DIOLUHTAN-suluhtani. Industri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, dan komputasi kognitif. Namun secara garis besar, revolusi industri 4.0 merupakan integrasi antara dunia internet atau online dengan dunia usaha atau produksi di sebuah industri. Artinya, semua proses produksi ditopang dengan internet.
Pemerintah saat ini terus membahas soal industri generasi ke-empat atau industri 4.0. Sejatinya revolusi industri ini dimulai sejak zaman pemerintahan Hindia-Belanda. Saat itu, revolusi industri pertama hadir dalam konteks steam engine atau mesin uap.
Saat
sekarang ini, revolusi industri ke 4 dimulai dengan revolusi internet yang
dimulai pada tahun 90-an. Pemanfaatan Internet
of things ini pertama kali dilakukan oleh Jerman. Jerman lah yang
mengglobalkan istilah “Industrial Revolution 4.0” yang dicetuskan pertama kali pada 2011 oleh
Jerman, yang kemudian menjadi tema utama pada pertemuan World Economic Forum
(WEF) 2016 di Davos, Swiss. Beberapa negara yang telah memiliki program-program
untuk mendukung industrinya menuju Industri 4.0 seperti Jerman, Inggris,
Amerika Serikat, China, India, Jepang, Korea, dan Vietnam
Revolusi industri 4.0 juga akan meningkatkan
produktivitas, membuka kesempatan kerja, dan membuka pasar hingga ke luar
negeri. Menurutnya, implementasi industri 4.0 akan menambah lapangan kerja baru
yang memerlukan keterampilan khusus.
Sehingga kehadiran industri 4.0 tidak dianggap mengancam
serapan tenaga kerja, namun menambah tenaga kerja baru dengan bidang yang
berbeda. Jadi revolusi industri 4.0 adalah mengajak para pelaku usaha atau
industri untuk lebih memaksimalkan peran dan fungsi internet dalam
mengembangkan bisnisnya.
Roadmap
industri 4.0 diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri nasional di
kancah global, serta dapat menjadikan Indonesia sebagai 10 besar ekonomi dunia
di 2030. Pemerintah tengah gencar
mensosialisasikan revolusi industri 4.0 di Indonesia. Meski keberadaan hambatan
untuk memgimplementasikan industri 4.0 juga tidak dapat dihindari, seperti
konektivitas internet. Hal ini masih menjadi PR untuk Pemerintah, agar seluruh
pelosok negeri mendapatkan akses internet.
Revolusi
Industri Pertanian 4.0
Sektor pertanian lambat
laun akan semakin terpapar sistem otomatisasi dan penggunaan internet di
dalam proses produksinya. Dengan kata lain, sektor pertanian juga akan menjadi
subjek revolusi industri 4.0, yakni tahapan industri yang
menggunakan pertukaran data sebagai basis utama proses produksi.
Maka,
di masa depan, produsen mesin pertanian diprediksi akan berlomba-lomba
menghadirkan teknologi pertanian yang semakin canggih. Salah satu pelaku usaha
yang mengaku siap adalah produsen alat pertanian asal Jepang, Yanmar
Corporation Ltd.
Business
Development Division Product Manager Yanmar Agribusiness Shinya Kawasiri
menuturkan otomatisasi dan penggunaan internet dibutuhkan agar petani bisa
lebih efisien secara waktu dan biaya. Ujungnya, produktivitas bisa meningkat
dan keuntungan yang diterima pelaku usaha pertanian bisa melonjak signifikan. "Mengapa efisiensi bisa mengarah ke
produktivitas, karena ketika petani bisa mengendalikan biaya produksi, tentu
mereka akan mendapatkan tambahan keuntungan. Kemudian, tambahan laba itu bisa
digunakan untuk ekspansi bisnis lagi," jelas Shinya, Selasa (29/1).
Shinya
lanjut mengatakan pemanfaatan internet sudah disematkan di dua seri traktor
terbaru Yanmar; YM351A dan YM357A yang akan diluncurkan pada kuartal I
2019. Pada traktor ini, perusahaan mengenalkan operasi traktor yang bisa
dikendalikan melalui ponsel pintar bernama Smart Assist Remote (SAR).
