DIOLUHTAN-suluhtani. Telur asin Indonesia menjadi komoditas perdagangan yang diminati masyarakat Singapura. Sebanyak 17 ribu butir (2 ton) telur olahan dari sejumlah usaha rakyat itu telah dikirim ke negeri tetangga itu dengan nilai ekspor sebesar Rp 45 juta. Berdasarkan kontrak antara pihak peternak Indonesia dan pengusaha Singapura, pengiriman tersebut akan terus berlanjut hingga mencapai 100 ribu butir. Total nilai ekspor mencapai Rp 270 juta. “Kami akan mengawal perdagangan ini, sehingga hubungan baik kedua pihak terjaga. Peternak dapat menjaga pasokan dan memenuhi permintaan buyer. Sedangkan buyer dapat menjaga kepercayaan peternak kami yang bersungguh-sungguh memberikan pelayanan terbaik,” kata Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian (Kementan), Fini Murfiani di Jakarta.
Tak hanya Singapura, Kementan juga akan menjajaki pasar telur asin di Hongkong dan Brunei Darussalam. Saat ini sudah ada komunikasi antara pihak UD Surya Abadi selaku peternak dan pemasok telur asin asal Indonesia dengan calon pembeli dari kedua negara tadi. Pihaknya meyakini dua negara tersebut akan terlebih dahulu mencoba dan menguji kualitas telur asin Indonesia. Sangat mungkin mereka akan memborong komoditas peternakan tersebut untuk konsumsi masyarakat di sana.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian (Kementan), Fini Murfiani
Selanjutnya
Fini menjelaskan bahwa ke depan permintaan telur asin akan terus meningkat
seiring dengan berkembangnya kuliner dengan tambahan rasa telur asin. Potensi
ini tidak akan disia-siakan Indonesia, mengingat potensi produksi telur itik
saat ini berdasarkan angka statistik peternakan Tahun 2017 sebanyak 308.550
ribu ton.
Ditjen
Peternakan dan Kesehatan Hewan saat ini terus membina peternak dan pengusaha
hasil peternakan siap ekspor. Pemerintah juga mendorong promosi produk olahan
yang mempunyai nilai tambah bagi peternak dalam berbagai ajang pameran maupun
misi dagang. “Kami ingin peternak kami mendapatkan penghasilan yang lebih baik.
Ekspor seperti telur asin ke Singapura adalah contoh nyata,” ujar Fini.
Peternak
itik dari UD Surya Abadi Karawang Jawa Barat Rully Lesmana mengapresiasi upaya
pemerintah yang telah memfasilitasi pihaknya sehingga bisa memasuki jalur
ekspor. Hal tersebut telah membuatnya mendapatkan nilai tambah dari hasil
peternakannya.
Pengiriman
ke Singapura bukanlah yang pertama. Pihaknya sudah pernah mengekspor produk
yang sama sejak 2012, tapi sempat terhenti beberapa tahun karena kendala
keterbatasan bahan baku dan perubahan regulasi di negara tujuan. Namun, dengan
berjalannya waktu, untuk mengatasi kendala bahan baku, Rully juga mengembangkan
usaha peternakan itik, sehingga UD Surya Abadi akhirnya kembali memenuhi
permintaan pasar Singapura. “Nilai tambah yang kami peroleh luar biasa. Ini
merupakan prestasi yang membanggakan kami,” katanya.
UD
Surya Abadi telah mengantongi sertifikat NKV (Nomor kontrol Veteriner) level 2
sejak tahun 2010. Nomor tersebut menandakan produk peternakannya layak ekspor.
Sertifikat tersebut adalah jaminan keamanan pangan kepada pembeli di negara
tujuan. Mutu telur asin UD Surya Abadi tak diragukan.
Produk
ini telah mengantongi sertifikat Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk
Hewan (BPMSPH) yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis milik Ditjen PKH
Kementan. Produk itu dinyatakan bebas cemaran mikroba, residu antibiotik, dan
logam berat yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
Tidak
mudah mendapatkan sertifikat NKV. Rully menceritakan perjuangannya yang
mendapatkan pembinaan dari pemerintah daerah setempat dalam memproduksi telur
asin. UD.Surya Abadi menerapkan cara-cara produksi yang baik dimulai dengan
menyusun standar operasional prosedur, antara lain yaitu dengan menetapkan
bahwa telur disimpan maksimal 3 hari di penampungan dan harus sudah masuk
proses pengasinan.
Kemasan Telur Asin yang Dikirim Ke Singapura
Telur
harus dicuci sebelum diasinkan dengan air bersih.Kemudian dalam melakukan
pengasinan Ia pun tak lagi menggunakan tanah, tapi abu sekam. Cara tersebut
menekan potensi kerusakan produk. “Ini pengalaman kami. Alhamdulillah selama
ini tidak mengecewakan,” ujar pengusaha yang dibantu 40 karyawan itu.
UD
Surya Abadi juga telah membuat kode pada produksinya. Telur asin diberi kode
009-027. Angka 009 adalah kode peternaknya (farm), sementara 027 adalah kode
petugas candling. Kode telusur seperti itu cukup membantu. “Jadi kalau ada
masalah kita tinggal lihat masalahnya di mana dan segera cari cara untuk
menanggulanginya,” ujar mantan karyawan perusahaan kaca mobil itu.
Untuk
memproduksi telur asin sebanyak itu, Rully mendapatkan pasokan telur bebek dari
berbagai daerah. “Total pemasok ada 30 peternak, tapi diprioritaskan peternak
asal Karawang, kalau kekurangan baru menerima pasokan dari luar,” ujarnya
Editor:
Y.A. Yahya
Source:
Fanspage Kementan RI