DIOLUHTAN-suluhtani. Sebagian
besar petani telah memasuki masa panen jagung, walau kondisi iklim yang tidak
begitu mendukung pertanaman tapi syukurlah sebagian lahan ada yang masih tumbuh
dan ada pula yang akan memasuki masa panen khususnya tanaman palawija. Di akhir
tahun, memang sangat khas dengan kegiatan yang menyuguhkan ikan bakar dan jagung bakar.
Nah, untuk jagung bakar pasti menyisakan limbah yang dapat dimanfaatkan untuk
pakan ternak seperti tongkol dan daun. Hal ini mengingat pula akan potensi
tanaman jagung yang cukup banyak dibudidayakan petani di musim tanam
Oktober-Maret.
Silase
itu adalah pakan ternak yang berasal dari proses fermentasi jerami tanaman
serealia atau padi-padian, yang biasa digunakan adalah jerami tanaman padi dan
jerami daun jagung. Selain untuk meningkatkan nilai nutrisi yang terkandung,
meningkatkan daya cerna oleh ternak.
Penyuluh Pertanian, Yusran A. Yahya berpose dengan Limbah Jagung untuk Pembuatan Silase
Silase bertujuan untuk mengawetkan dan
memperpanjang daya simpan dari jerami sehingga dapat dimanfaatkan saat paceklik
pakan. Biasanya jerami daun jagung yang dimanfaatkan sebagai pakan hijauan
ternak segar dan hanya mampu bertahan beberapa hari. Namun dengan silase pada
saat panen melimpahpun petani dapat memanfaatkan jerami daun jagung secara
optimal sebagai bahan pakan hijauan yang bernutrisi tinggi.
Prinsip
pengolahan silase adalah dengan melakukan fermentasi pada kondisi anaerob
(kondisi asam), dan silase dapat bertahan 3-6 bulan. Pada kondisi segar,
kandungan nutrisi yang terdapat pada brangkasan jagung adalah : protein kasar
5,58%, serat kasar 27,38%, lemak kasar 2,90%, dan abu 20,8%. Sedangkan setelah
difermentasi menjadi silase kandungan nutrisinya berubah menjadi : protein
kasar 16,19%, serat kasar 15,13%, dan lemak kasar 7,12%.
Cara pembuatan silase
brangkasan jagung secara sederhana adalah :
Daun
dan batang jagung yang berumur 90-100 hari (lebih bagus), dicacah dengan
panjang 10-50 mm yang bertujuan untuk menyeragamkan ukuran dan juga mengurangi
kadar air, atau juga bisa juga dicacah menggunakan mesin cowper (mesin pencacah
rumput).
Pembuatan
silase dibuat dalam wadah kantong plastik dibagian dalam dan karung plastik
dibagian luar, atau bisa dengan menanam drum didalam tanah. Hal ini bertujuan
untuk mendapatkan kondisi anaerob (tanpa udara).
Proses
fermentasi memerlukan starter untuk merangsang perkembangan bakteri asam
laktat. Starter bisa berupa molasses (limbah pabrik gula), gula pasir atau gula
merah. Penggunaan starter sebanyak 10% dari jumlah jerami. Dan juga dapat juga
ditambahkan bahan kimia EM-4 secukupnya.
Semua
bahan dicampur merata dan dimasukkan sedikit demi sedikit kedalam kantong yang
telah disiapkan sambil dipadatkan, setelah penuh diikat dan ditekan agar udara
yang ada dalam kantong keluar untuk menciptakan kondisi anaerob. Waktu
penyimpanan dalam proses fermentasi adalah selama 3 minggu, setelah itu silase
siap untuk digunakan.
Kriteria
silase yang baik adalah rasa dan bau asam tapi harum, warna masih kelihatan
hijau, pH rendah, tekstur hijauan masih terlihat jelas , tidak berjamur,
berlendir dan tidak bergumpal.
Silase Jagung beraroma khas tape dan diangin-anginkan sebelum diberikan ke Ternak
Sebelum
diberikan kepada ternak sebaiknya silase diangin-anginkan terlebih dahulu.
Wadah penyimpanan silase hanya boleh dibuka 1 kali sehari. Ternak yang belum
terbiasa memakan silase diberikan sedikit demi sedikit, dicampur dengan hijauan
yang biasa dimakan. Jika sudah terbiasa dapat diberikan sesuai kebutuhan
ternak.
Yusran A. Yahya NS
(Penyuluh Pertanian Disnak Bone, Sulsel)