DIOLUHTAN - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan,
peluang industri kopi di Indonesia sangat baik. Apalagi kopi Indonesia semakin
dikenal di Eropa dan Amerika Serikat. Ia menyampaikan hal itu pada acara World Coffee Producers Forum (WCPF).
Pada acara itu, Amran juga bertemu Presiden Kolombia dan mantan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton sesaat
di Sela-Sela World Coffee Producers Forum (WCPF). Acara itu diselenggarakan di
Medellin pada 10-11 Juli 2017 lalu.
Kehadiran Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada forum ini mewakili
Presiden Joko Widodo memenuhi undangan Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos.
Mantan Presiden AS, Bill Clinton berbincang dengan Mentan RI, A. Amran Sulaiman mengenai Kopi Indonesia
WCPF merupakan inisiatif Pemerintah dan sektor swasta Kolombia yang
ditujukan untuk menjawab tantangan-tantangan terkini yang dihadapi lebih dari
25 juta penduduk dunia, yang menggantungkan hidupnya dari usaha produksi kopi.
Pada WCPF membahas upaya pengembangan kopi dengan sejumlah pemimpin
dunia. Sesuai dengan tema yang diangkat yaitu One Coffee Chain, One Coffee
Family. Agenda utama pertemuan WCPF membahas mengenai produktivitas, dampak
perubahan iklim, serta rantai pasok yang berkelanjutan dari produsen ke
konsumen.
Di sela-sela acara pembukaan WCPF pada 11 Juli 2017, Amran didampingi
oleh Dubes RI untuk Kolombia, Priyo Iswanto berbincang-bincang hangat dengan
Presiden Kolombia, Presiden Bill Clinton, dan Wakil Menteri Pertanian Vietnam.
Pada kesempatan perbincangan dengan Presiden Kolombia, Amran menyampaikan
salam dari Presiden Joko Widodo yang disambut hangat oleh Presiden Kolombia,
dengan menitipkan salam kembali kepada Presiden Joko Widodo dan menyampaikan
keinginannya untuk dapat berkunjung ke Indonesia dalam waktu dekat.
Amran juga sangat terkesan dengan pernyataan Mantan Presiden AS Bill
Clinton yang memberikan perhatian khusus pada sektor kopi di Indonesia.
Selanjutnya Amran berdiskusi secara intensif dengan Wakil Menteri Pertanian
Vietnam membahas upaya pengembangan perkopian.
Salah satu stand yang menampilkan Kopi Toraja (foto : yoush)
Pada kesempatan perbincangan tersebut, Amran berkeinginan meningkatkan
produktivitas kopi domestik menjadi 1,0 ton per hektare, sehingga dapat
memposisikan Indonesia sebagai produsen kopi terbesar dunia setelah Brazil dan
Vietnam. "Peluang industri kopi di Indonesia sangat bagus dengan semakin
dikenalnya kopi Indonesia di Eropa dan Amerika terutama kopi khusus (specialty coffee) yang menjadi tren dunia
saat ini," ungkap Amran, demikian mengutip keterangan tertulis, Kamis
(13/7/2017).
Indonesia mempunyai kebun kopi 1,2 juta hektar dan memiliki specialty coffee yakni kopi gayo, kopi
mandailing, kopi lampung, kopi bajawa dan lainnya. Saat ini sudah ada 14 jenis
kopi indonesia yang mendapat sertifikat Geographical Indications sehingga
memiliki keunikan dan berdaya saing di internasional.
Amran menyampaikan berbagai program yang akan dilakukan, yakni penyediaan
bibit berkualitas tinggi, pemupukan tepat waktu, water manajemen, dan program replanting untuk mengganti tanaman kopi yang
sudah tua. Lebih lanjut Amran akan memperluas areal kopi arabika yang bernilai ekonomi tinggi, sehingga populasi
kopi robusta dan arabika menjadi berimbang (50:50). "Pengembangan kopi ke depan juga akan lebih memperhatikan aspek
kearifan lokal, sehingga dapat dihasilkan jenis-jenis kopi specialty yang bernilai tinggi dari berbagai
daerah. Dalam waktu dekat, Kementerian Pertanian akan mengirimkan beberapa
tenaga ahlinya mempelajari kopi ke Vietnam," ujar Amran.
Editor : Y.A. Yahya