Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kec. Patimpeng Kab. Bone menggelar pertemuan dan penyuluhan terpadu dengan para pelaku sektor pertanian tingkat Desa, Kamis (11/02/2021) di aula Pertemuan Kantor Desa Batulappa, Kec. Patimpeng. Kegiatan ini dihadiri oleh Korluh BPP Patimpeng, PPK TPHP Patimpeng, Kepala Desa Batulappa beserta aparat, Penyuluh Wil.Batulappa, Pengecer pupuk Wil. Batulappa, para pengurus Kelompok Tani serta para penyuluh se-Kec Patimpeng.
Koordinator
penyuluh (Korluh) BPP Patimpeng, Andi Elya Azis, SPt, menyampaikan pertemuan
ini untuk menyama-ratakan persepsi dan pengetahuan petani tentang proses
distribusi pupuk bersubsidi dan kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) beberapa
jenis pupuk bersubsidi.
Elya
mengungkapkan bahwa seperti diketahui, Kementerian Pertanian telah menerbitkan
Permentan No. 49 Tahun 2020 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk
Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2021. ”Dalam peraturan tersebut, harga pupuk urea yang semula Rp.1800/kg,
naik Rp.450 menjadi Rp.2.250/kg, lalu pupuk SP-36 dari HET Rp.2.000/kg naik Rp.400
sehingga menjadi Rp.2.400/kg. Sementara itu, pupuk ZA mengalami kenaikan Rp.300
menjadi Rp.1.700/kg dan pupuk organik granul naik sebesar Rp.300, dari yang
semula Rp.500/kg menjadi Rp.800/kg. Hanya pupuk jenis NPK yang tidak mengalami
kenaikan HET dan tetap Rp.2.300/kg” papar Elya.
Lebih
lanjut, Elya mengungkapkan dalam arahannya bahwa pupuk bersubsidi itu
diperuntukkan bagi petani yang tergabung dalam kelompok tani, dan namanya telah
terdaftar dalam sistem e-RDKK (elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok
Tani). Khusus penyaluran pupuk bersubsidi, di wilayah ini belum menggunakan
fasilitas Kartu Tani, sehingga dalam penyalurannya petani harus menyetorkan
fotokopi KTP dan mengisi form penebusan (Form 1) yang disiapkan oleh Kios Pupuk
Lengkap (PKL). “Kegiatan proses
verifikasi dan validasi penyaluran pupuk bersubidi di tahun ini, nantinya akan
menggunakan sistem elektronik. Tim verval kecamatan akan memverifikasi dan
memvalidasi penyaluran melalui sistem e-verval Kementerian Pertanian”
ungkap Elya ditemui terpisah.
Sementara para petani di Desa Batulappa tidak mengeluhkan kenaikan HET pupuk, mereka hanya berharap agar pupuk subsidi tersedia setiap saat. “Kami para petani berharap pemerintah bisa memberi keleluasaan berbudidaya dengan mempermudah keberadaan pupuk walau harga pupuk dinaikkan, semoga hal tersebut juga harus selaras dengan harga produk pertanian. Harga produk pertanian yang masih tergolong rendah, juga belum bisa memberikan kesejahteraan bagi petani” ungkap Andi Hairuddin yang juga Kepala Desa Batulappa.
Dalam
kegiatan tersebut juga dibicarakan mengenai persiapan dalam menghadapi musim tanam
April-September, pemanfaatan limbah pertanian sebagai pupuk, pengendalian hama
penyakit tanaman serta rancang bangun usaha pertanian. Penyuluhan terpadu ini
dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan penyebaran
Covid-19 dengan 3 M (menggunakan Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak).
Y.A.Yahya / A.Elya