DIOLUHTAN. Sulsel. Penyuluh Pertanian pada Dinas Peternakan Kab. Bone, Yusran A. Yahya, SPt, MSi menggelar
Bimtek dan Kursus Tani dalam rangkaian mensukseskan program “Desa Bebas Rabies” untuk
melatih kader vaksinator rabies yang akan mengawal program bebas rabies di Desa
Massila, Kec. Patimpeng, Kab. Bone, Sulawesi Selatan.
Penyuluh Pertanian, Dinas Peternakan Kab. Bone, Yusran A. Yahya, SPt, MSi saat melatih Para Kader Vaksinator untuk Pencegaha Penyakit Rabies pada HPR
Kegiatan
tersebut dimaksudkan agar kader vaksinator rabies nantinya dapat melaksanakan
vaksinasi dengan totalitas karena selama ini petugas pemberi vaksin
(vaksinator) cukup terbatas sehingga vaksinasi kadang tidak maksimal
Kader Vaksinator melakukan Latihan, Kunjungan dan Demonstrasi
Dijelaskannya,
pelatihan itu berkaitan erat dengan penanggulangan wabah rabies serta
pelaksanaan program bebas rabies yang ditetapkan di Desa Massila. Selain mereka
(kader vaksinator) paham bagaimana teknik vaksin yang juga diharapkan mampu
memberikan antisipasi dan informasi tentang tanggap penyakit rabies secara
efektif. “Kami berharap selain paham melakukan vaksinasi juga dengan kesadaran
sendiri mau mengawasi hewan penular rabies yang belum di vaksin sehingga
terbentuklah "Early Warning System (Sistem Peringatan Dini)" penyakit
rabies pada anjing dan manusia” jelas Yusran
Sinergi
Disnak dan Dinkes Hadapi Zoonosis
Cita-cita mewujudkan Desa tersebut diatas sebagai Desa bebas rabies
dapat dicapai dengan memperhatikan sinergi sektor kesehatan manusia, hewan, dan
lingkungan. Melalui sinergi yang dikenal sebagai konsep “one health” tersebut
penyakit zoonosis yang ditularkan hewan kepada manusia dapat diatasi secara
intensif dan lebih dini. Selain itu, dukungan pemerintah juga sangat
dibutuhkan.
Hal
ini terungkap melalui diskusi kecil pada saat pegawai Dinas Peternakan Kab.
Bone, pegawai Dinas Kesehatan Kab. Bone, Kepala Dusun Kadieng, beserta tokoh
masyarakat beristirahat di rumah Kadus Kadieng, Massila (Sabtu/4/10/2017)
disela-sela kegiatan masing-masing. “Sinergi sektor “animal, human, dan ecosystems”
ini dapat dilakukan melalui pendekatan lima pilar yang meliputi sosiokultural,
teknis, organisasi, politik, dan sumber daya. Tanpa dukungan dari pemerintah
mulai tingkat bawah ke atas misalnya, sulit mewujudkan penanggulangan zoonosis
terintegrasi,” ujar Yusran A. Yahya. Penyuluh pertanian Disnak Kab. Bone kepada suluhtani.com usai diskusi.
Kadis Peternakan Kab. Bone, drh. H. Aris Handono memberikan arahan dan materi kepada para Kader Vaksinator
Source : Y.A.Yahya