oleh :
Jenderal TNI (Purn) Moeldoko
(Ketua HKTI/Mantan Panglima TNI)
DIOLUHTAN. Ketua Umun Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal TNI (Purn)
Moeldoko menyatakan bahwa sehebat apapun persenjataan sebuah negara, keamanannya
akan terancam bila sektor pangannya rapuh.
Oleh
karena itu sektor pertanian harus mendapat perhatian serius agar segera
dibenahi. “Ketahanan dan kedaulatan
pangan bisa jadi ancaman serius bila petani dan pertanian tidak dibenahi,”
ujar Moeldoko di Jakarta hari ini.
Salah
satu yang harus menjadi fokus perhatian
dalam mengamankan sektor pangan adalah pemberantasan hama tanaman. Maka selain
membentuk Detasemen Khusus Anti Terorisme (Densus Anti Teror) dan Detasemen
Tindak Pidana Korupsi (Densus Tipikor), Indonesia juga perlu membentuk tim
khusus untuk menangani hama demi keamanan pangan. “Sebab para petani kini terus-terusan dihajar hama sebagai teror yang
meruntuhkan sektor pertanian,” ujar Moeldoko.
Hama
yang sulit diatasi ini membuat para petani menderita sehingga menjadi salah
satu penyebab berkurangnya animo masyarakat menggeluti bidang pertanian.
Akibatnya, jumlah petani Indonesia secara perlahan-lahan semakin mengecil
karena tidak ada lagi generasi muda yang mau jadi petani. Ini harus mendapat
perhatian serius.
Hal
inilah, kata Moeldoko, yang mendorong HKTI akhirnya membentuk tim khusus untuk
mengatasi hama pertanian. Tim ini akan siap selalu membantu para petani yang
lahannyadiserang hama. Selain itu, tim ini akan terus mengembangkan teknologi
untuk mengatasi hama. “Tim yang dibentuk
nanti namanya Brigade Anti Hama. Isinya orang-orang yang memiliki kompetensi
tentang tumbuh dan mutasinya beragam hama yang saat ini meresahkan petani.
Teknologinya juga akan terus dikembangkan,” jelas mantan panglima TNI ini.
Langkah
ini merupakan upaya untuk memajukan dan menyejahterakan petani sekaligus
regenerasi. Menurutnya, seharusnya masyarakat dan anak-anak muda bisa memiliki
kesempatan besar untuk menjadi petani yang sukses. Jangan sampai ruang dan
lahan serta kemampuan petani Indonesia kian sempit dan sulit. “Saya bersama HKTI mau mengajar dan mengajak
anak-anak muda bertani yang lebih bagus dan lebih sejahtera. Jika anak-anak
muda sekarang hendak berperan mewujudkan petani dan nelayan yang sejahtera,
banyak peluangnya,” ujar mantan Panglima TNI ini.
Budaya dan teknologi
Dalam
keterangannya Moeldoko juga menyebutkan bahwa persoalan sektor pertanian bukan
hanya urusan lahan yang kian menyusut, atau ketidakmampuan masyarakat, tetapi
ada juga persoalan budaya dan teknologi yang tidak sinkron selama ini. “Dengan teknologi dan kultur bertani yang
berkembang, mestinya petani akan maju dan sejahtera. Oleh karena itu teknologi
harus bisa kita hubungkan dengan kultur kepada masyarakat, agar pertanian kita
tidak stagnan atau mati,” tutur Moeldoko yang kini akrab dipanggil Panglima
TANI.
Maka
setelah terpilih menjadi Ketua Umum HKTI, Moeldoko pun langsung melakukan
sejumlah pengembangan teknologi dan kultur seperti menciptakan kemandirian
dengan melakukan pembibitan atau benih padi M400 dan M70D. Moeldoko mengaku,
jenis padi temuannya yang diberi nama M400 dan M70D itu, merupakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan oleh para sarjana pertanian bersama masyarakat
petani.
Moeldoko (tengah/baju putih) ditengah-tengah para Petani
Selain
itu, dia juga memperkenalkan MoeldokoTeknologi, yaitu sistem tanam yang
meliputi Cara Tanam, benih yang baik yaitu M70D atau M400, dan Pupuk Organik
produksi M Tani, serta Pendampingan bagi petani per 20 hektar satu orang dari M
Tani. “Dalam waktu 70 hari, benih padi
jenis M70D itu, bisa menghasilkan padi yang berkualitas bagus dan hasil panen
yang besar. Sedangkan M400 selain tahan hama, juga bisa menghasilkan hingga
sembilan ton per hektar dan bisa dipanen dalam 90 hingga 100 hari,” kata
mantan panglima TNI ini.
Teknologi
lain yang sedang dalam pengembangan HKTI adalah drone pertanian. Drone yang
nanti akan diperkenalkan kepada khalayak itu dapat digunakan multi fungsi yaitu
untuk pemupukan, penyemprotan pestisida, pemotretan, dan lain-lain. “Saat ini sudah ada tapi kapasitasnya sedang
kami tingkatkan sehingga mampu beroperasi lebih lama dengan daya jelajah lebih
jauh,” kata Moeldoko.
Sumber
: HKTI Media Center