DIOLUHTAN. Apresiasi
ini diberikan setelah Menteri Pertanian RI, Dr. Ir. H. A. Amran Sulaiman, MSi
menyampaikan peccapaian program di Tahun 2017 dimana pada tahun tersebut,
anggaran terealisasi sebesar 90.44 persen. Dalam kesempatan tersebut Mentan
juga menyampaikan rencana pelaksanaan anggaran tahun 2018.
Seperti
yang dilansir oleh www.sinfonews.com. Ketua Komisi IV DPR-RI, Edhy Prabowo pun
kembali menyampaikan apresiasinya atas kinerja Menteri Pertanian Andi Amran
Sulaiman terkait kesuksesan Amran dalam ekspor jagung. Edhy Prabowo bilang tak
salah kalau Amran disebut bapak jagung nasional. Rabu (14/03/2018)
Edhy
juga mengapresiasi kerja keras
Kementerian Pertanian (Kementan) yang dipimpin Andi Amran Sulaiman yang telah berhasil menyerap
anggaran tahun 2017 sebesar 90.44 persen serta mampu meningkatkan produksi
pangan dan kesejahteraan petani, khususnya ketersediaan 10 pangan strategis di
2017.
Tak
kalah dengan Ketua Komisi IV, Roem Kono Wakil Ketua Komisi IV, juga
menyampaikan apresiasi atas kinerja Amran. “Saya
dari wilayah Gorontalo menobatkan Mentan menjadi Bapak Pertanian, juga karena
sukses mengembangan jagung, maka juga dinobatkan sebagai Bapak Jagung
Indonesia,” ujarnya.
Apresiasi
juga datang dari Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Daniel Johan, ia mengatakan
telah banyak keberhasilan pertanian saat ini terutama dalam hal peningkatan
produksi kata Daniel.
Ucapan
yang sama juga disampaikan oleh Michael Wattimena, apresiasi diberikan kepada
Mentan sebagai konduktor yang mengatur pertanian sehingga tahun 2016 meraih WTP
dan bahkan serapan anggaran semakin tinggi hingga di atas 90% . “Kita patut beri apresiasi untuk capaian
ini”, kata Wattimena.
Amran
: Dulu Makasar Impor Jagung 3,6 Juta Ton, Kini Ekspor
Menteri
Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali melepas ekspor jagung untuk kali
ke dua selama tahun 2018. Sebelumnya ekspor jagung 57 ribu ton dari Gorontalo,
kini ekspor 60 ribu ton dari total kontrak 100 ribu ton ke Filipina di
Pelabuhan Makassar, Jumat (9/3/2018).
Hadir
pada pelepasan ekspor jagung ini, adalah Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul
Yasin Limpo, Pangdam XIV/Hsn, Mayjend TNI Agus Surya Bhakti, Kapolda Sulsel,
Irjen Pol Drs Umar Septono, Brigjen TNI Budi Sulistijono (Kasdam XIV/Hsn),
Dirut Pelindo IV, Doso Agung dan Direktur PT. Pertani, Wahyu.
Laman
www.sinfonews.com menjelaskan bahwa Amran Sulaiman menyebutkan, ekspor jagung
merupakan realisasi amanah Nawacita untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan
peningkatan kesejahteraan petani. Kementan bersama semua pihak akan terus
menggenjot sektor produksi pertanian di Indonesia. “Sehingga, jumlah ekpor jagung maupun produksi komoditas lain bisa
meningkat. Tahun ini kita siapkan bibit jagung dan pupuknya untuk 3,7 juta
hektare lebih, gratis diberikan kepada petani,” ungkap Mentan di acara
pelepasan ekspor.
Lebih
lanjut Amran menekankan ekspor ini merupakan prestasi besar sehingga menjadi
sejarah baru Indonesia. Pasalnya, dulu langganan impor jagung, kini membalikkan
menjadi ekspor. “Kerja keras petani yang
didukung semua pihak ini membuahkan hasil. Di tahun 2015 Indonesia impor jagung
3,5 juta ton, tapi dengan digenjot program jagungisasi, impor 2016 turun 62
persen dan 2017 tidak ada impor jagung pakan ternak,” sebutnya.
Kini
2018 sudah ekspor jagung ratusan ribu ton. “Seandainya
tidak ada program Upaya Khusus, kita akan impor 4 sampai 5 juta ton,”
tambah Amran.
Ekspor
jagung di tahun 2018 ini dimulai dari Gorontalo yakni ekspor 57 ribu ton ke
Filiphina. Sekarang ekspor lagi dari Makassar. “Minggu depan kita ekspor dari Sumbawa, NTB target tahun ini minimal
300 ribu ton dan ekspor dari Jatim dan Sulbar,” imbuh Amran.
Amran
pun menekankan peningkatan produksi jagung tidak hanya berdampak perolehan
devisa, akan tetapi sangat nyata meningkatkan kesejahteraan petani. Misal,
dengan total produksi jagung Sulsel 2,23 juta ton per tahun dan harga Rp 3.150
per kg, diperoleh pendapatan Rp 7 triliun. “Setelah
dikurangi biaya produksi, ya minimal petani jagung Sulsel memperoleh untung Rp
4 hingga 5 triliun. Ini nilai yang sangat besar. Jadi petani dipastikan
sejahtera,” paparnya.
Gubernur
Sulsel, Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa melawan impor pangan yang
menyangkut kebutuhan dasar masyarakat. Kemudian, ekspor jagung hari ini
menandakan negeri ini luar biasa, yakni bisa menyediakan pangan khususnya
jagung untuk negara lain. “Impor pangan
strategis tidak boleh masuk di Sulsel. Hari ini kita buktikan bersama ekspor
jagung. Kalau kita serius dan modern memanfaatkan lahan pertanian, produksi
jagung Sulsel bisa lebih besar. Kita bisa capai 2,6 juta ton yang nilai
mencapai Rp 3 sampai 4 triliun,” tegasnya.
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo ketika diwawancarai awak Media Elektronik
Adapun
berdasarkan data BPS, produksi jagung nasional sejak tahun 2015 hingga 2018
mengalami kenaikan. Di tahun 2015, produksi jagung sebesar 19,6 juta ton, 2016
naik menjadi 23,6 juta ton dan 2017 pun naik yakni 27,9 juta ton.
Demikian
juga produksi jagung di Sulawesi selatan selama 3 tahun ini pun mengalami
kenaikan. Tahun 2015 sebesar 1,5 juta ton, 2016 sebanyak 2,1 juta ton dan 2017
pun naik mencapai 2,23 juta ton.
Editor
: Yoush A. Yahya
Sumber
: www.sinfonews.com