"Kedepannya
diharapkan banyak calon tenaga kerja yang mempunyai sertifikasi dan miliki
kompetensi dan jika mereka dibutuhkan di lapangan memang sudah siap kerja"
DIOLUHTAN. Jabar - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pertanian (BPPSDMP) Momon Rusmono meminta agar program standarisasi dan
sertifikasi profesi pertanian lebih dioptimalkan. "Kedepannya diharapkan banyak calon tenaga kerja yang mempunyai
sertifikasi dan miliki kompetensi dan jika mereka dibutuhkan di lapangan memang
sudah siap kerja," kata Momon pada kegiatan Rapat Teknis
Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian 2018 di Depok, Rabu kemarin.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pertanian (BPPSDMP) Momon Rusmono ketika menyampaikan paparan acara
Rapat Teknis Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian 2018. (Antara Foto/Feru
Lantara)
Ia mengatakan
sesuai arahan Presiden Jokowi pada 2019 pembangunan akan berorientasi pada
sumber daya manusia pertanian yang berbasis kompetensi melalui
pendidikan dan latihan.
Begitu juga
dengan Menteri Keuangan, Sri Mulyani bahwa kedepannya SDM Pertanian jadi perhatian
serius karena kita tak bisa terus menerus hanya mengandalkan sumber daya
alam yang melimpah saja, karena sebanyak apapun sumber daya alam kalau SDM tak
bagus maka tak bisa dikelola dengan baik. "Sama
seperti didalam birokrasi juga, supaya bagus maka SDM harus bagus," jelasnya.
Oleh karena itu
ada beberapa poin pertama agar program standardisasi dan sertifikasi profesi
bidang pertanian lebih dioptimalkan, sehingga kedepan banyak menyiapkan
calon-calon tenaga kerja yang mempunyai sertifikasi dan kompetensi sudah punya
keahlian.
Misalnya di
bidang perkebunan dibutuhkan kelapa sawit standar yang terkait. Begitu juga
dengan peternakan banyak dibutuhkan inseminator, pemeriksa kebuntingan (PKB) yang tentunya
juga kita siapkan standar sertifikasi dan kompetensi bidang peternakan.
Kedua katanya
kami mengajak agar menumbuhkembangkan pusat pelatihan pertanian dan pedesaan
swadaya (P4S) dengan makin banyak P4S maka banyak pelatihan yang dilakukan
secara swadaya oleh petani. "P4S
merupakan lembaga penyuluhan yang dimiliki dan dikelola oleh petani,"
katanya.
Ketiga kami juga
agar mendorong baik aparatur dan non aparatur mendukung program strategis
Kementerian Pertanian, seperti pelatihan bawang merah, bawang putih, kedelai
dan lainnya. Dikatakannya pelatihan ini arahkan pada pelatihan tematik `on the job training` yang dilakukan di
lapangan bisa dipakai penyuluhan yang sesuai dengan kendala di lapangan bukan
lagi di balai besar. (antaranews.com)
Editor : Y.A. Yahya