DIOLUHTAN. Menteri Pertanian RI, H. Andi Amran Sulaiman
mengajak semua ibu-ibu anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di
Indonesia untuk serentak melakukan tanam cabai. Penanaman cabai bisa dilakukan
di pekarangan rumah masing-masing. “Bisa
dibayangkan kalau 60 juta rumah tangga tanam cabai, hanya lima batang per rumah
tangga, itu selesai masalah, bisa dinikmati tujuh sampai delapan bulan,”
kata Mentan saat menghadiri pencanangan Gerakan Nasional Penanaman Cabai
(Gertam Cabai) di Semarang, Jawa Tengah,
beberapa waktu lalu.
Menurut Mentan, masalah tingginya harga cabai saat ini bisa diselesaikan
dengan gerakan masif para ibu rumah tangga. Bahkan, apabila semua rumah tangga
yang memiliki pekarangan bisa menanam cabai sendiri, maka biaya pengeluaran
rumah tangga bisa ditekan.
Amran memberikan ilustrasi, apabila uang belanja bulanan untuk membeli
cabai, bawang, sayur-mayur, bisa ditekan Rp 1 juta dengan menaman di pekarangan
rumah, dikali potensi 60 juta rumah tangga yang memiliki pekarangan, maka sama
artinya ada Rp 60 triliun biaya belanja rumah tangga per bula yang dapat
ditekan. “Rp 60 triliun ini luar biasa
kalau ibu-ibu PKK bergerak, dan ini adalah solusi permanen,” kata Mentan.
Karena itu, Mentan berharap, semua ibu-ibu PKK di Nusantara
berpartisipasi aktif untuk mendukung upaya pemerintah guna mencukupi kebutuhan
pangan masyarakat. Adapun untuk kebutuhan benih cabai, bawang, dan sayur mayur
yang diperlukan, rumah tangga bisa memintanya melalui dinas pertanian daerah
setempat atau BPTP di daerahnya maisng-masing. Semua benih dibagikan gratis
dengan catatan harus ada laporan penanaman benar-benar dilakukan di pekarangan
rumah.
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Siti Atikoh Ganjar Pranowo
mengatakan, gerakan menanam cabai di pekarangan rumah sebenarnya sudah
dilakukan di Jateng. Bahkan, sampai saat ini sudah ada tiga kota yang berhasil
melakukan panen cabai pekarangan, yakni Banyumas, Cilacap, dan Semarang. “Jadi gerakan ini sudah jalan sebetulnya,
tinggal semuanya disinergikan. Untuk keperluan rumah tangga itu minimal satu
rumah lima pohon cukup. Dalam tiga sampai empat bulan bisa panen,” kataya.
Atikoh menambahkan, hal yang kini diperlukan ibu-ibu PKK adalah
pendampingan teknologi dan penyuluhan mengenai penanganan pascapanen. Saat ini,
rata-rata tanaman cabai pekarangan baru bisa berbuah dan dipetik setelah enam
bulam ditanam. Padahal, dengan pembaharuan teknologi, masa panen bisa
dipercepat menjadi tiga sampai empat bulan.
Begitu pun penanganan pascapanen. Umumnya, rata-rata usia kesegaran cabai
yang bisa dipetik hanya beberapa hari saja. Padahal, kata Atikoh, setelah
berbuah, tanaman cabai bisa dipetik setiap hari sampai 10 kali masa panen. “Kami butuh teknologi atau program yang bisa
memperpanjang umur masa pascapanen. Dengan begitu juga langsung bisa turut
meningkatkan ekonomi keluarga,” ujar Atikoh
Editor : Y.A. Yahya
Sumber : www.republika.co.id