DIOLUHTAN-suluhtani. Dahulu
kala, saat cerita ini berawal dari semua hewan yang pertama kali mendapat
keturunan. Di mulai dari kambing melahirkan, kemudian
sapi, lalu kucing melahirkan, semua hewan mamalia melahirkan anaknya masing-masing.
Selanjutnya Ayam. Pada saat ayam
akan mendapatkan keturunan, ayam pun tampak bahagia. “kini giliranku,” gumamnya.
Tiba waktunya ayam memperoleh
keturunan, saat ia melihat anak-anaknya, ayam sangat terkejut, karena tidak
seperti hewan mamalia lainnya yang mempunyai keturunan serta serupa dengan
induknya. Lalu ayam pun berteriak tanda taidak menerima kejadian tersebut, seperti
yang kita tahu, ayam selalu berkotek setelah bertelur. “Petok petok.. petok petok”. Kalau diartikan dalam bahasa kita,
seperti “Gak cocok.. gak cocok…, ndak
cocok… ndak cocok”. Hal ini dikarenakan keturunan yang dilihatnya tidak
serupa dengan dia yang berbentuk seperti batu. Si ayam sangat kecewa.
Lalu ayam mengadu kepada Tuhan. “Tuhan... kenapa anak-anakku tidak serupa dengan aku??”.
Lalu ayam mengadu kepada Tuhan. “Tuhan... kenapa anak-anakku tidak serupa dengan aku??”.
Doanya didengar oleh sang Dewata,
kemudian Tuhan mengumpulkan semua unggas. Setelah semua unggas berkumpul lalu
Tuhan berkata: “Hai para unggas… jika
kalian ingin anak-anak kalian serupa dengan kalian maka eramilah batu (telur-telur)
yang telah kalian keluarkan/lahirkan. Berdiamlah dan bersabarlah sampai mereka
menetas” sabdaNya.
Itik yang punya karakter suka bicara
dan sering tidak memperhatikan kata-kata, sibuk mengoceh sendiri, bicara
sendiri “kwek kwek kwek”, persis
seperti kalian (dulu) saat guru menjelaskan di Kelas saat pelajaran
berlangsung.
Setelah mendapatkan petunjuk, para
unggas pun kembali ke sarang masing-masing.
Melihat semua unggas bubar, itik pun pulang. Tetapi ia bingung apa yang disampaikan oleh Tuhan.
Ayam melanjutkan proses berkembang biaknya lalu mengikuti petunjuk Tuhan.. ia pun mengerami telur-telurnya.
Melihat semua unggas bubar, itik pun pulang. Tetapi ia bingung apa yang disampaikan oleh Tuhan.
Ayam melanjutkan proses berkembang biaknya lalu mengikuti petunjuk Tuhan.. ia pun mengerami telur-telurnya.
Tibalah saatnya itik bertelur, setelah
ia bertelur itik bingung karena anaknya berbentuk bulat.
ia pikir yang ia keluarkan hanya batu. Lalu ia tinggalkan begitu saja.
ia pikir yang ia keluarkan hanya batu. Lalu ia tinggalkan begitu saja.
Kisah itu pulalah juga menjadi asal
muasal kenapa tanduk gajah ada di mulutnya, bukan di atas kepalanya.
Dari cerita dongeng tersebut dapat kita ambil hikmahnya yaitu, jika ada sumur di ladang bolehlah kita menumpang mandi. Jika ada cewek cantik yang mandi di ladang, kenapa tidak anda kasih tahu dari tadi., pastinya tidak ada kamar mandi, Hee..hee..hee...... (bayangkanlah sendiri)
Dari cerita dongeng tersebut dapat kita ambil hikmahnya yaitu, jika ada sumur di ladang bolehlah kita menumpang mandi. Jika ada cewek cantik yang mandi di ladang, kenapa tidak anda kasih tahu dari tadi., pastinya tidak ada kamar mandi, Hee..hee..hee...... (bayangkanlah sendiri)
Disarikan dari Cerita Medsos
Editor : Y.A.Yahya