Pemaparan Bagaimana Penanganan "Straw" untuk IB
DIOLUHTAN-suluhtani. Sulsel. Pembangunan sub-sektor peternakan di Indonesia perlu untuk ditingkatkan,
hal ini mengingat permintaan akan produk peternakan di Indonesia pada umumnya
cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan dengan meningkatnya
kesadaran akan kebutuhan gizi masyarakat, akan tetapi tidak diimbangi dengan
peningkatan populasi ternak. Oleh sebab itu, perlu adanya usaha peningkatan
produksi dan populasi ternak sapi potong.
Salah satu yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produksi
daging dan anak sapi atau pedet adalah dengan meningkatkan jumlah pemilikan
sapi dan mutu genetik ternak. Hal ini dapat dilaksanakan dengan menerapkan
inseminasi buatan (IB) pada sapi potong, karena semen yang digunakan terhadap
IB berasal dari sapi jantan yang genetiknya baik dan angka service per
conception (S/C) yang rata-rata lebih kecil dibandingkan dengan kawin alam.Inseminasi
buatan (IB) atau kawin suntik adalah upaya memasukkan semen/mani ke dalam
saluran reproduksi hewan betina yang sedang birahi denganbantuan inseminator
agar hewan dapat bunting. Dari definisi ini inseminator berperan sangat besar
dalam keberhasilan pelaksanaan IB. Keahlian dan keterampilan inseminator dalam akurasi
pengenalan birahi, sanitasi alat, penanganan (handling) semen beku, pencairan
kembali (thawing) yang benar, serta kemampuan melakukan IB akan menentukan
keberhasilan
Baca Pula :
Muh. Yakub, SST (pegang mic) didampingi Penyuluh Pertanian memberikan penjelasan mengenai "straw" dan pernak pernik dalam persiapan melakukan IB
Dinas
Peternakan Kab. Bone menyelenggarakan Pertemuan Inseminator se-Kabupaten Bone
dalam rangka up-grading dan evaluasi petugas inseminator tahun 2018. Hal ini
dikarenakan Program IB masih memerlukan perhatian khusus dalam pengembangan di
lapangan. Berbagai masalah timbul dalam pelaksanaan IB, seperti kesiapan
peternak, ketersediaan ternak betina berahi siap kawin, keterampilan
inseminator, manajemen (pengelolaan) semen beku serta recording yang lebih
maksimal melalui iSikhnas. Pertemuan tersebut dihadiri 80 orang petugas
inseminator, pimpinan pertanian kecamatan (PPK) Dinas Peternakan, penyuluh
pertanian Dinas Peternakan dan beberapa staf Dinas Peternakan Kab. Bone.
Dalam
kegiatan tersebut juga dilakukan diskusi mengenai kendala-kendala dilapangan
terkait dengan keberhasilan inseminasi buatan yang dilakukan inseminator mulai
dari persiapan sampai pelaksanaan IB termasuk penanganan semen beku pada container.
Penanganan Semen Beku dalam Kontainer
Angka kebuntingan pada ternak sapi dengan
pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB), dipengaruhi juga oleh kualitas spermatozoa
yang terkandung dalam semen beku sangat dipengaruhi oleh bagaimana
penananganan semen pada saat penyimpanan, transportasi, thawing dan
penyuntikan pada organ reproduksi.
1. Segera periksa kondisi container, kondisi nitrogen cair,
kondisi straw baik mengenai jumlah dan motilitas sperma setelah thawing.
2. Jika kondisi N2 cair dianggap kurang segera lakukan
penambahan nitrogen dan segera tutup kembali container, karena kekurangan
nitrogen cair akan menurunkan kualitas semen.
3. Sebaiknya diberi label petunjuk isi per canister untuk
memudahkan pengambilan oleh petugas IB
4. Semen beku harus selalu dalam rendaman nitrogen cair atau
apabila hanya terdapat satu canister maka volume nitrogen cair minimal 1/3
tinggi container
5. Untuk mengecek nitrogen cair dapat digunakan mistar
atau tongkat kecil berskala yang dicelupkan kedalam container. Mistar atau
tongkat berskala terssebut setelah dicelupkan kemudian dilihat Kristal es/embun
yang terbentuk pada tongkat. Hal ini menandakan tinggi/volume nitrogen cair
dalam container.
6. Pengambilan straw dalam canister dari container tidak boleh
melebihi tinggi leher container
7. Hindari pemindahan straw dari container satu ke container
lain sesering mungkin
8. Straw yang sudah dithawing tidak dapat lagi dikembalikan
kedalam container
Kepala
Dinas Peternakan Kab. Bone, drh. Aris Handono mengharapkan melalui kegiatan ini
dapat me-refresh kembali pengetahuan,
keterampilan, sikap dan kemandirian inseminator dalam teknis pelaksanaan IB serta
dalam melakukan tugasnya dengan efektif, efisien, dan berhasil dalam
memperkecil S/C (service per conception) dan memperpendek calving
interval serta mensukseskan program Upaya Khusus Percepatan Populasi
Sapi dan Kerbau Bunting (Upsus Siwab).
Kegiatan
up-grading dan evaluasi inseminator dilaksanakan pada hari Kamis, 13 Desember 2018
bertempat di Baruga Saoraja Mattiriwalie, Desa Batulappa, Kec. Patimpeng, Kab.
Bone. Turut hadir dalam kegiatan ini yaitu Kasi Ternak Besar, Kasi Ternak Kecil,
Kasi Penyuluhan, Kasi Ternak Unggas dan Aneka Ternak, Para penyuluh Pertanian
Kabupaten lingkup Dinas Peternakan, Kepala Desa Batulappa beserta staf dana
para babinsa TNI dan Babinkamtibmas Polri yang juga merangkap sebagai
inseminator.
Y.A.Yahya
Penyuluh Pertanian Disnak Bone.
Penyuluh Pertanian Disnak Bone.