DIOLUHTAN-suluhtani. Berita
yang lagi viral-viralnya yang beredar ditengah masyarakat adalah bahwa SKM (susu
kental manis) tidak mengandung sus sama sekali. Hal ini diperkuat dan secara
resmi dinyatakan tidak mengandung susu oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM). Padahal bertahun-tahun terbiasa dikonsumsi oleh masyarakat yang
menganggapnya sebagai "susu"
Menurut
Kepala BPOM Penny Lukito, seperti dilansir dari Kumparan.com, susu kental manis
hanya mengandung protein (Nx6,38) 6,5% dan lemak susu minimal 8%. Tanpa ada
kandungan padatan susu sama sekali.
Ilustrasi (dok : suluhtani.com)
Tanpa
padatan susu sama sekali, susu kental manis telah berhasil "menipu" masyarakat yang justru sering menyajikannya
untuk anak, sebagai alternatif dari susu bubuk yang memiliki harga lebih mahal.
Melalui
Surat Edaran tentang Label dan Iklan pada Produk Susu Kental dan Analognya
(Kategori Pangan 01.3) pada Mei 2018, BPOM memberikan aturan ketat terkait
peredaran susu kental manis, yaitu:
a.
Dilarang menampilkan anak-anak berusia di bawah 5 tahun dalam bentuk apapun.
b.
Dilarang menggunakan visualisasi bahwa produk Susu Kental dan Analognya
(Kategori Pangan 01.3) disetarakan dengan produk susu lain sebagai penambah
atau pelengkap zat gizi. Produk susu lain, antara lain susu sapi/ susu yang
dipasteurisasi/ susu yang disterilisasi/ susu formula/ susu pertumbuhan.
c.
Dilarang menggunakan visualisasi gambar susu cair dan/atau susu dalam gelas
serta disajikan dengan cara diseduh untuk dikonsumsi sebagai minuman.
d.
Khusus untuk iklan, dilarang ditayangkan pada jam tayang acara anak-anak.
Berbahaya bagi
Kesehatan
Selain
"menipu", susu kental manis juga dinyatakan berbahaya bagi kesehatan.
Mengkonsumsi SKM secara berlebihan akan meningkatkan risiko diabetes dan
obesitas pada anak-anak. Hal ini disebabkan karena kadar gula tinggi di minuman
SKM. "Sebagai sumber energi iya,
tetapi sangat tidak baik apabila energi anak bersumber dari gula,"
kata Dr.Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, seorang dosen Gizi Poltekkes Kementerian
Kesehatan Jakarta, kepada Kompas.com,
Rita
menambahkan, tubuh punya toleransi tertentu dan penelitian menjelaskan,
konsumsi gula lebih dari 10% energi total akan berisiko penurunan sensitivitas
insulin yang kemudian memicu hiperglikemia (kadar gula darah lebih tinggi dari
batas normal) dan memicu risiko diabetes. “Indonesia
saat ini berada di urutan ke-4 di dunia yang penduduknya paling banyak terkena
diabetes” ujar Rita.
Pada
piramida gizi seimbang, susu masuk dalam kelompok bahan makanan sumber protein.
Kandungan 8 gram protein setara dengan satu porsi telur, daging, ikan dan
tempe. "Harusnya susu itu bisa
memberi protein lebih kurang 8 gram, kalsium sekitar 250 gram. Dan gula yang
boleh untuk anak menurut piramida gizi seimbang sekitar satu sampai 2 sendok
makan atau setara dengan 26 gram," kata Rita.
Lanjut
Rita, Jika kemudian seorang anak minum susu dari susu kental manis sebanyak dua
gelas per hari, seperti anjuran gizi seimbang, maka asupan gulanya sangat
melebihi dari pembagian makan sehari yang seimbang untuk anak, ini saya
sayangkan sekali. Selain diabetes dan obesitas, asupan gula secara berlebihan
akan merusak gigi pada anak-anak. "Anak-anak
yang suka konsumsi gula tinggi dalam bentuk susu dan tidak langsung
membersihkannya, maka akan memicu caries dentis (gigi karies). Penelitian
tentang ini sudah banyak di jurnal kedokteran," katanya.
Dilansir
dari Depkes.go.id, Rabu (28/3/2018), gagasan susu menjadi konsumsi harian
masyarakat Indonesia perlu mempertimbangkan beberapa hal. Di antaranya, data
prevalensi intoleransi laktosa yang tinggi, risiko alergi susu dan penyakit
akibat kekurangpahaman masyarakat tentang cara menyimpan susu secara tepat agar
tidak menyimpan bibit penyakit.
Ilustrasi (dok : intisari.grid.id)
Selain
itu, harga susu yang difortifikasi atau ditambahi zat gizi lain menjadi hampir
tidak terjangkau masyarakat umum. Ini yang menyebabkan banyak masyarakat yang
beralih minum susu kental manis.
Kementerian
Kesehatan Indonesia menghimbau masyarakat untuk beralih mengkonsumsi ikan
sebagai sumber protein yang lebih awet daripada susu.
(Artikel
ini telah tayang di intisari.grid.id dengan judul " BPOM Resmi NyatakanSusu Kental Manis Tak Mengandung Susu: Ini Risiko Penyakit Berbahaya di BalikSusu Kental Manis")
Editor
: Y.A.Yahya