DIOLUHTAN-suluhtani. Data sangatlah penting dalam membuat karya tulis ilmiah, dan melakukan pengkajian serta penelitian. Bagi penulis atau dalam penelitian, data sangatlah penting karena digunakan untuk 1) Komparasi, yaitu membandingkan data dua kelompok atau lebih; 2) Deskripsi yaitu penyajian data dan mengilustrasikan data misalnya mengukur hasil produksi, laporan hasil liputan berita, indeks harga konsumen, laporan keuangan, tingkat inflasi, jumlah penduduk, hasil pendapatan dan pengeluaran negara dan lain sebagainya; 3) Regresi, yaitu meramalkan pengaruh data yang satu dengan data yang lainnya dan untuk mengantisipasi gejala-gejala yang akan dating; 4) Korelasi, yaitu untuk mencari kuatnya atau besarnya hubungan data dalam suatu penelitian.
Di bawah ini, kami mencoba membantu khusus pada Data Ringkasan Eksekutif Luas Panen dan Produksi Beras di Indonesia pada tahun 2018 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Survei Kerangka Sampel Area (KSA) adalah survei berbasis area yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap sampel segmen dan bertujuan untuk mengestimasi luasan dengan ekstrapolasi dari sampel ke populasi dalam periode yang relatif pendek (rapid estimate).
Ketidakakuratan
data produksi padi telah diduga oleh banyak pihak sejak 1997.Studi yang
dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bersama Japan International Cooperation
Agency (JICA) pada tahun 1998 telah mengisyaratkan overestimasi luas panen
sekitar 17,07 persen. [Sumber: BPS, Survei Luas Tanaman Padi Dengan Pendekatan
Rumah tangga di Jawa Tahun 1996/97]. Begitu pula dengan perhitungan luas lahan
baku sawah yang cenderung meningkat walaupun fakta di lapangan menunjukkan
terjadinya pengalihan fungsi lahan untuk industri, perumahan atau
infrastruktur, meskipun di sisi lain juga ada proses pencetakan sawah.
Walaupun
sudah diduga sejak lama, namun upaya untuk memperbaiki metodologi perhitungan
produksi padi baru dilakukan pada tahun 2015. BPS bekerjasama dengan Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT); dan didukung oleh Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN); Badan Informasi
dan Geospasial (BIG); serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
berupaya memperbaiki metodologi dengan menggunakan metode Kerangka Sampel Area
(KSA).
Penyempurnaan
dalam berbagai tahapan perhitungan jumlah produksi beras telah dilakukan secara
komprehensif mulai dari perhitungan luas lahan baku sawah hingga perbaikan
perhitungan konversi gabah kering menjadi beras.
Secara
garis besar, tahapan dalam perhitungan produksi beras adalah:
1. Menetapkan Luas
Lahan Baku Sawah Nasional dengan menggunakan Ketetapan Menteri ATR/Kepala BPN-RI
No. 399/Kep-23.3/X/2018 tanggal 8 Oktober 2018. Luas lahan baku sawah nasional
tahun 2018 adalah sebesar 7.105.145 hektar. Sebagai perbandingan, luas lahan baku
sawah nasional menurut SK Kepala BPN-RI No. 3296/Kep-100.18/IV/2013 tanggal 23
April 2013 adalah 7.750.999 hektar.
2. Menetapkan Luas
Panen dengan KSA yang dikembangkan bersama BPPT dan telah mendapat pengakuan
dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
3. Menetapkan
Produktivitas per Hektar. BPS juga melakukan penyempurnaan metodologi dalam menghitung
produktivitas per hektar, dari metode ubinan berbasis rumah tangga menjadi
metode ubinan berbasis sampel KSA.
4. Menetapkan
Angka Konversi dari Gabah Kering Panen (GKP) ke Gabah Kering Giling (GKG) dan
Angka Konversi dari GKG ke Beras. Penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan
angka konversi yang lebih akurat dengan melakukan survei yang dilakukan oleh
BPS di dua periode yang berbeda dengan basis provinsi sehingga didapatkan angka
konversi untuk masing-masing provinsi.
Sebelumnya,
konversi dilakukan hanya berdasarkan satu musim tanam dan secara nasional.
Nomor Katalog : 5203023
Nomor Publikasi : 05110.1806
ISSN / ISBN : 978-602-438-237-7
Tanggal Rilis : 2018-12-21
Ukuran File : 1.48 MB
Untuk
melakukan Download data ringkasan
Eksekutif Luas Panen dan Produksi Beras di Indonesia, silahkan klik DISINI
Editor
: Yoush A. Yahya
Sumber
: www.bps.go.id