DIOLUHTAN. Aceh.
Memberantas peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang sudah lama dilakukan Negara
lewat penegakan hukum dan rehabilitasi para pemakai/pengguna. Tapi itu belum
cukup.
Badan Narkotika Nasional (BNN) menggandeng Kementerian
Pertanian untuk menjawab salah satu akar masalah narkoba (salahsatunya Ganja)
yaitu soal kesejahteraan masyarakat. BNN dan Kemntan hadir di pelosok Aceh
Besar membantu petani untuk menanam tanaman produktif di lahan yang luas, dan
tidak menanaminya lagi dengan ganja. "Tanaman
ganja, apa sih permasalahannya? Ternyata masalah perut, kesejahteraan,”
kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN)
Komjen Budi Waseso.
Dalam sambutannya, Budi Waseso pada kegiatan Penanaman Perdana
Komoditi Alternatif di Provinsi Aceh 2017, berharap dengan adanya program
alternatif development (penanaman komoditas alternatif pengganti ganja) kita
bisa angkat martabat Indonesia dari kacamata pertanian yang dimulai dari Aceh. “komoditas pertanian mampu menggantikan
tanaman ganja dan justru mempunyai nilai tambah dalam berbagai aspek. Para
petani-petani itu niat awalnya tidak menanam ganja, lalu dipergunakan oleh
kelompok jaringan bandar kemudian dimanfaatkan menanam ganja, hasilnya dia
(petani) tidak menikmati, tetap lapar, miskin. Makanya kita ubah mereka menanam
tanaman alternatif (jagung) yang punya nilai ekonomi", terang Buwas.
Kawasan pedalaman Aceh
kerap menjadi lokasi penemuan kebun ganja yang luas, yang hasilnya dikirim
secara ilegal ke berbagai lokasi di Indonesia. Jaringan bandar narkoba
memanfaatkan para petani yang polos dan membutuhkan uang untuk menanam tanaman
durjana itu. Padahal, kenyataannya, hidup para petani ini tidak berubah.
Menteri
Pertanian, Dr, Ir, H. Andi Amran Sulaiman, MP, dan tentu saja beserta jajaran
Kementerian Pertanian terjun langsung dalam
kegiatan tersebut sangat antusias dan mendukung upaya yang dilakukan BNN
terlebih lagi bersentuhan langsung dengan
pertanian. "Ada yang menarik dari
kunjungan kali ini, lain daripada yang yang lain, tiga tahun kami tawaf seluruh
Indonesia, ini mungkin paling berkesan, karena ingin kita merubah kawasan ganja
menjadi kawasan jagung", ujar Amran
Amran
berujar bahwa kawasan yang potensial ditanami ganja, akan diubah menjadi
kawasan jagung dan tanaman pertanian sejenis. Kementerian Pertanian menyumbang
benih dan peralatan untuk lahan sekitar 15.000 hektare. "Kami siapkan tanaman, terserah bapak
apa yang diinginkan, jagung (minta) 1000 bisa 10 ribu aku kasih. Tolong
sahabatku petani di Aceh Besar ini, tolong berhenti tanam ganja. Bapak minta
tanaman apa saja aku kasih, mau kopi aku kasih, jagung bibitnya gratis, mau
pinang, kelapa dalam, apa saja tanaman pertanian, aku kasih secara
gratis", terang Amran sambil
menyapa para petani.
Amran
sangat optimis upaya ini mampu dinjalankan dengan optimal mengingat sebelumnya
Kementerian Pertanian berhasil mengelola jutaan hektare lahan pertanian jagung
dengan baik. Selain itu, dukungan alat mesin pertanian (alsintan) pun diberikan
untuk Aceh dalam bentuk bantuan oleh Amran langsung berupa traktor roda 4
sebanyak 5 unit, traktor roda 2 sebanyak 25 unit, eskavator, pompa 15 unit,
bibit cabai, kopi 200 hektare.
Saat
memberikan arahan, Amran sempat berdiskusi langsung dengan petani asal Aceh.
Mentan langsung menanyakan kebutuhan petani yang kebetulan bernama Bapak
Hasanudin. Secara spontan Amran langsung mengabulkan permintaan 1 unit traktor
serta bibit jagung dan padi seluas 100 hektare di wilayah kampung petani
tersebut.
Selain
itu, kegiatan ini juga dihadiri oleh anggota DPR RI dinataranya Nasir Djamil (Komisi
III) dan Muslim (Komisi X). DPR mendukung upaya yang dilakukan oleh sinergi
kedua belah pihak, BNN dan Kementerian Pertanian dan berharap mampu membebaskan
Aceh menjadi kawasan bebas narkotika. "Mudah-mudahan
ini adalah cara kita untuk mensejahterakan petani dan masyarakat pedesaan
dengan pembangunan alternatif hingga kemudaan kita berhasilkan membebaskan
kaeasan ini menjadi kawasan bebas narkotika", terang Nasir.
Ditambahkannya, bahwa untuk pemenuhan kebutuhan makanan
masyarakat, komoditas pangan saat ini dianggap mampu mengangkat kesejahteraan
para pelaku di sektor tersebut. Dengan jaminan keberlangsungan produksi yang
diusahakan oleh pemerintah, komoditas pangan menjadi strategis untuk menggerakkan perekonomian masyarakat khususnya
di wilayah pedesaan. "Siapa yang menguasai pangan, maka akan menguasai
dunia", hal tersebut selalu di dengung-dengungkan kembali oleh Menteri
Pertanian, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP
Editor : Y.A.Yahya
Sumber dan Foto : Fanspage FB Kementan RI