DIOLUHTAN-suluhtani. Dana Internasional untuk Pengembangan Agrikultural (bahasa Inggris: International Fund for Agricultural Development disingkat IFAD) adalah sebuah badan/lembaga dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang didirikan pada 1977 untuk merespon bencana-bencana kelaparan. Tujuan utamanya adalah untuk menyediakan pendanaan dan menggerakkan sumber-sumber tambahan untuk program-program yang khusus dirancang untuk pengembangan ekonomi wilayah miskin, terutama dengan mengembangkan produktivitas agrikultural.
Badan ini menjadi salah satu lembaga pendanaan internasional yang bergerak di sektor pertanian. IFAD menyetujui untuk menyalurkan anggaran untuk proyek pembangunan dan pengembangan wirausaha muda pertanian di Indonesia.
Pertemuan IFAD di Roma 14/12/2018 (Fpto: Dok. Kementan)
Kesepakatan
tersebut merupakan sejarah baru yang dicatatkan pemerintah Indonesia.
Kesepakatan tersebut diperoleh saat menghadiri sidang IFAD Executive Board
ke-125 di Roma pada Jumat, 14 Desember 2018.
Anggota
Executive Board secara aklamasi menyetujui proposal Kementerian Pertanian yang
dinilai sejalan dengan program prioritas IFAD untuk mengembalikan pemuda desa
menjadi agen perubahan di daerahnya melalui sektor pertanian. Sekaligus selaras
dengan misi IFAD yang memegang mandat khusus untuk pembangunan pedesaan.
Program
pembangunan wirausaha muda pertanian tersebut dinamai Youth Entrepreneurship
and Employment Support Service (YESS). Melalui program ini, pemuda di desa
diharapkan memiliki keterampilan dan keahlian untuk membangun bisnis dan
menciptakan tenaga kerja.
Sekretaris
Jenderal Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro menyampaikan dengan program YESS
ini, keterlibatan generasi muda pada bidang pertanian akan meningkat. Selain
itu, YESS dapat menumbuhkan wirausaha muda di perdesaan dan tenaga kerja yang
kompeten di sektor pertanian. “Hal ini
sesuai dengan program Kementerian Pertanian untuk penguatan sumber daya manusia
pertanian. Pengembangan wirausaha tani merupakan prioritas kementerian,
sehingga mendukung visi pemerintah untuk menuju Indonesia menjadi lumbung
pangan dunia pada 2045,” tegas Syukur di Roma, Jumat (14/12 /2018).
Syukur
menambahkan dari program YESS tersebut, Kementerian Pertanian dan IFAD juga
menargetkan outcome berupa layanan akses pasar dan UKM di bidang pertanian,
serta peran wirausaha perdesaan dalam rantai nilai dan akses pembiayaan
pertanian.
Progran
YESS akan dilaksanakan selama 6 tahun yaitu pada 2019-2024. Program ini akan dilaksanakan
di 15 kabupaten yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Selatan,
dan Sulawesi Selatan.
Kegiatan
program ini akan menyasar 320.000 pemuda perdesaan, baik laki-laki maupun
perempuan dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian sebagai
pelaksana.
Country
Director IFAD untuk Indonesia dan Asia Pasifik Dr. Ron Hartman menyampaikan
program pengembangan wirausaha muda pertanian ini merupakan yang pertama
kalinya bagi lembaga tersebut. "Ini
merupakan peran pertama kami terkaot penguatan pemuda pertanian untuk menjadi
agroentrepreneur. Kami harap program ini dapat menjadi percontohan bagi seluruh
negara anggota IFAD," terang Ron.
Editor
: Yoush
Sumber
: www.jpp.go.id