MOU antara The Funding Partner International dengan The Funding Partner Indonesia di Sanur, Bali
DIOLUHTAN-suluhtani. Bali.
Penandatanganan MOU antara The Funding Partner International dengan The Funding
Partner Indonesia telah dilaksanakan oleh masing-masing CEO yaitu Jim Edwards,
CEO The Funding Partner International dan CEO The Funding Partner Indonesia, Joni
Eko Saputro, yang dilaksanakan di Sanur, Bali (Minggu, 19/08/2018).
The
Funding Partner (TFP) adalah sebuah perusahaan ekuitas swasta global terdepan
yang didirikan di Utah, Amerika Serikat pada Tahun 2007. TFP fokus
mengoptimalkan aset dan layanan pertanian melalui metode penciptaan nilai
berbasis teknologi mutakhir.
Sebelum
hadir di Indonesia, TFP memiliki empat kantor global di AS, Afrika Selatan,
Kamboja dan Malaysia. TFP mengadopsi model investasi terstruktur dimana
fleksibilitas adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan pendapatan yang
berkelanjutan.
TFP
mengelola berbagai kegiatan manajemen aset pertanian meliputi kemitraan
pertanian, akuisisi lahan, dan akuisisi perusahaan agroteknologi, menetapkan
tolak ukur industri pertanian dan lain sebagainya.
Suasana MOU antara The Funding Partner International dengan The Funding Partner Indonesia
Setiap
data dari blockchain saling terhubung
(jika ada perubahan di salah satu block data, maka akan berpengaruh terhadap
data berikutnya). Teknologi blockchain
ini menambahkan lapisan transparansi pada lingkungan pertanian, mendekatkan
petani dengan konsumen sekaligus menciptakan sinergi antara petani, pengusaha
dan konsumen.
Salah
satu kelebihan sistem blockchain ini
adalah dapat melakukan penelusuran (traceability) pada setiap komoditas yang
dikembangkannya, sehingga setiap konsumen dapat mengetahui setiap perlakuan
para petani dari mulai tanam hingga panen.
Dalam
sistem manajemen rantai pasokan, yang sangat membutuhkan transparansi maka
blockchain diharapkan mampu meningkatkan keamanan pelanggan atau konsumen dan
mengarahkan pada laba bersih yang lebih kuat (karena dapat mengurangi
panjangnya rantai pasok serta menghindari kehadiran para tengkulak).
Salah
satu pilot project penerapan blockchain
ini adalah pengembangan durian varietas Musang King di Jatiluwih, Tabanan, Bali
dengan luas lahan 60 hektar. Dalam pengembangan kebun tersebut para petani akan
didampingi dalam produksi pertanian sehingga dapat meningkatkan kapasitas
produksi maupun mutu hasil pertanian dan TFP akan membantu pada peningkatkan
efektivitas dan efisiensi pengelolaan lahan dan penanaman hingga perawatan
bahkan panen termasuk pula akses jaringan pemasaran hingga ekspor.
Pilot
proyek berikutnya adalah pengembangan kebun durian dengan rencana luas lahan
1000 hektar di Sentul, Bogor. Selain untuk diekspor, kebun durian ini juga
dikembangkan untuk menunjang industri pariwisata khususnya agro tourism.
Turut
hadir dalam Penandatanganan MOU ini diantaranya para Stakeholder dibidang
pertanian, perwakilan Kadin Provinsi Bali, Kapolres Tabanan dan undangan lainnya.
Editor : Y.A.
Yahya
Sumber dan Foto
: Fanspage FB Direktorat Buflori