DIOLUHTAN. Jakarta - Dana
APBN diberikan agar Bulog dapat membeli gabah dan beras hingga 10% lebih tinggi
dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Pemerintah
menugaskan Bulog untuk menyerap gabah setara 850 ribu ton beras hingga Desember
mendatang. Badan usaha milik negara ini diberi kelonggaran untuk membeli gabah
petani dengan selisih hingga 10% di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Untuk
menyerap gabah dan beras petani dengan harga yang lebih tinggi itu, Bulog akan
memerlukan dana tambahan sekitar Rp 620 miliar. Dana tersebut akan diambil dari
dana cadangan pangan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. "Kualitas padi kita bagus maka kita
berlakukan fleksibilitas, itu murni karena Perpres Nomor 48," kata
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator
Perekonomian, Musdhalifah Machmud di Jakarta, Senin (7/8/2107).
Dengan
kelonggaran ini, Bulog dapat membeli gabah kering giling dengan harga hingga Rp
5.060 per kilogram. Sementara semula HPP yang ditetapkan dalam Instruksi
Presiden Nomor 5 Tahun 2015 sebesar Rp 4.600 per kilogram. Begitu juga harga
pembelian beras menjadi Rp 8.030 per kilogram dari HPP yang semula Rp 7.300 per
kilogram.
Musdhalifah
menyatakan fleksibilitas harga yang diberikan itu sesuai dengan Peraturan
Presiden Nomor 48 Tahun 2016 tentang penugasan kepada Perum Bulog dalam rangka
ketahanan pangan nasional.
Bulog memeriksa kualitas beras petani (ilustrasi foto : yoush)
Sementara
Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan,
Kementerian Pertanian, Riwantoro menyatakan fleksibilitas harga dilakukan
dengan dasar rapat koordinasi terbatas pada 7 Juli lalu di Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian.
Dia
juga menyatakan Kementerian Pertanian belum mengusulkan perubahan HPP dalam
Instruksi Presiden. "Kementerian
teknis belum ada usulan untuk mengubah Inpres," kata Riwantoro.
Direktur
Pengadaan Bulog Tri Wahyudi Saleh menyatakan kesiapannya untuk menyerap gabah
dan beras sesuai batasan baru yang ditetapkan. "Iya, berlaku sampai Desember," ujarnya.
Tri
mengaku saat ini panen gadu sedang terjadi di Sulawesi Selatan, sebagian Jawa
Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Ia optimis target 850 ribu ton setara beras
tercapai jika tidak ada gangguan cuaca dan serangan hama.
Saat
ini, menurut Tri, stok beras di gudang Bulog berada di posisi yang cukup kuat. "Stoknya cukup kuat. Sampai Maret 2018
ada 1,7 juta ton," katanya.
Ketua
Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Soetarto
Alimoeso menilai kenaikan harga beras memang harus diberikan. Sebab, sejak
Instruksi Presiden yang mengatur HPP dikeluarkan sejak 2015, sementara
kebutuhan petani terus meningkat. "Sejak
2015, faktor transportasi dan biaya jasa naik, jadi sebenarnya kalau dinaikkan
pantas," kata dia
Editor
: Y. A. Yahya
Sumber
: www.bulog.co.id