DIOLUHTAN-suluhtani. Jika ternak anda kurang sehat, adakalanya ternak tersebut jika diberi makan-minum yang cukup akan sembuh dengan sendirinya, tetapi jika tidak kunjung membaik, maka pengobatan adalah solusinya. Tidak semua penyakit memerlukan antibiotik dalam proses penyembuhannya. Untuk itu ketahui penyakit apa saja yang benar-benar antibiotik dalam membantu proses penyembuhannya?
Antibiotik adalah molekul kecil yang bisa membunuh atau menghentikan pertumbuhan bakteri dengan cara menghambat fungsi penting dari sel bakteri. Untuk itu antibiotik akan diberikan jika suatu penyakit disebabkan oleh infeksi bakteri, dan menjadi sia-sia jika diberikan pada penyakit akibat virus. "Yang butuh antibiotik itu jika disebabkan oleh infeksi bakteri," ujar Yusran A. Yahya, Penyuluh Pertanian Dinas Peternakan Kab.Bone, Sulsel.
Yusran menuturkan banyak sekali keluhan pasien karena virus, jamur atau protozoa lain. Jika penyakit-penyakit ini diberikan antiiotik maka penangannya menjadi tidak tepat. "Sebagian infeksi saluran pernapasan atas disebabkan oleh virus yang bisa sembuh sendiri, meski kadang disebabkan oleh bakteri juga. Untuk itu diperlukan pemeriksaan yang tepat, bisa dengan pemeriksaan fisik atau laboratorium," ungkapnya.
Umumnya infeksi seperti demam, flu, batuk pilek, radang tenggorokan, diare dan beberapa penyakit infeksi telinga disebabkan oleh virus sehingga tidak mempan jika diberikan antibiotik. Ini karena antibiotik tidak membunuh virus.
Bila di ternak, biasanya penyakit yang menyerang yang disebabkan oleh virus yaitu Tetelo/ND, Malignat Catrrahal fever (ingusan), flu burung (AI), penyakit mulut dan kuku (PMK) dan sebagainya bahkan rabies pada anjing, kucing dan kera.
Antibiotik ini harus dibeli dengan menggunakan resep dokter, karena penggunaannya harus tepat dan sesuai dengan kebutuhan atau dosis yang diberikan. Hal ini karena ada risiko terjadinya resistensi atau kekebalan bakteri terhadap antibiotik.
Untuk itu pasien sebaiknya tidak menebus antibiotik dengan menggunakan resep yang sudah lama, atau berusaha mengobati diri sendiri dengan membeli antibiotik langsung tanpa resep. "Jika 2-3 hari penyakit tidak kunjung sembuh, sebaiknya periksakan ke dokter hewan. Melalui anamnesis dan pemeriksaan dokter hewan bisa mengetahui apakah pasien butuh antibiotik atau tidak," ujar dr Sandra.
Kinerja Antibiotik Pada Ternak
Kinerja Antibiotik Pada Ternak
Antibiotk memang obat yang telah menyelamatkan banyak jiwa, tapi ia tidak bisa menyembuhkan semua macam penyakit. Hal yang penting diketahui adalah antibiotik hanya dapat menyembuhkan penyakit infeksi bakteri.
Karena biasanya antibiotika bekerja sangat spesifik pada suatu proses, mutasi yang mungkin terjadi pada bakteri memungkinkan munculnya strain bakteri yang kebal (resisten) terhadap antibiotika tertentu. Itulah sebabnya, pemberian antibiotika biasanya diberikan dalam dosis yang menyebabkan bakteri segera mati dan dalam jangka waktu yang agak panjang agar mutasi tidak terjadi.
Penggunaan antibiotika yang 'tanggung' hanya membuka peluang munculnya tipe bakteri yang kebal. Oleh karena itu satu dosis lengkap atau satu cure antibiotika harus dihabiskan semuanya, walaupun kadang-kadang baru setengah cure saja tampaknya sudah sembuh.
Bakteri tertentu pada hewan tertentu kadang-kadang sulit disembuhkan, karena bakteri tersebut kadang-kadang sudah mengalami resistensi terhadap beberapa antibiotika tertentu. Oleh karenanya perlu dilakukan kultur (biakan) di Laboratorium Klinik terhadap specimen (air seni, darah, faeces, dahak, ingus atau secret lainnya) untuk mengetahui jenis bakterinya dan juga antibiotika apa yang masih mempan terhadap bakteri tersebut. Pada infeksi saluran kemih kadang-kadang dijumpai lebih dari satu bakteri sekaligus.
Pemakaian antibiotika di bidang pertanian sebagai antibakteri umumnya terbatas karena dianggap mahal. Namun dalam bioteknologi pemakaiannya cukup luas untuk menyeleksi sel-sel yang mengandung gen baru. Praktik penggunaan antibiotika ini dikritik tajam oleh para aktivis lingkungan karena kekhawatiran akan munculnya hama yang tahan antibiotika.
Gunakan antibiotika dengan kaidah sebagai berikut :
1. Benar-benar sesuai dengan diagnosa penyakitnya;
2. Utamakan penggunaan antibiotika tunggal dan berspektrum sempit, kecuali dengan pertimbangan yang rasional dan profesional, bisa menggunakan antibiotika kombinasi;
3. Berikan dengan dosis yang tepat, yaitu dihitung berdasarkan bobot badan. Bila belum tahu, tanyakan kepada dokter hewan/mantri hewan/paramedik vateriner;
4. Berikan waktu yang cukup sesuai dosis atau sesuai resep dokter hewan;
5. Masalah biaya juga menjadi pertimbangan.
Yusran A. Yahya (disarikan dari berbagai sumber)