DIOLUHTAN-suluhtani. Dedak
padi merupakan limbah pengolahan padi menjadi beras dan kualitasnya
bermacam-macam tergantung dari varietas padi. Dedak padi adalah hasil samping
pada pabrik penggilingan padi dalam memproduksi beras. Dedak padi merupakan
bagian kulit ari beras pada waktu dilakukan proses pemutihan beras. Dedak padi
digunakan sebagai pakan ternak, karena mempunyai kandungan gizi yang tinggi,
harganya relatif murah, mudah diperoleh, dan penggunaannya tidak bersaing
dengan manusia.
Menurut
(Schalbroeck, 2001), produksi dedak padi di Indonesia cukup tinggi per tahun
dapat mencapai 4 juta ton dan setiap kuwintal padi dapat menghasilkan 18-20
gram dedak, sedangkan menurut Yudono et al. (1996) proses penggilingan padi
dapat menghasilkan beras giling sebanyak 65% dan limbah hasil gilingan sebanyak
35%, yang terdiri dari sekam 23%, dedak dan bekatul sebanyak 10%. Protein dedak
berkisar antara 12-14%, lemak sekitar 7-9%, serat kasar sekitar 8-13% dan abu sekitar
9-12% (Murni et al., 2008).
Dedak
padi merupakan bahan pakan yang telah digunakan secara luas oleh sebagian
peternak di Indonesia. Sebagian bahan pakan yang berasal dari limbah
agroindustri. Dedak mempunyai potensi yang besar sebagai bahan pakan sumber
energi bagi ternak (Scott et al., 1982).
Dedak Padi sebagai Limbah Pengolahan Padi Hasil Samping Pabrik Penggilingan Padi
Kelemahan
utama dedak padi adalah kandungan serat kasarnya yang cukup tinggi, yaitu 13,0%
dan adanya senyawa fitat yang dapat mengikat mineral dan protein sehingga sulit
dapat dimanfaatkan oleh enzim pencernaan. Inilah yang merupakan faktor pembatas
penggunaannya dalam penyusunan ransum. Namun, dilihat dari kandungan proteinnya
yang berkisar antara 12-13,5 %, bahan pakan ini sangat diperhitungkan dalam
penyusunan ransum unggas. Dedak padi mengandung energi termetabolis berkisar
antara 1640-1890 kkal/kg. Kelemahan lain pada dedak padi adalah kandungan asam
aminonya yang rendah, demikian juga halnya dengan vitamin dan mineral (Rasyaf,
2004).
Sebagai
bahan pakan. Dedak padi mempunyai beberapa karakter yaitu mempunyai struktur
yang cukup kasar, Mempunyai bau khas wangi dedak, Berwarna coklat dan tidak
menggumpal, Dedak padi umumnya tidak tahan disimpan dan cepat menjadi tengik.
Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan lemak. Dedak padi ketersediaannya
sangat dipengaruhi oleh waktu atau musim. Pakan ini merupakan bahan yang
bersifat mudah rusak selama penyimpanan jika disimpan melebihi waktu tertentu.
DEDAK PADI UNTUK PAKAN
TERNAK
Pada
pembahasan ini, akan diuraikan secara singkat manfaat dedak padi pada ternak
unggas (ayam, itik dan sebagainya) serta ternak ruminansia (sapi, kambing dan
sebagainya) dan ternak non ruminansia (kuda, babi dan sebagainya)
A. DEDAK PADI UNTUK PAKAN TERNAK UNGGAS
Dedak padi
berpeluang menggantikan peranan jagung sebagai sumber energi bagi unggas karena
jagung merupakan salah satu bahan yang akan diolah menjadi bahan bakar penganti
minyak bumi. Penggunaan dedak padi dalam ransum unggas ada batasanya, yaitu 0-15
% untuk ayam petelur fase starter; 0-20 % untuk ayam petelur fase grower fase
layer. Untuk ayam broiler, itu berkisar antara 5-20 %, dan tidak lebih dari 20
% karena akan dapat menurunkan produktivitas ayam (Rasyaf, 2002).
Penggunaan 30 %
dedak padi dalam ransum ternyata menurunkan pertambahan berat badan dan berat
badan akhir broiler. Hal ini disebabkan karena tingginya kandungan lemak dan
asam fitat dalam dedak padi menyebabkan fosfor yang terkandung di dalamnya
tidak dapat diserap oleh ternak unggas (Scott et al. , 1982). Hal inilah yang
menyebabkan dedak padi tidak dapat digunakan secara berlebihan (Rasyaf, 2002).
Menurut Hanafi (2001), umumnya penggunaan dedak padi lebih dari 20 % akan
menghambat pertumbuhan karena adanya kandungan asam fitat dalam dedak padi yang
berada dalam bentuk kompleks dengan protein, pektin, dan polisakarida bukan
pati atau serat kasar sehingga protein dan fosfor sulit dicerna dan
dimanfaatkan oleh ayam.
Penyuluh Pertanian dan Pegawai Bulog meninjau Pabrik Penggilingan
Padi di Kecamatan Patimpeng, Kab. Bone
B. DEDAK PADI UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA DAN
NON RUMINANSIA
Pemberian pakan
hijauan sebagai pakan tunggal, belum mencukupi kebutuhan nutrisi untuk mencapai
produksi yang optimal, sehingga perlu ditambahkan konsentrat. Salah satu bahan
pakan konsentrat adalah dedak padi. Dedak padi mudah didapat dan terjamin
ketersediaannya, serta mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi, yaitu
protein kasar (PK) sebesar 13,80% dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN)
53,30%.
Proporsi
pemakaian dedak dalam ransum ternak bergantung pada tujuan pemeliharaan ternak.
Secara umum dapat dianjurkan pemberian dedak untuk ruminansia adalah 30-40%
dari bahan kering yang dikonsumsi. Menurut Sunarso, (1980) bahwa pemberian
dedak sebanyak 30% lebih baik daripada pemberian dedak sebanyak 45%. Menurut
Obst (1978) pemberian pellet yang terbuat dari 50% dedak dan 50% rumput gajah,
pertambahan berat badan domba adalah sangat rendah.
Demikianlah,
artikel mengenai limbah pengolahan padi hasil samping pabrik penggilingan padi.
Dedak padi ini merupakan bagian kulit ari beras pada waktu dilakukan proses
pemutihan beras, sehingga sangat layak dimanfaatkan sebagai pakan ternak,
karena mempunyai kandungan gizi yang tinggi, harganya relatif murah, mudah
diperoleh, dan penggunaannya tidak bersaing dengan manusia. Semoga bermanfaat.
Re-suluh:
Yusran A. Yahya NS
Disarikan
dari Berbagai Sumber Bacaan/Artikel