DIOLUHTAN. Lima
tahun terakhir buah manggis dari Indonesia tidak dapat langsung masuk ke
Tiongkok. Tapi bukan berarti buah yang kaya manfaat
dan digemari di sana ini tak beredar di sana. Mereka mengambilnya lewat jalan
memutar, melalui negara perantara seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand.
Nilai tambahnya malah diperoleh negara perantara.
Peluncuran perdana ekspor buah manggis ke Tiongkok melalui Bandara Soekarno Hatta
dengan eksportir PT. Agung Mustika Selaras
Ini
sebentuk diskriminasi dalam perdagangan dan karena itu Kementerian Pertanian
melalui Badan Karantina Pertanian melaporkan kondisi ini ke Organisasi
Perdagangan Dunia pada Oktober 2016 di Jenewa, Swiss. Setelah melewati negosiasi yang
panjang, pada tanggal 11 Desember 2017, Badan Karantina Pertanian Kementerian
Pertanian RI dan otoritas karantina China menandatangani kesepakatan protokol
manggis, menyusul protokol sarang burung walet dan salak yang telah lebih
dahulu ditanda tangani bersama.
Kamis,
18 Januari 2017 lalu, hari yang sangat dinanti-nantikan oleh para petani dan
eksportir buah manggis pun tiba. Pada hari ini merupakan peluncuran perdana
ekspor buah manggis ke Tiongkok. Buah eksotis Indonesia ini dikirim melalui
Bandara Soekarno Hatta dengan eksportir PT. Agung Mustika Selaras, Tangerang.
Jumlahnya
baru satu ton tapi cukup menggembirakan. Menteri Pertanian berharap ekportir-eksportir
lainnya akan mengikuti setelah guna memenuhi persyaratan administrasi maupun
teknis sebagaimana tercantum dalam protokol yang sudah disepakati. "Jumlah
total yang diminta Tiongkok untuk musim panen 2018 sebanyak 2.000 ton. Hal
penting yang tertuang dalam protokol ekspor manggis ke Tiongkok tersebut di
antaranya adalah : kebun dan rumah kemas yang sudah teregistrasi, bebas dari
OPT seperti lalat buah (fruit flies), kutu putih (mealy bugs), kutu tempurung
(scale insect)" rilis Amran melalui FPnya. (Fanspage FB Amran Sulaiman)
Editor : Y. A. Yahya