DIOLUHTAN-suluhtani. Salah satu perlengkapan dapur yang wajib tersedia untuk membantu proses memasak adalah alat potong (talenan). Benda yang dibuat dengan berbagai macam bahan ini tentu saja dapat sangat membantu kita ketika sedang memotong bahan makanan yang akan dimasak. Talenan sengaja dibuat dengan berbagai jenis bahan yang disesuaikan dengan fungsi talenan itu sendiri. Ada talenan yang dibuat khusus untuk memotong ikan, daging, sayur dan lain sebagainya.
Sebelum kita bahas untuk penanganan daging kurban, ternyata masing-masing jenis alas potong (talenan) memiliki fungsi yang beragam berdasarkan bahan pembuatannya. Pertama yaitu talenan berbahan kayu. Talenan berbahan kayu merupakan jenis talenan yang paling banyak kita temui. Perlu anda ketahui, kayu merupakan bahan yang dapat keropos sehingga dapat membuat bakteri bahan makanan mentah masuk kedalamnya. Oleh sebab itu, talenan bahan kayu dipakai hanya untuk memotong sayur, buah dan roti. Agar dapat lebih tahan lama, talenan kayu sebaiknya langsung dibersihkan kemudian dikeringkan setelah memakainya. Hal ini tentu saja berguna untuk menghindari pertumbuhan jamur.
Kedua, talenan berbahan bambu.
Meski tak sebanyak talenan bahan kayu, namun talenan bambu juga ada dan
diciptakan untuk memotong buah, sayur dan roti. Tak jauh berbeda dengan talenan
berbahan kayu, bambu juga banyak memiliki pori-pori yang dapat mempermudah
masuknya kuman. Apalagi jika anda meletakkannya ditempat yang lembap. Tentu
saja talenan akan ditumbuhi jamur. Oleh sebab itu, pastikan untuk meletakkannya
pada tempat yang kering dan bersih agar dapat tahan lama.
Talenan yang ketiga
adalah talenan plastik. Talenan yang berbahan polietilen (PE) atau High-density
polyethylene (HDPE) ini merupakan talenan yang paling banyak
disarankan oleh para juru masak didunia. Selain praktis, talenan plastik juga
lebih tahan lama dan mudah dibersihkan. Karena tidak memiliki pori-pori ,
talenan jenis ini digunakan sebagai alas pemotong daging, ikan dan bahan
makanan sejenisnya. Meskipun pisau memiliki sisi yang sangat tajam, bahan
plastik pada talenan tidak akan mudah patah ataupun tergores.
Olehnya itu,, dari semua
jenis talenan yang ada, sebaiknya anda memiliki 2 jenis talenan didapur yakni
talenan kayu dan talenan plastik. Tentu saja ini berhubungan dengan fungsi
masing-masing benda tersebut. Jangan lupa untuk membersihkan talenan kayu
menggunakan minyak seperti minyak mineral yang
aman untuk makanan (juga disebut parafin cair) atau lilin. Ini akan membantu
mencegah penyerapan air pada permukaan talenan dan membuat talenan dapat
lebih tahan lama dan terhindar dari bakteri. Sedangkan untuk talenan plastik,
segera cuci ketika usai menggunakannya agar selalu bersih dan tetap awet.
Talenan untuk Daging Kurban
Kegiatan pemotongan hewan kurban tetap wajib memperhatikan
bukan hanya aspek keHalalan saja tetapi juga aspek “thoyyib” yang mencakup penanganan hewan kurban saat hidup hingga hewan mati setelah disembelih (“Ihsan”
atau saat ini dikenal dengan istilah “Kesejahteraan hewan”) dan Kebersihan
serta Kesehatan Daging.
Salah satu titik
kritis saat penanganan daging kurban adalah proses pemotongan daging menjadi
bagian-bagian lebih kecil atau dikenal pencacahan daging.
Talenan untuk daging
yang banyak digunakan di tempat pemotongan hewan kurban adalah kayu (balok,
papan, atau potongan batang potong). Bahan kayu tidak terlalu dianjurkan digunakan
sebagai alas potong makanan, mengingat kemungkinan adanya serpihan kayu yang
terlepas saat daging diiris oleh pisau/parang/kapak dan serpihan tersebut
menempel atau masuk ke dalam daging.
Talenan yang baik
untuk alas potong daging adalah talenan plastik seperti yang telah dijelaskan
diatas). Bahan tersebut juga baik untuk menjaga ketajaman pisau saat
bersentuhan dengan alas potong. Selain itu, plastik tersebut mudah dibersihkan
dan dirawat.
Khusus untuk tempat
talenan untuk memotong-motong daging, disarankan di satu tempat yang bersih dan jauh
dari kotoran seperti sampah dan sebagainya dan prosesnya dilakukan di atas meja/bangku
kecil bukan di lantai. Meskipun beralaskan karpet/terpal, karena diyakinii
bakteri dan kuman dari kaki para petugas yang lalu-lalang di tempat tersebut akan mudah menjangkau
daging tersebut. Sebaiknya pula talenan untuk pemotongan daging dan jeroan juga
harus terpisah karena jeroan memiliki kotoran.
Selama proses pemotongan sebaiknya
juga tidak perlu mencuci dagingnya dengan air. Cukup dengan membersihkan
peralatan saja, karena daging yang sudah dicuci dengan air beresiko
terkontaminasi bakteri, terkecuali jika daging tersebut dicuci sesaat sebelum
dimasak.
Semoga kita dapat
melaksanakan pemotongan hewan kurban dengan baik dan sehat untuk menghasilkan
daging yang ASUH (aman, sehat, utuh dan halal), serta tetap senantiasa menjaga
kebersihan dan kesehatan lingkungan tempat pemotongan hewan kurban.
Yusran
A. Yahya NS
Fungsional Penyuluh Pertanian Sulsel