DIOLUHTAN-suluhtani. Sulsel. Dominansi buah-buahan impor dari waktu ke waktu semakin mengancam keberadaan buah-buahan lokal. Lebih mengkuatirkan lagi, hal ini sudah sampai merubah/merusak mind set masyarakat khususnya generasi muda, dimana buah-buah seperti apel, anggur, pear, kiwi dan berbagai buah impor lainnya lebih disukai disbanding buah lokal. Kuatnya arus globalisasi menjadi factor persoalan ini sulit diatasi.
Pergeseran buah lokal oleh buah impor tersebut juga dikhawatirkan menyebabkan terancamnya keberadaan sumberdaya genetik (plasma nutfah) buah-buahan lokal, sehingga yang terjadi sekarang, adalah semakin langkanya jenis-jenis buah-buahan lokal dan pada suatu saat akan menuju kepunahan jika tidak segera dilakukan konservasi. Populasi buah yang dahulunya banyak menjadi semakin sedikit dan ditakutkan hilang bahkan punah.
Foto penyuluh Pertanian pada Event Buah beberapa waktu lalu di Sulsel
Negara
kita Indonesia adalah negara besar, dengan potensi dan peluang ekonomi yang
menjanjikan. Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang bisa menjadi
peluang memajukan perekonomian, yang ditopang dengan kecukupan sumber daya manusia,
yang ketika dimanfaatkan tentu bisa menjadi potensi sekaligus menciptakan
peluang pasar yang bisa menggerakkan perekonomian.
(Dok: Pemkab Sinjai)
Festival Buah di Sinjai
Guna
memanfaatkan peluang tersebut dan upaya mengatasi persoalan buah impor.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sinjai, Sulawesi Selatan mencoba menggali dan mempromosikann
potensi buah dan Sumber daya alam yang ada di Kabupten Sinjai, dengan menggelar
Festival Buah Sinjai (FBS). Beberapa waktu lalu, Bupati Sinjai, Andi Seto
Gadhista Asapa menyampaikan bahwa tujuan dari pelaksanaan Festival Buah Sinjai
ini untuk memperkenalkan potensi buah Sinjai dengan harapan bahwa dengan kegiatan
FBS ini, bisa menjadi langkah awal untuk mempromosikan, dan memperkenalkan
potensi sumber daya alam yang dimiliki, khususnya buah-buahan.
Festival
Buah Sinjai (FBS) ini mengangkat tema "Buah Unggul dan Berdaya
Saing", dan rencananya akan di gelar di Lapangan Bikeru, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai,
Sulawesi Selatan. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Sinjai, Yuhadi
Samad memaparkan bahwa panitia FBS telah merancang beberapa rangakaian kegiatan
yang akan dilaksanakan pada tanggal 23-24 Maret 2019. Adapun rencana kegiatan
lomba yang akan dilaksanakan antara lain, lomba kontes buah, dengan jenis buah
yang dilombakan, adalah lomba durian ottong, lomba durian lokal, lomba buah
rambutan, lomba buah naga, serta lomba buah manggis dan lomba buah langsat. "Jadi,
jenis lombanya yaitu lomba makan durian, lomba mengukir buah, lomba olahan buah
menjadi panganan dan minuman, lomba tebak gambar untuk anak TK, lomba mewarnai
untuk anak TK, lomba menata parsel buah. Pameran varian bibit buah, bursa buah,
sayur dan tanaman hias," papar Yuhadi di di Cafe Orens Hotel, Sinjai beberapa waktu lalu (Sabtu,
02/03/2019).
Selain
itu, Yuhadi Samad juga menjelaskan bahwa jadwal pendaftaran perlombaan akan
dimulai pada tanggal 11-19 Maret 2019
bertempat di Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan
Kabupaten Sinjai, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sinjai, dan Kantor
Camat Sinjai Selatan. Dan akan memperebutkan hadiah uang, trophy dan piagam/sertifikat.
(Dok: Pemkab Sinjai)
Sekretaris Daerah Kabupaten Sinjai, Akbar
Mukmin juga mengatakan bahwa kegiatan ini adalah pertama kali di Sulsel yang dilakukan
di ‘Bumi Panrita Kitta’ (Sebutan Kabupaten Sinjai), diharapkan melalui kegiatan
ini pendapatan masyarakat makin meningkat, masyarakat tahu bahwa Sinjai
memiliki aneka ragam buah. Buah-buahan yang menjadi prioritas dilombakan yang
merupakan buah lokal Sinjai, diantaranya buah durian, buah manggis, buah
langsat, buah rambutan, dan buah naga.
Dengan
kegiatan tersebut diharapkan menjadi angin segar bagi pelaku usaha dan petani
buah yang ada di kabupaten sinjai, terlebih jika kegiatan festival itu nantinya
bisa mendatangkan investor. (yay)
Editor:
Andi E.A