DIOLUHTAN-suluhtani. Masalah
pemberian pakan pada ruminansia telah mendapat banyak perhatian di daerah
tropis. Sebagian besar ruminansia mendapatkan pakan jerami berkualitas rendah,
limbah tanaman pertanian dan industri. Saat ini urea telah banyak tersedia dan
digunakan sebagai sumber amonia untuk memperbaiki nilai nutrisi dari berbagai
macam hijauan serta limbah tanaman. Lebih lanjut, penambahan urea sebagai
suplemen relatif mudah penanganannya untuk diaplikasikan, murah dan bermanfaat
sebagai pengganti protein alami dalam ransum.
Meskipun penggunaan urea sebagai
suplemen pakan memiliki potensi keuntungan ekonomi sebagai sumber N, namun
memiliki kelemahan dan keterbatasan pada penggunaannya. Pemberian urea yang
berlebihan, pencampuran dalam pakan yang tidak merata atau kesalahan dalam
penghitungan jumlah urea ke dalam ransum akan akan dapat mengakibatkan
keracunan pada ternak.
Tujuan
pemberian Urea pada ruminansia adalah dalam rangka meningkatkan kadar protein
dalam pakan ternak. hal mendasar yang perlu dipahami adalah bahwa Urea adalah
NPN (Non Protein Nitrogen) atau Nitrogen yang bukan protein. Terus kenapa kok
masih diberikan kepada ternak..? Dalam penyuluhan kali ini kita mencoba
mengulasnya. Begini, nitrogen adalah penyusun utama asam amino dan asam amino
adalah penyusun protein. Jadi dengan logika ini penjual konsntrat menambahkan
UREA karena analisa proksimat kadang tidak membedakan antara nitrogen yang
protein dan yang NPN.
Pemberian
Urea pada pakan ternak yag berlebihan bisa berbahaya karena akan bisa
menyebabkan diare dan ambruk.
Pertama,
Diare.
Jika
tubuh tidak bisa menyerap/mencerna sesuatu, maka tubuh akan berusaha
mengeluarkan "sesuatu" tersebut, tidak terkecuali NPN ini. Kadar
Nitrogen yang berlebih akibat peberian Urea ini akan menyebabkan tubuh tidak
bisa sepenuhnya menyerap seluruh nitrogen tersebut dan tentu saja akan
dikeluarkan kembali dalam bentuk diare.
Kedua,
ambruk.
Metabolisme
Nitrogen itu berlawanan dengan metabolisme Magnesium. Artinya tingginya kadar
nitrogen dalam darah akan secara otomatis menekan fungsi Magnesium. Masalahnya,
Magnesium ini adalah mineral utama yang berfungsi dalam melakukan perangsangan
metabolisme Kalsium. Jadi kalo metabolisme Magnesium terganggu atau terhenti,
maka metabolisme Kalsium juga akan terganggu/terhenti. Masalahnya akan
berlanjut menjadi ambruk karena sapi tidak bisa menggunakan kalsium yang
merupakan mineral utama untuk memfungsikan syaraf dan otot.
Jadi kesimpulannya, sebaiknya tidak menggunakan Urea dalam pakan, tetapi Urea bisa digunakan untuk meningkatkatkan kualitas pakan, contohnya sebagai bahan amoniasi pakan.
Jadi kesimpulannya, sebaiknya tidak menggunakan Urea dalam pakan, tetapi Urea bisa digunakan untuk meningkatkatkan kualitas pakan, contohnya sebagai bahan amoniasi pakan.
Yusran A. Yahya NS
Penyuluh Pertanian Disnak Bone,Sulsel