DIOLUHTAN-suluhtani. Profesor Emeritus asal Belgia mengingatkan akan bahaya laten air liur anjing terhadap manusia, beliau menyebut air liur anjing terdapat bakteri Capnocytophaga canimorsus, sangat mematikan jika mengenai luka. “Jangan biarkan lukamu dijilat oleh anjing, air liurnya sangat berbahaya. Juga kulitnya bisa membuatmu sakit, sebab anjing juga sering menjilati kulitnya,” ungkap Profesor bidang Mikrobiologi pada Universitas Namen, Belgia, Guy Cornelis di harian Algemeen Dagblad seperti dikutip kumparan Den Haag, Kamis (29/11).
Menurut Cornelis, tidak ada kekecualian satu ras anjing pun, sebab dari sekitar semua ras anjing dia menemukan contoh kasus penularan melalui air liurnya. “Dalam air liur anjing terdapat bakteri capnocytophaga canimorsus. Bakteri ini tidak berbahaya bagi anjing, tapi sangat mematikan bagi manusia. Suatu bakteri yang sangat aneh,” terang Cornelis yang saat ini sedang melakukan penelitian mengenai bahaya air liur anjing terhadap kesehatan manusia.
Ilustrasi Vaksinasi Rabies pada Anjing (Foto : Penyuluh Bone)
Lebih lanjut Cornelis mengatakan, setiap tahun ada 24 ribu
orang tertular bakteri tersebut setelah anjing mereka menjilat luka. Dalam
kasus-kasus ekstrem berakhir dengan fatal. Seorang pria di Austria menyuruh
anjingnya untuk menjilati luka di tangannya dengan harapan akan meredakan rasa
sakitnya. Beberapa hari berselang dia dilarikan ke rumah sakit dan meninggal
dunia.
Contoh kasus terbaru lainnya terjadi di Kanada. Seorang
perempuan mengalami koma setelah anjingnya menjilati luka di kaki perempuan
tersebut. Ketika dia terbangun sadar kembali dari komanya, kakinya telah
diamputasi.
Gejala-gejala terinfeksi bakteri capnocytophaga canimorsus
dari air liur anjing menurut Prof. Cornelis cukup membingungkan dokter karena
mirip dengan gejala influensa, yakni demam dan rasa mual, kadang ada
kecenderungan ingin muntah. “Dengan
gejala-gejala seperti itu dokter tidak akan serta merta merujuk ke rumah sakit.
Jika itu dilakukan, maka hasil lab penelitian darah akan menunjukkan dia
terinfeksi dengan air liur anjing. Namun hasil lab kadang butuh waktu dua hari,
saat itu biasanya pasien sudah meninggal dunia,” papar Cornelis.
Menurut Cornelis, bakteri capnocytophaga canimorsus dari air
liur anjing bekerja sangat cepat. Beberapa korban dalam tiga hari sudah
meninggal dunia. Cornelis menggarisbawahi bahwa bahaya maut tidak terletak pada
insiden digigit anjing, sebab biasanya pada kejadian semacam itu seseorang akan
langsung dilarikan ke rumah sakit dan mendapat pertolongan yang tepat. “Sekali lagi, tidak setiap kontak dengan
anjing akan terinfeksi dan tidak setiap orang akan mati karenanya. Namun lebih
baik jangan ambil risiko. Jika punya luka, lebih baik jangan sentuh anjing.
Bukan hanya moncongnya dapat membuat anda sakit, namun juga kulitnya, sebab
anjing biasa menjilati kulitnya setiap hari,” terang Cornelis.
Re-Suluh dan Editor
: Y.A. Yahya
Sumber
: www.kumparan.com