DIOLUHTAN-suluhtani. Pakan adalah semua bahan pakan yang dapat dimakan, dicerna dan diserap oleh tubuh unggas baik sebagian maupun seluruhnya dengan tidak menimbulkan keracunan bagi ternak yang bersangkutan. Bahan pakan sebagai sumber protein adalah bahan pakan yang mempunyai kandungan potein ≥ 20% dan dapat berasal dari tanaman, hewan, ikan, dan susu
Untuk pembahasan ini akan diuraikan secara khusus tentang bahan baku pakan sebagai sumber protein nabati, sedangkan untuk bahan pakan sumber protein hewani dan sumber mineral diuraikan tersendiri di website ini.
Berikut, bahan baku pakan sebagai sumber protein nabati antara lain :
1. Bungkil
Kelapa
Bahan pakan ini
merupakan hasil sisa pengolahan minyak kelapa. Daging kelapa yang dikeringkan
sampai kandungan airnya dibawah 6% disebut kopra. Setelah kopra diambil
minyaknya, maka bahan yang tersisa disebut bungkil kelapa. Tergantung dari cara
pengambilan minyak, ada dua jenis bungkil kelapa. Yang pertama dihasilkan dari
proses pengambilan minyak secara ekstraksi dengan zat pelarut, hasilnya disebut
extracted coconut oil. Yang kedua dihasilkan dari proses pengambilan
minyak secara ekstraksi dengan dipres, hasilnya disebut expeller coconut
oil. Penyimpanan bungkil kelapa dalam suhu tinggi akan mempercepat proses
ketengikan. Oleh karena itu harus diyakinkan bahwa bungkil kelapa yang akan
digunakan dalam ransum ayam tidak dalam keadaan tengik, karena dapat
menyebabkan diare. Bungkil kelapa dapat digunakan dalam ransum untuk ayam semua
umur.
Bungkil Kelapa (Dok. Tutik Nuryati)
2. Bungkil
kedelai
Karena sudah
diambil minyaknya, maka kandungan protein bungkil kedelai lebih tinggi dari
pada kedelainya sendiri yaitu sekitar 50%. Bungkil kedelai merupakan sumber
asam amino esensial yang baik bagi ayam. Kandungan energi metabolismenya juga
tidak terlalu rendah kira-kira 2200 kkal/ kg. Bungkil kedelai dapat digunakan
dalam ransum ayam semua umur.
Bungkil
Kedelai (Dok. Tutik Nuryati)
3. Kacang
kedelai
Kacang kedelai
utuh dapat juga digunakan sebagai bahan baku pakan ternak karena
ketersediaannya di dalam negeri cukup memadai. Kecenderungan pasar dunia yang
semakin membutuhkan bungkil kedelai telah menaikkan harganya, sehingga saat ini
harga bungkil kedelai lebih mahal daripada kacang kedelai utuh.
Tabur Benih Kedelai
(Dok.Yoush Yahya)
Akhir-akhir ini
telah ada suatu usaha untuk tetap mempertahankan kandungan minyak dalam biji
kedelai. Kendala pemanfaatan kacang kedelai adalah kandungan racun alami yang
terdapat di dalamnya. Racun alami tersebut berupa zat anti tripsin, yaitu zat
yang dapat menghambat kerja enzim tripsin dalam menyintesis protein, sehingga
akan menyebabkan pertumbuhan ayam terhambat. Meskipun demikian, racun tersebut
dapat dihilangkan melalui proses pemanasan. Bahan ini mengandung protein
sekitar 37 - 38%, sama dengan protein biji kedelai tetapi karena minyaknya
tidak diambil, maka kandungan energinya lebih tinggi dari pada bungkil, yaitu
sekitar 3300 – 3.510 kkal/kg; lemak 17,9%; serat kasar 5,7%. Karena bahan pakan
sudah tidak lagi mengandung tripsin inhibitor maka pemakaian dalam ransum tidak
terbatas.
4. Bungkil
kacang tanah
Bungkil kacang
tanah mengandung asam amino methionin dan lisin yang rendah. Penggunaannya
dalam pakan ayam tidak terbatas. Bungkil kacang tanah sangat mudah berjamur.
Toxin yang sering terdapat dalam bungkil kacang tanah, yaitu aflatoxin yang
dihasilkan oleh jamur Aspergillus flavus. Toxin ini dapat menyebabkan
ayam kehilangan nafsu makan sehingga menurunkan laju pertumbuhan. Oleh karena
itu bungkil kacang tanah yang berjamur sebaiknya tidak digunakan dalam pakan
ayam.
Bungkil
Kacang Tanah (Dok. Tutik Nuryati)
Kandungan energi
metabolismenya sebesar 2.210 kkal/kg dan protein kasarnya 24 – 47%. Kendala
pemakaian bahan baku ini adalah ketersediaannya mengandalkan impor. Selain itu,
kandungan serat kasar yang cukup tinggi membatasi penggunaannya. Dua kendala
ini masih ditambah lagi dengan sedikitnya kandungan asam amino esensial. Jika
lokasi peternakan di dekat pabrik minyak kacang tanah, kendala ketersediaan
dapat diatasi dengan memanfaatkan limbah atau bungkilnya. Kelebihan bungkil
kacang tanah ini adalah meningkatkan palatabilitas. Ternak unggas menyukai
aroma bahan baku ini.
