DIOLUHTAN-suluhtani. Budidaya sapi pedaging bagi sebagian besar masyarakat perdesaan masih dilakukan secara tradisional tetapi sebagian besar sudah menggunakan teknologi dalam pemeliharaan ternaknya. Ternak sudah menjadi usaha pokok walaupun masih ada yang menjadikannya usaha sampingan selain bertani tanaman pangan sebagai pekerjaan pokoknya. Karena masih ada yang hanya sampingan, maka jumlahnya pun sangat terbatas, rata-rata 2 – 4 ekor per KK. Bahkan ada yang cuma pelihara 1 ekor. Beternak dianggap sebagai menabung. Untuk berjaga seandainya ada kebutuhan mendesak, misal untuk keperluan anak sekolah, kuliah, anak sakit dan kebutuhan mendesak lainya.
Semestinya beternak harus serius dan profesional, bukan lagi hanya dianggap sebagai tabungan atau pekerjaan sampingan. Beternak perlu dikelola dengan baik menuju ke arah yang lebih maju, dangan harapan peternak dapat mengerti dan menyadari arti pentingnya produktivitas ternak.
Olehnya itu, untuk menyikapi hal tersebut, salah satu upaya untuk meningkatkan populasi dan produktivitas ternak sapi dapat dilakukan melalui kawin suntik yang dalam bahasa ilmiahnya adalah artificial insemination (AI) atau inseminasi buatan (IB). Hal tersebut adalah sebagai salah satu upaya penerapan teknologi tepat guna untuk meningkatkan populasi dan mutu genetik ternak, sehingga dapat menghasilkan keturunan atau pedet dari bibit pejantan unggul.
IB ini bertujuan agar: (a)
meningkatkan mutu ternak lokal; (b) mempercepat peningkatan populasi ternak; (c) menghemat penggunaan pejantan; (d) mencegah
adanya penularan penyakit kelamin akibat perkawinan alam, perkawinan silang
antar berbagai bangsa/ ras dapat dilakukan.
Inilah beberapa keuntungan
jika kita IB, antara lain: (1) menghemat biaya, dengan adanya inseminasi buatan peternak
tidak perlu lagi memelihara pejantan sapi, sehingga biaya pemeliharaan hanya
dikeluarkan untuk indukan saja; (2) menghewat
waktu, di mana untuk mengawinkan sapi, peternak tidak perlu lagi mencari sapi
pejantan (bull), mereka cukup menghubungi inseminator di daerah mereka dan
menentukan jenis bibit (semen) yang mereka inginkan; (3) dapat mengatur jarak beranak/calving interval ternak dengan baik; (4) peternak dapat memilih jenis/ bangsa ternak yang diinginkan.
misalnya sapi limousin, simental, peranakan ongole, brahman, brangus, FH, bali
dan lain-lain); (5) berat lahir lebih tinggi dari pada
hasil kawin alam. hal ini karena semen yang digunakan berasal dari
pejantan-pejantan unggul; (6) mencegah
terjadinya kawin sedarah pada ternak; (7) dapat
memanfaatkan kemajuan teknologi yang baik sehingga sperma/semen dapat disimpan
dalam jangka waktu yang lama, jadi semen beku ini masih dapat dipakai untuk
beberapa tahun kemudian walaupun pejantan yang diambil semennya telah mati; (8) menghasilkan generasi baru anak bakalan penghasil daging
yang berkualitas (ternak potong) dan meningkatklan produksi susu pada ternak
perah betina, perbaikan mutu genetik menjadi lebih cepat; kemungkian
pertumbuhan berat badan anak lebih cepat karena hasil perkawinan dari pejantan
unggul.
Demikian uraian singkat dan sederhana mengenai pengenalan Inseminasi Buatan (IB)
baik itu mengenai tujuan dan manfaatnya. Ayooo yang rajin beternak sapi untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat di pedesaan.
Yusran
A. Yahya NS (Dari berbagai sumber serta Materi Penyuluhan)