DIOLUHTAN. Negara
Israel kini tengah menghadapi musim dingin. Walaupun selama lima tahun
berturut-turut musim dingin terus-menerus, tapi kering tanpa hujan setetes pun.
Dengan cuaca yang seperti itu, ribuan warga Yahudi berkumpul di Tembok Barat
atau Tembok Ratapan di Old City, Yerusalem. Mereka berdoa bersama meminta
hujan.
Sekitar
hampir 3 ribu-an warga Israel berdoa di hadapan Tembok Barat. Acara
ritual ini dilakukan menyusul seruan Kementerian Pertanian Israel melalui
Menterinya Uri Ariel agar warga meminta campur tangan Ilahi mengenai kekeringan
parah yang melanda negeri tersebut. Menurut beberapa ahli, 2017 adalah musim
kekeringan terburuk dalam 40 tahun.
Prosesi
ritual Doa dipimpin oleh Kepala Rabbi Israel, David Lau dan Yitzahak Yosef, bersama
sejumlah rabbi terkemuka Israel lainnnya. Menurut Menteri, Uri Ariel, menyebut
sebuah layanan doa bakal dilakukan, agar kekeringan ini segera berakhir
Seperti
yang dilansir oleh Liputan6.com, tahun 2017 ini adalah tahun kelima
berturut-turut tanpa hujan. Negara tersebutl hanya menerima 45 persen curah
hujan rata-rata untuk bulan September sampai November.
Hujan
hanya turun dua kali pada bulan Desember, dan perkiraan untuk hari-hari
mendatang sebagian besar akan panas, sementara sedikit hujan ringan turun di
utara. "Saya meminta masyarakat
untuk berpartisipasi dalam acara ini pada tanggal 10 Tevet (atau 28 Desember),
karena Musim dingin kali ini sepertinya akan menjadi musim kering
lainnya." kata Ariel saat mengumumkan acara awal pekan ini.
Di
antara upaya Kementrian Pertanian tersebut, katanya, mengebor sumber air bawah
tanah di Dataran Tinggi Golan dan Galilea, membangun pabrik desalinisasi
tambahan untuk melengkapi yang sudah ada, dan melakukan penelitian pertanian
untuk menciptakan tanaman yang membutuhkan lebih sedikit air.
Sementara
itu dari portal Grid.Id melaporkan bahwa warga yang hadir diantaranya para kaum tani,
ketua Serikat Petani Israel, bahkan otoritas keagamaan tertinggi di Israel.
Aktivitas ini dilakukan setelah jalan yang ditempuh oleh Pemerintah Israel
sia-sia belaka.
Pusat
Prakiraan Cuaca Jangka Menengah Eropa meramalkan Israel harus bersiap
menghadapi musim dingin yang kering untuk kesekian kali. Dugaan terjadinya
sebuah guyuran hujan adalah fakta yang tidak memadahi. Namun Uri Ariel yang berasal
dari Partai Rumah Ultra Ortodoks Yahudi (Jewish Home Party ) tidak berpikir
seperti itu.
Ekspektasinya
tinggi, meminta sejumlah hadirin membawa payung dan berharap doa yang
dipanjatkan bersama-sama ini, mengetuk pintu gerbang langit. "Setelah 4 tahun kekeringan, hujan
berangsur-angsur turun lebih sedikit," ungkap Ariel, dikutip wartawan
grid.id.
Namun
seruan ini ternyata dicela oleh sebagian pihak. Tindakan ini justru diduga mempertegas ketergantungan Menteri Pertanian Israel kepada kekuatan yang
lebih tinggi untuk mengatasi persoalan.
Beberapa
masyarakat mengkritik menteri pertanian karena mengandalkan doa untuk membawa
hujan ke negara tersebut. Tak sedikit yang menyebut menyebutnya
voodoo. Mereka juga mengkritik doa bersama ini disponsori negara yang
selama ini dianggap sebagai pemerintahan sekuler.
Namun Ariel,
menanggapi para kritikusnya secara langsung, mengatakan bahwa meminta doa
tidaklah susah dan berharap mungkin saja keajaiban bisa terjadi. Dia juga
menunjukkan bahwa kementeriannya dan lembaga lainnya telah bekerja dengan tekun
untuk menemukan sumber air baru bagi negara tersebut. "Saya adalah seseorang yang tidak bergantung pada keajaiban dan
melakukan semua yang saya ketahui sebagai menteri pertanian, bersama menteri
energi dan menteri keuangan, untuk menemukan solusi atas krisis air,"
katanya dalam sebuah wawancara dengan Ynet situs berita berbahasa Ibrani
Bagi
mereka yang mengatakan bahwa kegiatan ritual doa bersama tersebut disponsori negara Israel,
Ariel mengatakan: "Jika Anda tidak
percaya akan hal itu, jangan datang ke acara tersebut."jelasnya
Editor
: Yoush. A. Yahya
Sumber Artikel dan Foto : www.liputan6.com dan www.grid.id