DIOLUHTAN. Jakarta - Menteri Pertanian, DR. H. Andi Amran Sulaiman memberi sinyal klasifikasi beras
premium dan medium akan dihilangkan. Hal ini menyusul kasus dugaan beras
oplosan yang dijual dengan harga premium oleh PT Info Beras Unggul, Bekasi,
Jawa Barat. "Tunggu saja (ihwal
klasifikasi beras). Kami akan komunikasi dengan semua pihak. Selama ini ada
aturan yang menyatakan ini premium, ini medium," ujar Amran saat
dicegat di kompleks Istana Kepresidenan, Senin, 24 Juli 2017.
Seperti
diberitakan sebelumnya, Mabes Polri dan Kementerian Pertanian baru saja mengungkap dugaan pengoplosan atau
pemalsuan beras medium menjadi beras premium yang dilakukan PT Info Beras
Unggul (IBU). Hal itu terungkap dalam penggerebekan yang dilakukan pada Kamis
pekan lalu.
Mentan RI, Amran Sulaiman beberapa waktu lalu di Sulawesi selatan
Dalam
penggerebekan itu, Satgas Pangan berhasil mengamankan 1.162 ton beras jenis
IR64 yang akan dioplos menjadi beras premium. Adapun setelah dioplos, beras
IR64, yang aslinya masuk kategori medium, rencananya akan dijual dengan harga
berkali-kali lipat (seperti premium).
Sebagai
acuan, harga beras IR64, berdasarkan data Kementerian Pertanian, adalah Rp
6.000 hingga Rp 7.000 per kilogram. Sementara itu, harga beras premium di pasar
sekitar Rp 20 ribu per kilogram.
Menurut
Amran, hampir semua beras yang ada di pasar merupakan jenis yang sama. Jenis
beras IR64 tidak berbeda dengan jenis Ciherang dan Inpari dengan kandungan gizi
yang tak jauh berbeda.
Amran
bahkan mengklaim 90 persen kandungan beras-beras beredar di pasar itu sama.
Namun harganya menjadi berbeda-beda setelah diolah dan dikemas ulang. Ini yang
membuat harga beras jauh lebih mahal.
Selain
menghilangkan klasifikasi, Amran mengatakan, pemerintah akan memotong rantai
pasok. Solusi ke depannya adalah memperpendek rantai pasok bersama Satgas
Pangan, Kementerian Perdagangan, dan BUMN. "Agar
petani untung, pengusaha untung, konsumen pun tersenyum," ujar Amran.
Saat
ditanya bagaimana pemerintah akan menjelaskan ke pasar bila klasifikasi beras
dihapus, Amran meminta media bersabar karena diskusi dengan pejabat dan
stakeholder terkait akan segera dilakukan. "Kita cari mana regulasi terbaik."
Amran
paham harga beras berpengaruh banyak terhadap kesejahteraan petani. Namun beras
juga mempengaruhi hajat hidup orang banyak
Sumber News : www.tempo.co
Ilustrasi Foto : Y.A. Yahya