DIOLUHTAN-suluhtani. Lelang ternak sebagai rangkaian kegiatan Ekspo dan Kontes Ternak 2019 di Kabupaten Bone sukses terlaksana. Sistem lelang ternak ini terbilang baru dan pertama kali diadakan di Sulawesi Selatan. Adalah Pemerintah Kabupaten Bone melalui Dinas Peternakan menyelenggarakan lelang ternak ini agar peternak memperoleh akses informasi pasar dari pelaku usaha, dengan begitu akan memperoleh kepastian usaha. Lemahnya posisi tawar peternak, karena harga ditentukan sepihak oleh pedagang sapi yang cukup menaksir berat hidup sapi.
Dalam pelelangan ini harga jual ditentukan oleh peternak berdasarkan berat badan sapi setelah ditimbang. Semakin berat badan sapi tentunya harga jualnya makin tinggi/mahal. Adapun sapi yang akan dilepas dengan harga penawar tertinggi.
Salah
seorang peserta lelang dan peternak asal Desa Masago, Kecamatan Patimpeng, Andi
Baso menyambut positif upaya penataan pemasaran yang diinisasi panitia Ekspo
dan Kontes Ternak. “Dengan lelang ternak
ini, harapan untuk mendapatkan keuntungan dari beternak sapi bisa lebih besar,
dibanding selama ini dengan pola taksiran bobot hidup” ungkap Peternak yang
juga pedagang ternak sapi antar pulau ini.
Dari
pantauan tempat pelelangan ternak yang berlokasi di areal Ekspo dan Kontes
Ternak di di kawasan Terminal Petta Ponggawae, Kecamatan T.R. Barat, Watampone.
Sebanyak 57 ekor sapi dewasa dan anak sapi di tampilkan oleh peternak untuk
dilelang. Banyak pedagang ternak yang menyatakan minatnya dan memberikan harga
yang menarik, bahkan peternak lainnya pun ikut pula melakukan transaksi lelang
karena proses lelang dilakukan terbuka untuk umum.
Kepala
Dinas Peternakan Kab. Bone, drh. H. Aris Handono sangat mengapresiasi dan
mendukung inisiatif panitia Ekspo dan Kontes Ternak menyelenggarakan pelelangan
ternak sapi, apalagi sapi yang ditampilkan merupakan sapi andalan yang juga
ikut dalam kontes ternak. "Ternak sapi yang dilelang ini tentu saja
merupakan bentuk apresiasi terhadap usaha peternak dalam budidaya sapi, mekanisme
ini memang terbilang baru, tapi dengan lelang ini selain menjamin
“supply and demand”, juga menjamin kualitas ternak sapi yang akan dipelihara
(penggemukan) maupun diperdagangkan” terang Aris.
Dari
informasi Kepala Dinas dan panitia Lelang ternak bahwa dalam kegiatan “pemasaran” tersebut menghasilkan nilai
transaksi Rp 329 Juta. Dan transaksi ini pun nilainya belum termasuk
transaksi diluar pelelangan ternak antara masyarakat dan peternak sapi di
lokasi kandang kontingen kontes masing-masing kecamatan. “Kegiatan lelang dengan sistem tawaran “atas-mengatasi” ini masih jauh
dari harapan, diharapkan kedepannya segala kekurangan dapat diatasai” tutur
pejabat/panitia lelang ternak, H. Herman yang juga kepala seksi Promosi dan Informasi Pasar, Dinas Peternakan Kab. Bone.
Diharapkan kegiatan lelang ternak
yang terbuka secara umum ini terus diselenggarakan agar perekonomian rakyat mengalami peningkatan dan peternak pun semakin bergairah dalam
melakukan usaha budidaya sapi potong sehingga pembangunan peternakan di Bumi Arung Palakkka
ini semakin maju, mandiri dan berdaya saing.
Yoush A. Yahya