DIOLUHTAN-suluhtani. Masalah pemberian pakan pada ruminansia telah
mendapat banyak perhatian di daerah tropis. Sebagian besar ruminansia
mendapatkan pakan jerami berkualitas rendah, limbah tanaman pertanian dan
industri. Saat ini urea telah banyak tersedia dan digunakan sebagai sumber
amonia untuk memperbaiki nilai nutrisi dari berbagai macam hijauan serta limbah
tanaman. Lebih lanjut, penambahan urea sebagai suplemen relatif mudah
penanganannya untuk diaplikasikan, murah dan bermanfaat sebagai pengganti
protein alami dalam ransum.
Meskipun penggunaan urea sebagai suplemen pakan memiliki potensi keuntungan ekonomi sebagai sumber N, namun memiliki kelemahan dan keterbatasan pada penggunaannya. Pemberian urea yang berlebihan, pencampuran dalam pakan yang tidak merata atau kesalahan dalam penghitungan jumlah urea ke dalam ransum akan akan dapat mengakibatkan keracunan pada ternak.
Hingga saat ini, penambahan Urea pada pakan sapi masih menjadi kontroversi. Para peternak sapi di negara lain, contohnya di Amerika tidak dianjurkan untuk menggunakannya. Namun sebagian peternak di negara kita, yakin akan manfaatnya.
Meskipun penggunaan urea sebagai suplemen pakan memiliki potensi keuntungan ekonomi sebagai sumber N, namun memiliki kelemahan dan keterbatasan pada penggunaannya. Pemberian urea yang berlebihan, pencampuran dalam pakan yang tidak merata atau kesalahan dalam penghitungan jumlah urea ke dalam ransum akan akan dapat mengakibatkan keracunan pada ternak.
Jika anda termasuk peternak yang percaya bahwa Urea dapat membantu proses pencernaan pada ternak sapi, jangan lupa bahwa penggunaanya harus dalam dosis tertentu. Jika diberikan secara berlebih, Urea tersebut akan menjadi racun di dalam tubuh sapi.
Penyuluh Pertanian Disnak Bone, Y.A.Yahya memberikan Larutan Air kelapa dan Gula merah pada Sapi Penderita
Ada beberapa gejala klinis yang muncul pada saat ternak sapi keracunan Urea, antara lain :
- Keluar air liur secara berlebihan
- Perut kembung dan membesar, akibat terbentuknya gas di dalam rumen
- Tubuhnya gemetar
- Nafasnya terengah-engah
Gejala klinis tersebut akan terjadi berulang-ulang dengan jarak waktu antara 20 - 90 menit. Dampaknya, akan terjadi kerusakan pada beberapa organ tubuh ternak sapi antara lain : rumen, paru-paru dan susunan syaraf pusat. Tak lama kemudian biasanya sapi rubuh dan akhirnya mati.
Jika peternak menemukan gejala-gejala keracunan urea seperti tersebut diatas, segera lakukan hal berikut :
Jika peternak menemukan gejala-gejala keracunan urea seperti tersebut diatas, segera lakukan hal berikut :
- Lihat kondisi perut, jika sudah kembung besar, lakukan pengeluaran udara yang terperangkap dengan menggunakan Trocart, yaitu alat yang umumnya terbuat dari logam, dengan ujung yang runcing dan tajam untuk melubangi perut sapi.
- Jika belum terlanjur kembung besar, berikan larutan asam asetat (asam cuka) 5% yang dimasukkan kedalam lambung. Takarannya adalah antara 2 - 8 liter, untuk sapi dengan berat 300 kg. Fungsinya adalah untuk menonaktifkan pembentukan NH3, dengan cara membentuk amonimum asetat yang dapat dicerna oleh rumen.
- Minumkan secara paksa (cekok), air es yang suhunya antara 0-4C kedalam rumen. Tujuannya agar aktifitas ureasi melambat, mencairkan media pereaksi, serta mendinginkan rumen sapi.
- Beberapa saat kemudian langsung gelonggong sapi dengan air bersih menggunakan selang, untuk menguras rumen. Mohon hati-hati, jangan berlebihan dan selalu melihat kondisi, karena sapi bisa mendadak ambruk akibat terlalu banyak air yang masuk ke perutnya.
- Jika kondisi tampak membaik, percepat proses rekondisi rumen dengan menggunakan cairan rumen yang diambil dari sapi yang sehat.
- Segera berikan bubur dedak/bekatul agar perut tidak kosong. Jaga terus hingga kondisi stabil.
Jika alat atau bahan-bahan yang disebutkan diatas tidak tersedia, lakukan pertolongan pertama dengan menggunakan air kelapa dan gula merah. Dengan menggunakan seruas bambu, masukkan air kelapa kedalam perut sapi.
Takaran yang dianjurkan minimal adalah air dari 5 butir kelapa (tua atau muda) serta segenggam gula merah/pasir. Dengan cara ini sapi dapat bertahan selama 2 jam. Jika jumlah urea yang ditelan oleh sapi tidak terlalu banyak, biasanya bisa kembali segar, tanpa perlu dilakukan pengobatan lanjutan.
Re-Suluh dan Editor: Yusran A. Yahya
sumber : www.penyakithewan.com dan www.sayangdibuang.wordpress.com
Foto: Y.A. Yahya