DIOLUHTAN-suluhtani. Siapa belum kenal dengan sapi
Belgian Blue (atau selanjutnya disebut BB). Sapi dari Eropa yang keturunannya
sudah ada di Indonesia sejak tahun 2016 telah
dikembangkan oleh salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Peternakan dan
Kesehatan Hewan, yakni BET Cipelang secara close
trial.
Setelah melihat perkembangan performans sapi-sapi
keturunan Belgian Blue baik hasil IB (Inseminasi Buatan) maupun TE (Transfer
Embrio) yang ada di Indonesia dan potensi yang tinggi dalam menghasilkan
daging, maka sejak tahun 2017 dicanangkan pengembangan sapi Belgian Blue yang
dilaksanakan bersama dengan Badan SDM dan Badan Litbang Kementerian Pertanian.
Untuk saat ini, pengembangan sapi Belgian Blue masih dilakukan secara tertutup di UPT
Kementan yang ditunjuk. Sapi Belgian Blue akan disebarkan ke masyarakat peternak setelah
dilakukan kajian beberapa aspek manajemen pemeliharaan dan setelah mendapatkan
rekomendasi dari komisi bibit.
Sampai dengan bulan Juni 2018 telah ada 41 ekor sapi Belgian Blue baik hasil IB maupun hasil TE. Sapi hasil TE dengan embrio Belgian Blue memiliki
komposisi darah 100% Belgian Blue atau disebut dengan Belgian Blue murni,
sedangkan sapi yang merupakan hasil persilangan sapi eksotik/lokal dengan semen
beku Belgian Blue memiliki komposisi darah 50% Belgian Blue atau disebut dengan sapi
persilangan. Sapi Belgian Blue 50% ini akan dikawinkan kembali dengan
menggunakan semen beku Belgian Blue dan akan dihasilkan sapi Belgian Blue dengan komposisi darah Belgian
Blue 75%. Sapi Belgian Blue 75% akan dikawinkan dengan semen Belgian Blue akan
dihasilkan sapi Belgian Blue dengan
komposisi 87.5%, demikian seterusnya.
Sapi-sapi keturunan Belgian Blue dengan komposisi darah yang mana
yang akan dikembangkan di Indonesia dan disebarkan ke masyarakat peternak
setelah mendapat rekomendasi dari komisi bibit. Sapi lokal/eksotik yang
digunakan adalah Madura, PO, Simmental, Limousin, Angus, Brahman, Brangus, FH.
Sapi Belgian Blue murni hasil TE lahir melalui operasi Caesar sedangkan sapi persilangan
mampu lahir secara normal. Sapi jantan hasil TE akan digunakan sebagai pejantan
untuk diambil semennya sedangkan sapi betina akan digunakan sebagai sapi donor
untuk diproduksi embrionya.
Sapi-sapi keturunan Belgian Blue yang sudah ada dan telah mencapai
dewasa kelamin mulai dicoba untuk produksi semen dan produksi embrio. BET
Cipelang sebagai satu-satunya UPT Kementan yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana untuk produksi embrio telah melakukan uji coba untuk memproduksi
embrio dari sapi-sapi donor di BET Cipelang baik dari sapi lokal maupun eksotik
dengan semen beku Belgian Blue. Uji coba produksi embrio dengan semen beku BB dilakukan
pada sapi donor Simmental, Limousin, Angus, Madura, Bali, Wagyu, PO dan Aceh.
Embrio yang dihasilkan dari donor sapi lokal/eksotik dengan menggunakan sapi Belgian Blue memiliki komposisi darah Belgian Blue 50% sehingga anak yang dihasilkan sama dengan anak
hasil IB dan diharapkan mampu lahir secara normal. BET Cipelang telah mampu
menghasilkan embrio sapi persilangan BB sebanyak 32 embrio. Embrio dihasilkan
sesuai dengan SNI embrio dan mengacu pada standar IETS (International Embryo
Transfer Society).
Dengan pertimbangan performance sapi lokal (Aceh, Madura
dan Bali) yang relatif kecil dibandingkan sapi PO, maka percobaan persilangan
sapi Aceh, Madura dan sapi Bali dengan sapi Belgian Blue dilakukan dengan cara melakukan
produksi embrio dari sapi-sapi tersebut dengan menggunakan semen Belgian Blue.
Embrio yang dihasilkan dititipkan/ditransferkan pada sapi resipien terseleksi.
Produksi embrio dengan donor sapi Bali dan semen Belgian Blue belum menunjukkan
keberhasilan. Donor sapi Aceh lebih responsif ketika dilakukan produksi embrio.
Ujicoba produksi embrio sapi Aceh dengan semen Belgian Blue menghasilkan 2 (dua) embrio
layak transfer dan kedua embrio tersebut langsung ditransferkan pada sapi
resipien (Limousin dan FH) dan berhasil lahir secara normal pada bulan Mei dan
Juni 2018
Editor : Y.A.
Yahya
Sumber (re-share)
: Fanspage FB Ditjen PKH Kementan