempat untuk pencampuran pakan. Tersedianya area untuk
perawatan peralatan.
Dengan mengetahui teknik penyimpanan yang baik diharapkan para produsen dapat mengurangi kerugian (ekonomis) untuk menjaga kualitas pakan. Dianjurkan para produsen pakan menggunakan teknik penyimpanan secara FIFO (First In First Out) supaya lebih mudah mengontrol keluar masuknya pakan dan kualitas pakan tetap terjaga.
Yusran A. Yahya NS (Penyuluh Pertanian Dinas PKH Kab. Bone) Dikutip dari Bahan Ajar Ilmu Nutrisi Ruminansia UGM, 2012 dan Artikel Sinar Tani