Para Delegasi Centre for Alleviation of Poverty thought Sustainable Agriculture (CAPSA) pada Workshop on Agricultural Risk and Dryland Development for Poverty Alleviation di sela-sela waktu luangnya menyempatkan diri berkunjung ke Museum Tanah (09/05/2018)
DIOLUHTAN.suluhtani.Jabar. Semakin hari museum
tanah semakin di kenal masyarakat, untuk kedua kalinya
turis mancanegara yang berasal dari Pakistan, Sri Langka, Bangladesh, Papua New
Guinea, Filipina, Kamboja serta Thailand mengunjungi Museum Tanah mereka adalah
Delegasi Centre for Alleviation of Poverty thought Sustainable Agriculture
(CAPSA) pada Workshop on Agricultural Risk and Dryland Development for Poverty
Alleviation yang di sela-sela waktu luangnya menyempatkan diri berkunjung ke
Museum Tanah (Rabu, 09/05/2018).
Padahal, museum tanah ini baru saja
“soft launching” setahun silam oleh Menteri Pertanian RI, DR. Ir. H. Amran
Sulaiman MP dimana museum itu berada
yaitu Jalan : Ir. H. Juanda, No. 98. Bogor, Jawa Barat. Museum Tanah Indonesia menempati komplek
gedung yang terdiri dari empat bangunan dilengkapi dengan perpustakaan, sinema,
penginapan bahkan area playground untuk anak anak.
Saat
itu, Mentan memaparkan bahwa keberadaan Museum Tanah Indonesia menjadi sangat
penting khususnya untuk mendokumentasikan berbagai jenis tanah dan bebatuan
yang ada di Indonesia. Kemudian dapat dijadikan sarana edukasi, penelitian dan
wisata bagi para peneliti, pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum. "Dengan
mengenal tanah di Indonesia, maka berbagai inovasi teknologi pertanian dapat
diciptakan khususnya untuk efisiensi dan peningkatan produksi pertanian, mudah-mudahan
menjadi awal kebangkitan pertanian dan menjadi tombak pertanian dimana muncul
nya teknologi dan inovasi baru untuk pertanian " demikian kata Amran saat sambutannya Desember 2017 lalu. ( Soft Launching Museum Tanah Indonesia oleh Menteri Pertanian RI )
Para delegasi-delegasi CAPSA
sangat antusias menyimak penjelasan pemandu yang dalam kesempatan tersebut di
pandu oleh para peneliti tanah dari Kementerian Pertanian. Hal yang paling
menarik perhatian mereka adalah diorama ekosistem dimana diorama ini
menggambarkan ekosistem tanah yang hidup berdasarkan tanaman di atasnya, ada
pertanyaan unik dari salah satu delegasi ia menanyakan mengapa di museum tanah
ada bingkai cantik yang berisi kupu kupu lalu apa hubungannya
Kupu-kupu
dikenal sebagai serangga penyerbuk tanaman, yang membantu bunga-bunga
berkembang menjadi buah. Sehingga bagi petani, dan orang pada umumnya,
kupu-kupu ini sangat bermanfaat untuk membantu jalannya penyerbukan tanaman,
disisi lain larva tau ulat yang akan menjadi kupu kupu malah bisa menjadi hama
yang tanaman semusim, baik buah maupun daun pohon buah-buahan dan pohon pada
umumnya dapat habis dimangsanya dalam relatif singkat untuk itulah kupu-kupu
menjadi salah satu bagian dalam diorama ekosisterm.
Bagi
masyarakat Indonesia yang belum mengetahui dan ingin mengunjungi Museum Tanah
Indonesia, lokasi museum tanah sangat strategis yakni di pusat kota dan mudah
dijangkau yaitu di jalan Ir. H. Juanda No.98 Kota Bogor. Museum Tanah Indonesia
melayani pengunjung setiap hari senin-jumat mulai pukul 08.30 - 15.00 WIB.
Editor
: Yoush A. Yahya
Sumber-Foto : Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian