DIOLUHTAN-suluhtani. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) merupakan kelembagaan penyuluhan pemerintah yang paling depan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Para penyuluh di BPP merupakan ujung tombak keberhasilan pembangunan pertanian. Keberadaan para penyuluh yang langsung berhubungan dengan para pelaku utama maupun pelaku usaha sangat menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan suatu program atau kegiatan terutama dalam hal penyampaian informasi, percepatan inovasi teknologi, dan perubahan perilaku dan sikap para petani.
Program pembangunan pertanian dalam arti luas sudah menjadi ketetapan pemerintah baik pemerintah pusat secara nasional maupun provinsi serta kabupaten guna memenuhi kebutuhan pangan nasional. BPP memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan pertanian di pedesaan, sekaligus garda terdepan pelaksanaan sistem penyuluhan pertanian di lapangan. Dalam wadahnya (BPP) itu para penyuluh selaku pendamping pelaku utama dan pelaku usaha di pedesaan melaksanakan penyuluhan berdasarkan programa penyuluhan dan menyediakan maupun menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi, informasi pembiayaan dan pasar.
Memasuki bulan Februari 2021, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Patimpeng melaksanakan Rapat Koordinasi yang pertama setelah adanya perubahan struktur kepemimpinan di BPP tersebut (Selasa, 02/02/2021). Rakor dipimpin langsung oleh Korluh BPP Patimpeng Andi Elya Azis, SPt. Dalam rakor tersebut membahas tentang rencana penerapan sasaran kinerja pegawai PPPK, sosialisasi HET dan distribusi pupuk ke petani, pemanfaatan IT dan Cyber Ekstension untuk penyuluhan, pembenahan kantor BPP, penelusuran inventaris kantor, serta pengendalian hama dan penyakit yang berpotensi dapat menurunkan produktifitas tanaman.
Pertemuan tersebut dihadiri semua personil penyuluh pertanian baik PPPK, THL-TB, Swadaya dan PPK Patimpeng serta Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Patimpeng lingkup Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bone. Pertemuan resmi tersebut dilakukan untuk menyatukan persepsi, data, informasi dan rencana penyuluhan ke depan. Selain itu dalam pertemuan juga dilakukan kilas balik kinerja penyuluhan sekaligus pembahasan singkat mengenai penyelarasan kegiatan penyuluhan pertanian berdasarkan masing-masing programa, SKP dan Permentan 35/2009 tetang juknis pelaksanaan jabatan penyuluh pertanian.
“BPP yang andal, apabila
memiliki kapasitas mengembangkan kemandirian petani, sehingga mampu mengolah
usaha taninya secara produktif, efektif dan efesien serta berdayasaing.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengembangan sistem penyuluhan pertanian
sangat diperlukan. Khususnya dalam mendukung percepatan proses penyuluhan pertanian
di berbagai tingkatan” tutup Elya.
Andi Elya / Y.A.Y