DIOLUHTAN. Sulsel. Penyuluh Pertanian Dinas Peternakan Kab. Bone, Sulawesi Selatan, Yusran A. Yahya, SPt, MSi menyatakan penyakit rabies atau anjing gila tidak perlu ditakuti dan resah sepanjang tidak terkena gigitan anjing yang terkena rabies.
Masyarakat tidak perlu resah dan panik jika digigit anjing liar dan hanya perlu mengikuti beberapa langkah pencegahan. "Jangan resah ketika ada rabies. Kalau ada yang digigit anjing, cuci cepat daerah gigitan dengan sabun. Peras darah agar keluar kemudian bawa ke puskesmas segera untuk mendapat vaksin. Yang paling penting rabies tidak usah ditakuti," kata Yusran saat mulai mensosialisasikan kembali program Desa Bebas Rabies di Kab. Bone.
Penyuluh Pertanian Disnak Bone, Yusran A. Yahya saat kegiatan Vaksinasi Massal Rabies
Yusran
memaparkan jika kebetulan tidak segera mendapat suntikan vaksin anti-rabies
(VAR), masyarakat bisa mengurung anjing tersebut untuk diobservasi.Anjing yang
tertular rabies akan mati dalam waktu 14 hari. Namun, penularan rabies
tergantung pada letak gigitan. Jika digigit di area kaki, perawatan masih bisa
ditunda, namun jika di bagian perut sampai ke atas, harus segera mendapat
suntikan VAR. Oleh karena itu, ia pun mengimbau orangtua untuk segera bertindak
cepat jika anak-anak terkena gigitan, terutama di bagian wajah. "Karena anak-anak itu pendek, pasti
mukanya yang digigit, biasanya bagian pipi. Kalau muka sangat dekat dengan end
target di otak kecil. Kemungkinannya 0,1 persen kita hidup," terang
Yusran.
Dalam
sosialisasi tersebut, dia juga mengimbau agar masyarakat bisa menyadari virus
rabies hanya bisa dikendalikan dengan memberi vaksin pada anjing peliharaan
secara rutin setahun sekali. Dengan begitu, gigitan anjing tidak akan
berbahaya.
Seperti
diketahui bahwa penyakit rabies merupakan salah satu penyakit zoonotik
(penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya) yang sangat
berbahaya. Lebih dari 59.000 orang di dunia
meninggal karena penyakit rabies setiap tahunnya. Rabies hampir selalu
berakibat fatal jika gejala pada korbannya sudah muncul. Artinya, jika gejala
penyakit ini sudah muncul, 99% korbannya akan meninggal.
Penyakit
ini memang 99% dapat menyebabkan kematian jika gejala sudah muncul, namun 100%
dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi hewan peliharaan, edukasi masyarakat,
dan juga dengan penanganan luka gigitan hewan penular rabies dengan cepat dan
tepat.
99% kasus rabies yang terjadi pada manusia ditularkan melalui
gigitan anjing. Oleh karena itu, salah satu strategi yang dianggap efektif dan
efisien dalam upaya pencegahan dan pengendalian rabies adalah melalui vaksinasi
massal tahunan pada daerah endemis rabies dengan target minimal 70% populasi
anjing di wilayah tersebut dapat divaksin.
Hal ini harus didukung dengan program penyadaran masyarakat melalui program edukasi
terkait dengan rabies dan penularannya, serta penanganan kasus gigitan anjing
dan hewan penular rabies yang lain. Program edukasi ini sangat penting terutama
kepada anak-anak karena 4 dari 10 kasus rabies biasanya terjadi pada anak-anak.
Lebih dari 2/3 wilayah dunia tertular penyakit rabies.
Kebanyakan wilayah tersebut berada di Asia dan Afrika, terutama pada negara
berkembang. Di Indonesia sendiri, rabies tersebar di 25 dari 34 provinsi yang
ada, kecuali Kepulauan Riau, Bangka-Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah,
Yogyakarya, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua, dan Papua Barat.
Program pencegahan dan pengendalian rabies akan berhasil jika ada keterlibatan
aktif dari masyarakat. Masyarakat mempunyai peran penting di dalam program
pencegahan dan pengendalian rabies, yaitu dengan menjadi pemilik hewan yang
bertanggung jawab. Menjadi pemilik hewan yang bertanggung jawab sangat mudah
dilakukan: memberikan makan dan minum hewan peliharaan, memberikan tempat
tinggal hewan peliharaan, mengobati hewan peliharaan jika sakit, memberikan
vaksinasi rabies kepada hewan peliharaan, serta tidak melepasliarkan hewan
peliharaan.
Yusran A. Yahya bersama Dirjen PKH (kanan) berharap secepatnya Indonesia Bebas Rabies.
Mari
bekerja bersama menuju Indonesia bebas rabies!
Source : Y.A. Yahya bersama Sahabat Anti Rabies
Foto : Y.A. Yahya dan Sahabat Anti Rabies (Fakta)