5. Bungkil
biji kapuk
Bungkil biji kapok
mengandung lignin tinggi dan mempunyai kecernaan rendah. Disamping itu
mengandung zat anti nutrisi gossipol yang merugikan bagi ternak. Ayam dapat
mentolerir gossipol bebas dari pakan sebanyak 0,01%. Penggunaan bungkil biji
kapok dalam pakan tergantung pada jumlah gossipolnya.
Bahan baku ini
mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi, sekitar 25 – 30%. Namun, lagi-lagi
kendalanya adalah kandungan serat kasarnya cukup tinggi, mencapai 25%. Karena
itu, jika ketersediaannya memadai, bisa digunakan untuk bahan baku pakan hanya
sampai 3%. Itu pun hanya untuk tternak unggas dewasa sebagai pakan finisher.
umumnya bahan baku ini digunakan sebagai pakan ternak ruminansia, seperti sapi
potong dan sapi perah.
Bungkil Biji Kapuk (Dok. Tutik Nuryati)
6.
Ampas kecap
Ampas kecap adalah
buangan dari proses pembuatan kecap. Sayang jika limbah ini tidak dimanfaatkan,
mengingat kandungan nutrisinya yang cukup baik. Untuk dapat digunakan menjadi
bahan baku pakan, ampas kecap harus dikeringkan terlebih terlebih dahulu dan
digiling menjadi tepung. Nilai nutrisi yang terkandung di dalamnya, protein
24,9% dan lemak 24,3%.
7.
Bunga Biji Matahari
Nilai nutrisinya
tergantung dari cara pengolahan. Bungkil biji bunga matahari mengandung lisin
dengan availitabilitas yang rendah. Penggunaannya dalam pakan ayam tidak
terbatas.
8.
Tepung daun lamtoro
Di Indonesia, daun
lamtoro atau ipil-ipil kadang kala digunakan dalam ransum ayam. Ditinjau dari
kandungan proteinnya, daun lamtoro lebih baik dibandingkan dengan alfafa,
berkisar antara 22 - 34%. Daun lamtoro juga merupakan sumber beta caroten yang
baik, yang penting pada warna kuning telur. Tetapi karena adanya kandungan
mimosin, maka penggunaannya dalam ransum ayam menjadi terbatas. Untuk anak ayam
disarankan tidak lebih dari 5% sedangkan untuk ayam petelur dapat digunakan
sampai 15%.
Apabila di daerah
peternak banyak dijumpai pohon lamroro, akan sangat menguntungkan jika bisa
dibuat tepung daun lamtoro. Bahan ini dapat digunakan sebagai sumber protein
nabati yang cukup baik untuk campuran pakan ternak. Selain itu, kandungan
xanthophylnya cukup baik sekitar 660 ppm. Nilai ini jauh di atas kandungan
xanthophyl jagung, sekitar 20 ppm. Oleh karena itu, tepung daun lamtoro dapat
juga digunakan sebagai pewarna kuning di bagian kaki dan kulit ayam ras
pedaging.
Proses pembuatan
tepung daun lamtoro cukup sederhana. Daun lamtoro dikeringkan dengan bantuan
sinar matahari, sekaligus untuk menghilangkan zat mimosin atau zat yang dapat
menyebabkan kerontokan bulu unggas, lalu ditumbuk atau digiling menjadi tepung.
Dalam industri pakan, umumnya bahan baku ini tidak digunakan karena kesulitan
pengadaannya dan tidak ada jaminan kemurniannya (sering dipalsukan). Namun,
jika di daerah peternak banyak didapatkan pohon lamtoro, sangat baik jika dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan. Jika dibuat tepung, daun lamtoro akan
menghasilkan rendemen 30% dari bobot daun basah.
Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala) (Dok.Tutik Nuryati)
9. Alfafa
Di Indonesia, daun
lamtoro atau ipil-ipil, alfafa kadang kala digunakan dalam ransum ayam.
Ditinjau dari kandungan proteinnya, daun lamtoro lebih baik dibandinkan dengan
alfafa, berkisar antara 22 - 34%. Daun lamtoro juga merupakan sumber beta
caroten yang baik, yang penting pada warna kuning telur. Tetapi karena adanya
kandungan mimosin, maka penggunaannya dalam ransum ayam menjadi terbatas. Untuk
anak ayam disarankan tidak lebih dari 5% sedangkan untuk ayam petelur dapat
digunakan sampai 15%.
Bibit Alfafa (Dok. Tutik Nuryati)
Daun Alfafa (Dok. Tutik Nuryati)
10. Lupin
Legum ini mungkin
tidak tumbuh di Indonesia, tetapi banyak tumbuh di negara lain seperti
Australia, amerika, dll.
11. Chick
Pea
Bahan pakan ini
banyak ditanam di beberapa di dunia ini untuk kebutuhan konsumsi manusia.
Bijinya banyak mengandung lisin, tetapi miskin akan asam amino yang mengandung
belerang dan triptophan.
11. Kacang
Hijau
Kacang hijau
miskin akan asam amino yang mengandung belerang dan triptophan. Kacang hijau
ini jarang digunakan sebagai campuran bahan pakan.
Demikianlah artikel khusus mengenai bahan
baku untuk pakan sebagai sumber protein nabati bagi ternak. Semoga bermanfaat
bagi para petani, penyuluh pertanian dan stake holder peternakan lainnya.
Re-suluh/Editor:
Y.A. Yahya
Sumber Kutipan:
Buku Ajar Siswa Agribisnis Pakan
Ternak Unggas,
Kemendikbud RI, 2013.