DIOLUHTAN.
Seperti diketahui bahwa Pemerintah sebelumnya telah sukses dalam hal ketersediaan
dan stabilitas harga daging sapi pada bulan puasa Ramadhan dan Lebaran Idul
Fitri 2017 lalu. Kali ini pun masyarakat tidak perlu khawatir terhadap
ketersediaan dan harga daging sapi pada hari besar nantinya
yaitu Natal 2017 dan Tahun Baru 2018. Kementerian Pertanian melalui Direktur
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) I Ketut Diarmita mengatakan
bahwa ketersediaan (stock) daging sapi pada hari besar tersebut aman. “Ketersediaan daging sapi/kerbau secara
nasional menjelang Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 aman bahkan surplus sebanyak
17.183 ton”, ungkap I Ketut Diarmita.
Dirjen
PKH pun lanjut menambahkan bahwa, berdasarkan prognosa kebutuhan daging sapi
bulan Desember 2017 (Natal 2017) dan Tahun Baru 2018 sebanyak 50.479 ton,
sedangkan ketersediaannya sebanyak 67.662 ton. Ketersediaan daging tersebut
berasal dari sapi lokal siap potong sebanyak 29.602 ton (setara 173.987 ekor),
sapi siap potong ex-impor sebanyak 11.003 ton (setara 55.293 ekor), stok daging
sapi di gudang importir 11.249 ton (data per 30 November 2017 dan stok daging
kerbau di Bulog 18.808 ton (data per 30 November 2017).
I
Ketut menjelaskan, rencana kedatangan daging beku sampai Desember 2017 masih
ada sebanyak 16.552 ton yang berasal dari daging kerbau (Bulog) sebanyak 6.552
ton dan daging sapi (Importir) sebanyak 10.000 ton. “Untuk mencukupi kebutuhan daging sapi, Pemerintah tetap
memprioritaskan pasokan produksi dalam negeri dan melakukan pengendalian impor
sesuai kebutuhan”, jelasnya.
Lebih
lanjut disampaikan, total impor sapi dan daging sapi tahun 2017 sebanyak
197.410 ton (32.6 % dari kebutuhan nasional) yang mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan impor tahun sebelumnya yaitu sebanyak 267.827 ton (41% dari
kebutuhan nasional). “Secara umum memang
kita masih mengandalkan pasokan impor untuk menutupi kebutuhan daging sapi di
kota-kota besar terutama untuk wilayah Jabodetabek”, ungkap Dirjen PKH.
Baca Pula :
1. Gerakan dan Aksi serta Langkah Kontrol Pemerintah Tehadap Ketersediaan dan Stabiliasi Harga Pangan
2. Daging Sapi Jelang Natal dan Tahun Baru Surplus, Tidak Ada Alasan Untuk Harga Naik Tinggi
Pemerintah
melalui Kementan saat ini terus melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan
ketersediaan daging sapi di dalam negeri melalui percepatan peningkatan
populasi. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka percepatan peningkatan
populasi sapi, yaitu dengan melakukan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting
(UPSUS SIWAB).
Kementan
pun juga akan memperkuat aspek perbenihan dan perbibitan melalui melalui
penguatan UPT Perbibitan untuk menghasilkan benih dan bibit unggul berkualitas.
Selain itu juga melakukan penambahan impor indukan, baik yang dilakukan oleh
pemerintah maupun swasta. “Jumlah
kumulatif pemasukan indukan sejak 20 Oktober 2016 sampai dengan 4 Desember 2017
sejumlah 22.862 ekor. Adanya pertambahan indukan
sapi yang merupakan mesin reproduksi diharapkan akan mengakselerasi pertambahan
populasi sapi”, jelas I Ketut Diarmita
Ditambahkan
lagi, pemerintah saat ini juga sedang melakukan perbaikan sistem logistik dan supply
chain untuk komoditas sapi dan daging sapi. Untuk mengantisipasi gejolak harga
Ditjen PKH melalui Petugas Informasi Pasar (PIP) juga melakukan pemantauan
harga di tingkat produsen dan pengecer berkoordinasi dengan Kemendag.
I
Ketut Diarmita menyampaikan, daging yang beredar di masyarakat saat ini ada 2
(dua) macam, yaitu daging segar dan daging beku. Harganya pun berbeda-beda
tergantung dari jenis dan potongan daging yang berkisar antara Rp. 65.000 sd
120.000. “Preferensi konsumen terhadap
daging saat ini masih ke daging segar. Sebagian besar masyarakat Indonesia
lebih menyukai daging segar (hot carcass) dari sapi lokal”, ungkapnya.
Pemerintah
saat ini juga terus melakukan upaya untuk meningkatkan nilai tambah dari
pemotongan sapi dengan melakukan perbaikan sistem pemotongan di RPH dan
melakukan grading daging berdasarkan jenis potongan-potongan sesuai standar.
Menurut
data Badan Pusat Statistik (BPS) harga daging sapi segar (lokal) sepanjang
tahun 2017 stabil di harga kisaran Rp. 110 ribu – Rp. 120 ribu per kg.
Sedangkan berdasarkan informasi perkembangan harga yang dihimpun oleh Petugas
Informasi Pasar (PIP) utamanya di daerah sentra produsen, harga daging sapi
pada 30 Oktober 2017 dibandingkan dengan 30 Nopember 2017 relatif tidak
mengalami perubahan yaitu rata-rata Rp. 105.500,-. Bahkan di Provinsi Jawa
Timur terdapat sedikit penurunan harga yaitu dari Rp. 106.500,- menjadi Rp.
106.300,- (0,02%). “Rata-rata harga
daging sapi per tanggal 4 Desember 2017 di daerah tersebut masih stabil Rp.105
ribuan”, ungkap Dirjen PKH. Sedangkan untuk harga daging beku telah ditetapkan
oleh Kemendag dengan harga acuan penjualan di konsumen yaitu 80 ribu”,
tambahnya.
Olehnya
itu, Ketut Diarmita menjelaskan bahwa dalam menghadapi hari besar keagamaan,
yang perlu kita antisipasi adalah kenaikan harga di tingkat pedagang dan
pengecer. “Untuk itu Kementerian
Pertanian bekerjasama dengan Satgas Pangan dalam melakukan pengawasan
distribusi dan mengantisipasi penimbunan bahan kebutuhan pokok, termasuk daging
sapi”, tandasnya.
I
Ketut berharap, dengan ketersediaan daging yang cukup, maka harga daging sapi
stabil pada hari Natal dan Tahun Baru 2018. “Kita antisipasi juga kelancaran
distribusi khususnya ke-8 (delapan) provinsi yang merayakan Natal, yaitu:
Papua, Papua Barat, Maluku, Sulut, Sumut, NTT, Kalbar dan 2 (dua) provinsi
terdampak erupsi Gunung Agung (Bali dan NTB)”, ungkap I Ketut Diarmita. “Saya optimis, meskipun produksi daging sapi
di dalam negeri saat ini masih belum mencukupi, tapi dengan kerja keras dan
kesungguhan para peternak,serta dukungan semua pihak, maka akan menggeliatkan
populasi sapi di Indonesia”, kata I Ketut Diarmita. “
Lebih lanjut, dengan adanya peningkatan
populasi dan produktivitas ternak, secara signifikan dapat memberikan dampak
positif untuk peningkatan ketersediaan daging sapi di Indonesia dan tercapainya
harga daging sapi yang terjangkau di tingkat konsumen
Editor : Y. A.Yahya
Sumber dan Foto : Fanspage FB Kementan