DIOLUHTAN-suluhtani. Anda pasti sering mendengar istilah nutrisi yaitu segala sesuatu tentang makanan dan minuman serta asupan lainnya dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/tubuh, namun kebanyakan orang masih awam menangani antinutrisi. Pada umumnya, pakan yang kamu berikan ke ternak mengandung berbagai nutrisi yang berguna bagi pertumbuhan dan perkembangannya.
Ternak seperti sapi, kambing, dan domba serta aneka ternak lainnya seperti marmut, kelinci dan sebagainya membutuhkan hijauan seperti rumput dan dedaunan untuk memenuhi kebutuhan pakannya. Sebagai makhluk hidup, tumbuhan yang dikonsumsi oleh hewan ternak juga memiliki sistem pertahanan dari gangguan luar.
Beberapa tumbuhan dapat menghasilkan senyawa tertentu untuk melindungi dirinya. Bagi tumbuhan memang menguntungkan, namun bagi ternak tentu saja merugikan. Karena dapat mengganggu kesehatan mereka. Senyawa itulah yang dinamakan dengan istilah antinutrisi.
Pada penyuluhan sederhana kali ini, mari kita bahas mengenai apa itu antinutrisi dan apa saja zat antinutrisi yang terkandung di dalam pakan ternak.
A. Pengertian Antinutrisi
Antinurisi merupakan senyawa berbahaya yang terkandung dalam pakan hewan. Senyawa tersebut berasal dari metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tumbuhan di samping metabolit primer. Metabolit primer yang dihasilkan oleh tumbuhan berupa protein, lemak, pati, polisakarida, dan hemiselulosa.
Sedangkan metabolit sekunder yang dihasilkan adalah
senyawa antinutrisi yang apabila dikonsumsi dalam jumlah lebih dapat mengganggu
kesehatan ternak, seperti gangguan pertumbuhan dan tingkah laku hewan.
B. Senyawa Antinutrisi
Beragam contoh senyawa antinutrisi yang harus kamu ketahui. Hal itu penting bagi kamu supaya dapat membuat pakan yang berkualitas. Yaitu dengan melihat gizi yang terkandung di dalam bahan pakan, maupun zat antinutrisinya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, zat antinutrisi merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tumbuhan.
Metabolit sekunder tersebut di antaranya adalah :
1.
Alkaloid
Alkaloid
terdiri dari kokain, kafein, morfin, heroin, nikotin, kinin, atropin, tiramin,
theobromin, solanin, phylloerithrin, dan pyrrolizidine.
Theobromin merupakan zat antinutrisi yang sering ditemukan, yaitu pada kulit buah dan kulit biji kakao. Begitu juga dengan nikotin yang terkandung di dalam daun tembakau.
Ternak
yang mengkonsumsi theobromin terlalu banyak akan mengalami kondisi kejang dan
berujung pingsan, karena berefek langsung pada peningkatan frekuensi detak jantung.
Zat lainnya adalah phylloerithrin yang terkandung di dalam Lantana camara (tembelekan), dan pyrrolizidine yang terkandung di dalam Crotalaria. Pyrrolizidine dapat mengakibatkan keracunan pada ternak yang memakannya, begitu juga dengan phylloerithrin yang dapat menyebabkan fotosensitiasi dermatitis pada ternak.
2.
Coumarin
Coumarin merupakan senyawa antinutrisi yang terdapat pada tanaman sweet clover “Gliricidia maculata”. Senyawa ini bisa membuat ternak mengalami defisiensi (kekurangan) vitamin K. Karena bersifat antagonis terhadap vitamin tersebut.
3.
Isoflavon
Bagi
tumbuhan, isoflavon berguna sebagai cadangan nutrisi. Isoflavon terdiri dari
pisatin, medicagol, coumestrol, phaseolin, equol, genistein, lucernal,
repensol, trifoliol, dan biokanin A yang terdapat pada rumput benggala.
Berbagai zat isoflavon tersebut dapat bisanya terkanung di dalam leguminosa. Zat-zat tersebut dapat menyebabkan kemandulan pada domba.
4.
Mimosin
Senyawa
mimosin bersifat toksik bagi hewan ternak. Karena dapat mengakibatkan depilasi
(kerontokan bulu pada permukaan kulit). Mimosin dapat ditemukan dengan
mudah pada daun lamtoro. Tingkat kandungan mimosin di dalam daun lamtoro
ditentukan oleh kematangan tumbuhan tersebut.
