DIOLUHTAN. Kalbar
- Pada acara Hari Pangan Sedunia (HPS) yang ke-37 di Makodam XII Tanjung Pura,
Kubu Raya Kalimantan Barat, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, melakukan
pencanangan kembali program diversifikasi pangan nasional.
Diversifikasi
pangan adalah program untuk masyarakat agar tidak terpaku pada satu jenis
makanan pokok saja dan terdorong untuk juga mengonsumsi bahan pangan lainnya
sebagai pengganti makanan pokok yang selama ini dikonsumsinya. Di Indonesia,
diversifikasi pangan dimaksudkan agar masyarakat Indonesia tidak menganggap
nasi sebagai satu-satunya makanan pokok yang tidak dapat digantikan oleh bahan
pangan yang lain.
Indonesia
memiliki beragam hasil pertanian yang sebenarnya dapat dijadikan makanan pokok
seperti sukun, ubi, talas, dan sebagainya yang dapat menjadi faktor pendukung
utama diversifikasi pangan.
Diversifikasi
pangan merupakan salah satu cara menuju swasembada beras dengan mengurangi
konsumsi beras sehingga total konsumsi tidak melebihi produksi. Definisi
diversifikasi pangan tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 68 tahun 2002
tentang Ketahanan Pangan.
Diversifikasi
pangan juga berperan dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat sehingga nutrisi
yang diterima oleh tubuh bervariasi dan seimbang.
Pada acara tersebut
juga dilakukan "saprahan" makan bersama diatas daun pisang tradisi
budaya pesisir Kalimantan Barat dengan menu pangan lokal dan sea food. Menteri
Pertanian, Amran Sulaiman mengatakan makanan lokal
ini sangat sehat dan diversifikasi akan terus digalakkan. "Pangan lokal sangat mudah didapatkan,
kalau mau ubi tinggal ambil di kebun, kalau mau sayuran tinggal petik, mau ayam
tinggal pelihara sendiri, kalau mau keong tinggal ambil di rawa. Semua sehat
dan bergizi tinggi," ujar Amran
Kepala
BKP, Agung Hendriadi mengatakan pangan lokal asal daerah sangat banyak tinggal
bagaimana mengolahnya agar menjadi lebih enak. Menurutnya, sosialisasi
diversifikasi pangan akan terus digalakkan agar masyarakat lebih mencintai dan
lebih mengkonsumsi pangan lokal selain beras. Agar lebih bermasyarakat,
bahan-bahan pangan pokok produksinya akan terus ditingkatkan agar mudah didapat
oleh masyarakat.
Yusran A. Yahya, SPt, MSi yang juga Penyuluh Pertanian Teladan Nasional asal Sulawesi Selatan saat dimintai pendapatnya mengenai pencanangan kembali Diversifikasi Pangan tersebut di sela-sela kegiatan Pekan Raya Sulsel di Four Point Sheraton mengungkapkan penganekaragaman jenis pangan merupakan upaya untuk menjaga ketahanan pangan agar
masyarakat Indonesia tidak monoton sebagai konsumen beras, atau menjadikan
beras sebagai konsumsi utama. "Indonesia adalah negara yang subur, apa
pun yang di usahakan atau dibudidayakan akan menghasilkan, jadi sumber pangan
itu bukan hanya menanam padi yang menghasilkan gabah kemudian diolah menjadi
beras" ungkapnya.
Untuk
meningkatkan kesejahteraan petani dan mencukupi ketersediaan pangan, sambung Yusran, maka
diversifikasi hasil pertanian harus terus digalakkan, adapun hasil pertanian
selain padi yang dapat ditingkatkan misalnya adalah Jagung, Ubi, Singkong,
Gandum, Ikan, Daging, Susu dan kacang-kacangan yang semua itu dapat di tanam
pada satu wilayah atau daerah pertanian.
Yusran melanjutkan, dengan menyandingkan
atau mengganti Nasi di meja makan dengan menu selain dari beras merupakan salah
satu upaya mensukseskan program diversifikasi pangan, seperti jagung atau
singkong kan dapat di olah menjadi sumber pangan yang tak kalah lezat dan
bermanfaat seperti halnya Beras.
Author : Y.A.Yahya
Foto : https://www.facebook.com/kementanRI/