DIOLUHTAN-suluhtani. Sesuai anjuran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masyarakat diminta mulai menggunakan masker jika mendesak untuk bepergian ke luar. Hal tersebut merupakan langkah preventif guna mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19).
Sektor pertanian harus “On” setiap hari diiringi tekad dan harapan agar tidak boleh berhenti meskipun di tengah kondisi pandemi global Covid-19. Karena pertanian sudah menjadi ujung tombak kekuatan dalam menghadapi situasi serangan Covid-19. Dengan hal tersebut sehingga para pelaku pertanian khususnya petani dan penyuluh menjadi garda terdepan pemenuhan pangan di Indonesia.
Petani dan penyuluh pun dihimbau untuk menggunakan masker dalam menjalankan aktivitas sebagai garda terdepan di bidang pangan. Akan tetapi setelah masker tidak layak pakai lagi maka berikut beberapa himbauan agar masker bekas tersebut tidak dibuang di pinggiran sawah, kandang, sekitar sanggar tani dan sebagainya itupun dengan syarat tertentu.
Penyuluh Pertanian Dinas Peternakan Kab. Bone tetap Melakukan Pelayanan Keswan di Tengah Pandemi Covid-19, Walaupun Sudah Zona Hijau
Sebuah
studi para pakar menemukan bahwa virus corona bisa menempel di permukaan masker
hingga sepekan. Untuk itu, sangat dianjurkan untuk tidak sering-sering
menyentuh permukaan luar masker. Virus yang telah menjangkiti jutaan penduduk
bumi ini memang bisa bertahan cukup lama di permukaan benda. Covid-19 bisa
menempel dan bertahan di permukaan baja dan plastik berhari-hari, sampai 4
hari. Namun,
virus ini sekaligus tak berdaya dengan disinfektan rumah tangga, termasuk bahan
pemutih untuk cuci pakaian yang sangat efektif untuk membunuhnya.
Yusran
A. Yahya, Penyuluh Pertanian Disnakeswan Kab. Bone mengungkapkan bahwa dirinya terus
mengikuti perkembangan Covid-19 di www.covid.go.id dan portalonline terpercaya
lainnya untuk menangkal berita-berita simpangsiur dan hoaks, beliau mengutip
sebuah peryataan pakar/ahli bahwa SARS CoV-2 bisa sangat stabil di lingkungan
tertentu, namun juga sangat mudah ditangani dengan metode disinfeksi standar. "Apalagi sekarang dengan adanya Pekan Sosialisasi Serentak dalam rangka edukasi masyarakat tentang upaya pencegahan Covid-19, khususnya di Kabupaten Bone" ungkap Yusran (Kamis, 30/09/2021)
Berikut
adalah rincian penelitian mereka soal seberapa lama virus bertahan pada
permukaan benda; 1) Kertas dan tisu (bisa bertahan sampai 3 jam); 2) Katun dan
Jaket (virus bertahan sampai sehari, hilang esok harinya); 3) Kaca dan uang (virus
masih menempel di hari kedua, tapi hilang di hari ke empat); 4) Baja dan
plastik (virus masih tampak di hari ke-empat, bahkan sampai hari ke tujuh); 5) Masker
Surgical: (virus bisa bertahan sampai hari ke tujuh). "Maka dari itu lah, sebab sehingga sangat
penting jika gunakan masker untuk tidak
menyentuh bagian luarnya. Sebab, dengan menyentuh bagian luar masker akan
mengkontaminasi tangan dan jika menyentuh wajah bisa menularkan virus ke tubuh."
papar Yusran.
Yusran A. Yahya (kiri) Saat Kampanye "Di Rumah saja" Tahun Lalu
Khusus
tentang cara membuang masker bekas pakai. Benda yang satu ini juga sangat
mungkin menjadi media penyebaran virus corona atau Covid-19. Maka dari itu,
masyarakat diimbau tak membuang masker bekas pakai secara sembarangan.
Yusran
melanjutkan, limbah masker bekas pakai masyarakat sudah dikategorikan sebagai
limbah medis yang potensial dalam limbah bahan beracun dan berbahaya (B3). Untuk
itu, kami sebagai penyuluh mengimbau masyarakat dan rekan petani/penyuluh yang
membuang bekas masker yang dipakai, dan sebisa mungkin disemprotkan terlebih dahulu dengan desinfektan
atau sabun pemutih. Kemudian , sebelum dibuang masker digunting terlebih dahulu.
“Atau langsung saja dibakar sampai habis
bersama sampah-sampah lainnya” ujar Yusran, di Kantor Camat Patimpeng
bersama rekan-rekan Posko Gugus Tugas
Relawan Lawan Covid-19
Pendapat
senada juga diungkapkan Andi Elya Azis, penyuluh pertanian Desa Masago,
Kabupaten Bone, bahwa masker kotor yang dibuang secara terbuka (tidak digulung)
berisiko menularkan virus lewat udara. Berikut metode lain membuang masker yang
tepat:
1. Seseorang
harus mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melepaskan masker dari wajah.
Sebab, menyentuh wajah dengan tangan kotor akan meningkatkan risiko kuman,
bakteri, atau virus menempel.
2. Lepaskan
masker dari wajah dan lipat menjadi dua bagian dengan bagian dalam masker tetap
tertutup dan tetesan dari mulut serta hidung tidak terbuka.
3. Lipat lagi
sebanyak dua kali, lipatannya sama seperti yang pertama. Setelah terlihat lebih
kecil, gulung masker dan ikat menggunakan pengikat masker.
4. Setelah
digulung, masker harus dibalut dengan tissu sebelum membuangnya ke tempat
sampah.
Elya
menjelaskan bahwa pada dasarnya membuang masker memang harus dibuang di tempat
sampah dan dikelola di pembuangan sampah dengan benar. “Sering kali masker dibuang begitu saja di jalanan, pinggir sawah atau
tidak bersama sampah lain. Yang penting prinsip pengelolaan sampah di
masyarakat saja. Karena sering kali kita lihat sampah ditaruh begitu saja di
belakang rumah masyarakat,” ujar Elya
Oleh
sebab itu, mulai dari sekarang sebaiknya buanglah sampah masker pada tempatnya,
dengan tata cara yang benar agar tidak jadi sumber penularan penyakit, terutama
Covid-19 yang saat ini sedang mewabah di dunia.
Yusran A. Yahya
Penyuluh Disnak
Kab. Bone-Sulsel