Dengan
teknologi SAR, pelaku usaha bisa mengetahui secara langsung (real time)
riwayat penggunaan mesin sehingga jadwal perawatan bisa terukur. Penerapan
teknologi dimaksudkan untuk mengurangi ongkos perbaikan traktor yang bisa bikin
biaya operasional membengkak dan pelaku usaha kehilangan produktivitasnya.
Bahkan,
dengan pendataan riwayat operasional traktor, pelaku usaha juga bisa menghitung
luas lahan pertanian yang dimiliki. Traktor dilengkapi dengan Global
Positioning System (GPS)dan sensor khusus yang bisa mengumpulkan
data.
Kemudian,
data itu akan dikirim ke satelit dan diteruskan ke penyelia (server)
pusat. Proses berikutnya, server pusat akan mengirimkan
data-data itu ke ponsel pintar, asal gawai masih terhubung dengan internet.
Teknologi
ini pun berguna jika traktor nantinya hilang dicuri. Jika itu terjadi, maka pemilik
traktor bisa menghentikan operasional traktor dari jarak jauh menggunakan
ponsel pintar. Selain itu, karena semua sudah terhubung dengan internet,
maka distributor Yanmar juga bisa memonitor pergerakan traktor yang raib
digondol pencuri. "Tapi memang
ini bisa berjalan jika traktor masih bisa terkoneksi dengan server. Jika memang
traktror offline, traktor akan menyimpan datanya terlebih dulu
dan kemudian data bisa terkirim ke server lagi jika traktor
sudah online kembali," paparnya.
Kendati
demikian, Yanmar menyadari bahwa pelaku usaha pertanian akan pikir-pikir ulang
menggunakan teknologi ini karena mereka terlanjut menganggap harganya akan
mahal. Oleh karena itulah Shinya mengaku, perusahaannya tengah
melakukan formulasi harga jual yang tepat agar tidak memberatkan kantong pelaku
usaha.
Apalagi,
di dalam proses produksi traktor ini, Yanmar bekerja sama dengan produsen
traktor asal India, International Tractors Ltd (ITL). Perusahaan tersebut
terkenal dengan proses manufaktur yang efisien. Kerja sama dilakukan sejak
Maret 2017, tepat ketika Yanmar mengakuisisi perusahaan tersebut. "Jadi sekitar dua tahun yang kami
butuhkan demi mengembangkan teknologi ini," ujar Shinya.
Selain
itu, literasi teknologi juga bisa menjadi kendala dalam penggunaan traktor modern.
Apalagi, tidak seluruh wilayah Indonesia terjangkau internet. Memang,
pemanfaatan teknologi di pertanian akan butuh waktu, namun Yanmar memastikan
bahwa pengguna traktor akan dibekali panduan langsung ketika akan membeli mesin
ini. "Kami ada enam cabang
diler di Indonesia yang siap untuk menjelaskan penggunaan mesin ini. Tapi,
melihat urgensinya demi produktivitas, sudah saatnya teknologi pertanian
berbasis internet diperkenalkan di Indonesia," pungkasnya.
BBPMektan Ciptakan Traktor Autonomos
Traktor Auto (Gambar : BBPMektan Kementan RI)
Konsep
industri 4.0 salah satunya ditandai dengan otomasi dan pemanfaatan teknologi
informasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui
salah satu unit kerjanya yang bergerak di bidang perekayasaan alat mesin
pertanian yaitu Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBPMektan) pun
telah berhasil menciptakan traktor autonomos yang tidak hanya bisa dikendalikan
dari jarak jauh tapi juga bekerja sesuai perencanaan yang telah dimasukkan dalam sistem.
Traktor
ini dapat mengolah lahan sesuai dengan peta perencanaan dengan akurasi 5-25 cm. Dengan hal tersebut Dunia pertanian pun tak luput dari semangat revolusi Industri 4.0.
Editor : Y.A. Yahya
Source:
1. www.wikipedia.org