Penyuluh giat melakukan Penyuluhan dengan Metode Demonstrasi cara sambil Diskusi
DIOLUHTAN-suluhtani. Program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus SIWAB) yang dikembangkan Kementerian Pertanian (Kementan) RI berhasil memenuhi kebutuhan daging secara nasional. Program ini juga sebagai solusi permanen dalam menjawab tantangan pemerintah terkait masih rendahnya produksi daging. "Tanpa terobosan semacam ini, maka populasi ternak sapi dalam negeri akan terus terkuras dan semakin merosot. Karena itu, Upsus SIWAB adalah solusi permanen," ujar Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Pertanian, Ketut Kariyasa.
Menurut Kariyasa, penyediaan daging wajib dilakukan seiring meningkatnya konsumsi masyarakat. Selain itu, penyediaan ini juga sebagai salah satu upaya pemerintah dalam memperkuat swasembada protein. "Maka itu, kebutuhan daging yang berkualitas dan terjangkau harus tetap tersedia dengan baik. Terlebih pendapatan masyarakat juga semakin meningkat," katanya.
Penyuluh Pertanian Sulsel juga turut andil sebagai Inseminator
Selain
Upsus SIWAB, upaya peningkatan populasi juga dilakukan melalui pengendalian
pemotongan sapi betina produktif. Hasilnya, upaya ini mampu menekan pemotongan
sapi betina sampai 43 persen. "Pada
tahun 2017, pemotongan sapi betina produktif tercatat 21 ribu ekor dan pada
tahun 2018 tinggal 12 ribu ekor. Upaya pengendalian ini akan terus dilakukan
agar penambahan pupulasi sapi Indonesia semakin banyak," katanya.
Kariyasa
menambahkan, saat ini pemerintah juga melakukannya kebijakan pengadaan sapi
indukan impor, dimana setiap impotir wajib mengimpor 1 ekor indukan betina. "Yang jelas, Program ini ditujukan
untuk mewujudkan komitmen pemerintah dalam pemenuhan pangan asal hewan,"
katanya.
Berdasarkan
Survei Antar Sensus yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018
mencatat, peningkatan populasi ternak sapi dan kerbau mencapai 25,8 persen atau
bertambah 3,7 juta ekor untuk periode 2013-2018.
Penyuluh Pertanian berfoto dengan Sapi Belgian Blue Hasil ET (Gatot Kaca dan Vicarro)
Pada
tahun 2013 sendiri populasi sapi dan kerbau hanya 14,24 juta ekor. Namun pada
tahun 2014, 2015 dan 2016 jumlahnya meningkat menjadi 14,61 juta ekor, 15,30
juta ekor dan 16,07 ekor. Bahkan pada tahun 2017 bertambah lagi menjadi 16,69
juta ekor atau nyaris 1 juta ekor dibandingkan tahun sebelumnya."Demikian
juga pada tahun 2018 peningkatan populasi sapi dan kerbau meningkat sekitar 1
juta ekor, yaitu menjadi 17,91 juta ekor," tandasnya.
Editor dan Foto:
Yusran Yahya