DIOLUHTAN-suluhtani. Telur merupakan pangan asal hewan yang memiliki masa simpan yang relatif lebih lama dibandingkan dengan daging dan susu, namun telur dapat mengandung bibit penyakit yang berasal dari induk unggas yang terinfeksi, seperti bakteri Salmonella.
Terkadang sulit membedakan mana telur yang masih segar dan mana yang tidak. Namun, beberapa cara untuk membedakan telur segar dan tidak segar berikut ini bisa dicoba. Memang telur akan memberikan banyak manfaat bagi tubuh dalam kondisi yang masih segar. Jika telur sudah tidak segar lagi, maka manfaatnya pun akan berkurang. Apalagi jika telur sudah busuk, manfaatnya menjadi tidak ada sama sekali, dan malah bisa menimbulkan penyakit.
Bakteri
Salmonella tersebut bila terkonsumsi oleh konsumen dapat menyebabkan sakit pada
konsumen. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella melalui telur karena induk
unggas terinfeksi Salmonella dikategorikan sebagai “foodborne
zoonosis”.
Selain
itu, telur dapat tercemar kuman-kuman dari permukaan kulit telur atau
lingkungan sekitar telur yang masuk melalu “celah” retakan
kulit telur, sekalipun retakan tersebut sebesar helaian rambut yang sangat
halus dan rekatif sulit terlihat oleh mata kita.
Oleh
sebab itu, konsumen harus waspada dalam membeli telur konsumsi.
Anjuran
dalam memilih telur yang baik antara lain:
1. Pilih telur yang
relatif bersih. Kotoran yang ada pada permukaan kulit
telur nanti saat sampai di rumah dapat dibersihkan menggunakan lap kering atau
basah (gunakan air bersih).
2. Pilih telur yang
tidak retak kulitnya. Jika sesampai di rumah ditemukan
telur yang retak, segera masak atau olah telur dengan pemanasan yang matang.
3. Belilah telur yang
dikemas dan telah mendapat Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV)
yang dapat dikenali tandanya pada kemasan.
Anjuran
penanganan telur di rumah antara lain:
1.
Amati dan pisahkan telur yang kotor dan retak. Telur yang kotor dibersihkan
menggunakan lap kering atau lap basah (menggunakan air bersih) dan lapnya kerap
dicuci/dibilas untuk setiap telur. Telur yang retak harus segera dimasak matang
atau diolah matang.
2.
Simpan telur pada lemari pendingin (kulkas) dengan posisi bagian tumpul berada
di atas (menghadap ke atas) dan bagian yang runcing berada di bawah (menghadap
ke bawah). Simpan telur pada rak telur dalam kulkas.
3.
Penyimpanan telur yang dianjurkan pada kulkas adalah maksimum 4 minggu,
sedangkan jika telur disimpan pada suhu kamar maka masa simpannya maksimum 10
hari.
Metode
lain adalah :
1. Telur di rendam
dalam air, Rendam telur dalam wadah berisi air dingin
(suhu ruang). Bila telur yang
masuk ke air terlihat dalam posisi tidur, maka tandanya telur tersebut masih segar. Tapi, jika telur posisinya miring, artinya telur tersebut telah disimpan kurang
lebih selama 3 sampai 5 hari. Dan, kalau telur berdiri di dalam air, maka
kemungkinan besar telur telah
disimpan selama 10 hari atau lebih. Kalau telur mengambang? Itu tandanya telur tersebut sudah rusak atau busuk,
dan tidak layak dikonsumsi lagi.
2. Sorot cahaya dengan lampu atau
senter, Bila disorot dengan senter atau lampu, telur berwarna terang dan jernih, itu
artinya telur masih
segar. Sebaliknya, kalau berwarna buram, maka tandanya telur sudah tidak segar lagi.
3. Pecahkan telur, Pecahkan telur di atas piring dan amati kuning telurnya. Kalau kuning telur berbentuk bulat sempurna dan
masih tegak, dengan albumin tebal melapisinya, berarti telur itu masih segar. Jika telur sedikit melorot dan albumin
tampak transparan, berarti telur sudah
lama disimpan, namun masih tetap bisa dikonsumsi. Nah, bila kuning telurnya
sudah datar dan albumin tampak encer seperti air, berarti telur sudah tidak
segar lagi, dan tidak baik dikonsumsi.
Yoush A.Yahya
Disarikan dari berbagai sumber