5.
Glikosida
Metabolit
sekunder yang harus kamu ketahui selanjutnya adalah golongan glikosida, seperti
flavonoid glicosides, cyanogenic glicosides (HCN atau asam sianida),
thyoglicosides, dan saponin. Senyawa antinutrisi golongan glikosida yang
paling sering dijumpai adalah saponin, yaitu pada tumbuhan alfalfa,
kacang tanah, turi, dan daun gamal.
Efek
saponin yang ditimbulkan pada ternak adalah gangguan pencernaan. Karena menyebabkan
iritasi mukosa mulut dan saluran pencernaan sehingga absorbsi terganggu. Hewan
ternak yang diberikan pakan dengan kandungan saponin tinggi pertumbuhannya
terhambat.
Karena tumbuhan yang mengandung saponin memiliki rasa pahit, sehingga palatabilitas pakan terganggu dan terjadi gangguan pertumbuhan. Lebih mengerikan lagi, saponin juga dapat menyebabkan abortus, kegagalan pembentukan zigot, dan kegagalan implantasi.
Namun,
baru-baru ini diketahui bahwa saponin juga memiliki manfaat bagi ternak. Yaitu sebagai
zat anti protozoa. Karena kemampuannya membentuk kompleks ireversibel
dengan steroid pada dinding sel protozoa. Sehingga membarn sel protoza dapat
hancur.
Saponin
sering dimanfaatkan oleh manusia sebagai zat antivirus, antifungi (anti jamur),
dan zat penurun kolesterol, serta dapat digunakan untuk menghambat sel tumor.
(Yanuartono, 2017). Zat antinutrisi lain golongan glikosida adalah HCN yang
terdapat pada tanaman sorgum dan ketela pohon.
HCN merupakan senyawa yang berbahaya, baik bagi ternak maupun manusia. Ternak yang mengkonsumsi asam sianida dengan jumlah banyak akan mengalami kematian dalam beberapa detik saja.
Bahkan ternak domba dengan bobot 12 kg akan mati mendadak jika mengkonsumsi pakan yang
mengandung sianida 250 gram. Itu membuktikan bahwa asam sianida sangat
berbahaya. Dosis aman HCN pada tumbuhan adalah di bawah 500 ppm (part
per million). Kadar HCN dalam tanaman dapat dikurangi dengan perlakuan mekanis
dan kimiawi, seperti pelayuan, pengeringan, dan penambahan thio sulfat.
HCN
juga merupakan senyawa yang mudah larut dan menguap dengan penambahan air. Oleh
karena itu, ternak yang keracunan asam sianida jika diberi air akan lebih mudah
mengalami kematian.
6. Lignin dan Silika
Jika
dikonsumsi terlalu banyak, dapat menyebabkan penurunan laju degradasi pada
rumen ternak. Contohnya pada jerami padi (tanpa perlakuan fermentasi, amoniasi)
7. Asam Oksalat
Merupakan
zat antinutrisi yang dapat ditemukan pada rumput tropika, Setaria sp, dan
Indigofera spicata. Asam oksalat yang dikonsumsi secara berlebihan dapat
mengalami hypocalcemia. Yaitu defisiensi calcium (Ca) dalam darah.
8. Phenol
Zat
antinutrisi golongan phenol terdiri dari Gossypol (Gosipol) dan Tannins
(Tanin). Gossypol dapat ditemukan dalam biji kapas. Dapat
menyebabkan keracunan karena terakumulasi ke dalam berbagai jaringan, terutama
hati.
C. Kesimpulan
Zat antinutrisi pada pakan hewan merupakan sesuatu
yang harus diketahui, baik oleh peternak maupun dokter hewan. Karena manajemen
pakan yang baik adalah kunci sukses membangun peternakan yang sukses.
Terdapat berbagai zat antinutrisi yang terkandung
dalam berbagai macam tumbuhan juga. Dengan mengetahui antinutrisi yang
terkandung di dalam bahan pakan, kamu dapat menghindarkan ternak kamu dari hal
yang tidak diinginkan. Semoga bermanfaat.
Yusran A. Yahya NS (Source: wikipedia dan www.vetmedicinae.com)