DIOLUHTAN-suluhtani. Mastitis atau radang susu pada kambing banyak dijumpai dan merugikan petani secara ekonomis. Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri penyebab mastitis klinis maupun subklinis pada kambing. Tujuan dari penyuluhan elektronik ini untuk memberikan informasi mengenai mastitis klinis dan subklinis pada kambing PE yang disebabkan oleh S. aureus. Informasi tersebut mulai dari aspek epidemiologi, gejala klinis, patogenesis, diagnosis, pengobatan serta pencegahan dan pengendalian.
Salahsatu metode pencegahan mastitis adalah pencelupan ambing/puting yang merupakan perlakuan mencelupkan puting sapi pada larutan antiseptic dengan lama waktu tertentu setelah pemerahan untuk mencegah masuknya bakteri ke dalam kambing dan mencegah terjadinya mastitis. Salah satu alternatif pencegahan penyakit mastitis adalah dengan menggunakan antiseptik berasal dari alam yang diharapkan tidak menimbulkan resistensi, lebih alami dan meminimalisir masuknya zat-zat kimia Antiseptik dapat dibuat dari bahan alami seperti daun kelor, daun sirih, daun sambiloto, daun kersen. Hasil penelitian, antiseptik bahan alami tersebut memiliki kemampuan yang sama dengan antiseptik kimia seperti Iodips.
ANTISEPTIK BAHAN ALAMI
Daun
kersen (Muntingia calaburaL.), sirih dan kelor (Moringa oleifera ) dapat
dijadikan sebagai antiseptic karena mengandung senyawa tannin, flavonoid dan
saponin. Mekanisme ketiga senyawa aktif ini adalah bekerja pada bakteri dengan
cara merusak membrane sitoplasma. Membran sitoplasma bakteri sendiri berfungsi
mengatur masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi, apabila membran sitoplasma
rusak maka metabolit penting dalam bakteri akan keluar dan bahan makanan untuk
menghasilkan energi tidak dapat masuk sehingga terjadi ketidakmampuan sel
bakteri untuk tumbuh dan pada akhirnya terjadi kematian Tanin merupakan senyawa
yang memiliki zat antibakteri dengan cara kerja mengkerutkan dinding sel atau
membran sel yang telah lisis akibat senyawa saponin dan flavonoid, sehingga
menyebabkan senyawa tannin dapat dengan mudah masuk ke dalam sel bakteri dan
mengkoagulase protoplasma sel bakteri, akibatnya sel tidak dapat melakukan
aktivitas hidup dan pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati. Saponin adalah
senyawa aktif yang kuat dan mempunyai kemampuan antibakterial. Saponin dapat
meningkatkan permeabilitas membran sel bakteri sehingga dapat mengubah struktur
dan fungsi membran, menyebabkan denaturasi protein membran sehingga membran sel
akan rusak dan lisis sehingga bakteri mati.
Flavonoid
bersifat desinfektan yang bekerja dengan cara mendenaturasi protein yang dapat menyebabkan
aktifitas metabolisme sel bakteri berhenti karena semua aktifitas metabolisme
sel bakteri dikatalisis oleh suatu enzim yang merupakan protein. Berhentinya
aktifitas metabolisme ini akan mengakibatkan kematian sel bakteri. Flavonoid
juga bersifat bakteriostatik yang bekerja melalui penghambatan sintesis dinding
sel bakteri. Dinding bakteri yang terkena flavonoid akan kehilangan
permeabilitas sel.
PEMBUATAN
ANTISEPTIK BAHAN ALAMI
DAUN
KERSEN
- Cuci daun kersen
hingga bersih kemudian ditiriskan bebas air.
- Cincang
melintang dan membujur
- Sediakan Air
bersih (bukan air yang mengandung kaporit) 50 ml
- Sediakan Daun
kersen 500 gr
- Rebus daun
kersen dengan air mendidih selama 15 menit.
- Masukkan kedalam
wadah dengan ukuran 250 ml dan dinginkan
SAMBILOTO
- Sediakan air
bersih (bukan air yang mengandung kaporit) 10 liter
- Sediakan daun
sambiloto tua kering 500 gram
- Rebus daun
sambiloto tua hingga air rebusan tinggal setengahnya.
- Masukkan kedalam
wadah dengan ukuran 250 ml dan dinginkan
DAUN KELOR
- Sediakan air
bersih (bukan air yang mengandung kaporit) 800 ml
- Sediakan daun
kelor 200 gram
- Blender daun
kelor dengan air
- Saring
- Masukkan kedalam
wadah dengan ukuran 250 ml
DAUN SIRIH
- Sediakan air
bersih (bukan air yang mengandung kaporit) 750 ml
- Sediakan Daun
sirih hijau atau sirih kuning 7-10 lembar
- Rebus daun sirih
hingga air rebusan berwarna tampak kehijauan (kurang lebih 750C)
- Pastikan warna
air tidak pekat dan tidak mengental
- Masukkan kedalam
wadah dengan ukuran 250 ml dan dinginkan Setelah pemerahan selesai, setiap
ternak dilakukan celup puting. Adapun proses celup puting sebagai berikut :
- Bersihkan
putting dari krim pelicin (vaselin) agar cairan aseptik alami ini bisa masuk ke
lubang puting.
- Masukkan air
rebusan tadi kedalam gelas ukuran 250 ml
- Celupkan ke
putting ternak cairan rebusan daun sirih selama 30 detik hingga 1 menit.
- Pencelupan
dilakukan dua kali sehari setelah pemerahan. Selain dicelupkan air rebusan daun
sirih juga dapat disuntikkan kedalam putting apabila ternak sudah terindikasi
positif terkena mastitis
Cara penyuntikan yaitu
1) Sediakan alat suntik (spet), buang jarumnya; 2) Isi alat suntik dengan
cairan daun sirih; 3) Urut areal puting ketas agar cairan desinfektan menyebar
ke seluruh bagian puting. Tunggu sekitar 1 menit, kemudian keluarkan lagi dengan
cara mengurut ke arah lubang puting
Sama dengan cara
pencelupan metode penyuntikan juga dilakukan secara rutin dua kali sehari
setelah proses pemerahan.
Demikianlah
pengendalian mastitis dengan cara alami, semoga bermanfaat.
Re-Suluh: Yusran
A. Yahya NS (Sumber: BPTP Balitbangtan Jawa Barat)