DIOLUHTAN. Jakarta - Pemerintah
sudah memiliki Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil (PNS). Berdasarkan peraturan itu Kepala Badan Kepegawaian
Negara Bima Haria Wibisana mengeluarkan peraturan tentang cuti PNS.
Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara (Perka BKN) Nomor 24
Tahun 2017 yang mengatur tata cara pemberian cuti bagi PNS. Peraturan yang
mulai diundangkan 22 Desember 2017 itu menyatakan cuti itu diberikan oleh pejabat
pembina kepegawaian setempat. “Cuti bagi
PNS yang ditugaskan pada lembaga yang bukan bagian dari kementerian atau
lembaga diberikan oleh pimpinan lembaga yang bersangkutan kecuali cuti di luar
tanggungan Negara,” begitu bunyi Diktum II Poin 5 lampiran peraturan
tersebut.
Menurut peraturan tersebut ada tujuh jenis cuti. Ketujuhnya
adalah cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti melahirkan, cuti karena
alasan penting, cuti bersama; dan cuti di luar tanggungan Negara.
Untuk cuti tahunan akan diberikan kepada PNS dan Calon PNS yang
telah bekerja paling kurang satu tahun secara terus-menerus. Lamanya 12 hari
kerja.
Permintaan cuti tahunan paling kurang dalam satu hari kerja.
Jika cuti tahunan akan digunakan di tempat yang sulit sarana perhubungannya
peraturan itu memberi kelonggaran bertambah menjadi 12 hari kalender.
Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan dalam tahun berjalan
bisa digunakan dalam tahun berikutnya paling lama enam hari kerja ditambah cuti
tahun berjalan sehingga 16 hari kerja.
Hak cuti tahunan yang tidak digunakan dua tahun atau lebih
berturut-turut dapat digunakan tahun berikutnya. Perinciannya 12 hari untuk
cuti tahun sebelumnya dan 12 hari pada tahun berjalan. Jadi PNS yang
bersangkutan bisa cuti selama 24 hari kerja.
Peraturan itu juga menegaskan hak atas cuti tahunan dapat
ditangguhkan oleh Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti bila terdapat
kepentingan dinas mendesak. Hak cuti itu bisa diambil tahun berikutnya
penuh ditambah cuti tahun berjalan.
Cuti tahun guru atau dosen PNS disamakan dengan libur sekolah.
Sementara itu cuti besar diberikan kepada PNS yang telah bekerja
paling singkat lima tahun secara terus-menerus. Lamanya tiga bulan. Mereka yang
sudah menggunakan cuti besar tidak berhak atas cuti tahunan dalam tahun
berjalan.
Hak cuti besar dapat ditangguhkan penggunaannya oleh Pejabat
Yang Berwenang Memberikan Cuti apabila terdapat kepentingan dinas mendesak,
kecuali untuk kepentingan agama. Cuti besar yang digunakan kurang dari tiga
bulan, maka sisa cuti yang menjadi hak PNS itu akan dihapus.
Ditegaskan dalam peraturan ini, selama menggunakan hak atas cuti
besar, PNS yang bersangkutan menerima penghasilan PNS, yang terdiri atas gaji
pokok, tunjangan keluarga, dan tunjangan pangan sampai dengan ditetapkannya
Peraturan Pemerintah yang mengatur gaji, tunjangan, dan fasilitas PNS.
Sumber : www.korpri.id