Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab turunnya produksi telur, diharapkan peternak dapat mengambil tindakan antisipasi agar ayam telur yang dipeliharanya menghasilkan telur sesuai kurva produksi standar (foto : Thamrin)
DIOLUHTAN-suluhtani. Fluktuatif dan naiknya
harga berbagai input produksi ayam petelur seperti misalnya pakan, bibit DOC,
listrik, transport dan sebagainya telah mendorong usaha peternakan untuk
berproduksi lebih efisien guna mendapatkan hasil yang optimal. Guna mencegah
kerugian dan mengoptimalkan ongkos produksi tak lain produktivitas ternak harus
ditingkatkan atau paling tidak dijaga jangan sampai turun produksinya.
Pertanyaan
yang sering diajukan oleh peternak adalah “Mengapa produksi telur ayam saya
menurun?” Jawaban pertanyaan ini ternyata tidak semudah yang diduga. Ada banyak
faktor yang dapat menyebabkan produksi telur yang turun, yaitu: kualitas telur
itu sendiri, mutu bibit, kecukupan nutrisi, kesehatan ayam, kondisi lingkungan,
dan tatalaksana pemeliharaan.
Agar
produksi telur mencapai optimal maka harus disertai dengan konsumsi ransum yang
cukup. Nafsu makan yang turun dapat menghasilkan berat telur yang rendah.
Produksi telur tidak hanya bergantung pada berat badan yang tercapai saat
memulai produksi telur, tetapi juga pada perkembangan saluran pencernaan dan
reproduksi.
Lebih Akrab dengan
Penyebabnya
Permasalahan
yang sering dialami peternak adalah produksi telur rendah atau penurunan
produksi telur secara tiba-tiba. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, banyak
faktor yang dapat menyebabkan produksi telur turun dan seringkali faktor-faktor
tersebut terkait satu sama lain. Faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh
terhadap ukuran dan kualitas telur.
Penyebab
umum menurunnya produksi telur meliputi: kurangnya lama penyinaran, nutrisi
tidak cukup, penyakit, dan umur yang semakin tua dan stres.
Kualitas
ransum yang jelek, nutrisinya kurang atau tidak seimbang dengan ransum,
mengandung zat racun dapat menyebabkan penurunan produksi telur. Kadar protein,
energi, dan kalsium sangat perlu diperhatikan. Selain itu, jika ayam tidak
cukup memperoleh air minum, penurunan produksi juga terjadi.
Kurangnya
lama penyinaran tidak akan merangsang hormon reproduksi agar ayam mulai
bertelur. Suhu terlalu panas akan mengurangi konsumsi nutrisi dari ransum yang
diperlukan untuk pembentukan telur.
Ventilasi
yang jelek akan meningkatkan kadar amonia. Kandang terlalu padat serta umur
ayam semakin tua juga mempengaruhi produksi telur. Penyakit seperti EDS, ND,
IB, dll juga dapat menurunkan produksi telur.
Lama Pencahayaan
Ayam
petelur membutuhkan lama pencahayaan selama 16 jam untuk mempertahankan
produksi telur, sedangkan lama pencahayaan alami dari sinar matahari biasanya
berlangsung hanya selama 12 jam Jika lama pencahayaan kurang, maka produksi
telur akan turun dan bahkan bisa sampai berhenti. Kekurangan lama pencahayaan
seringkali menyebabkan rontok bulu dan ayam berhenti bertelur selama sekitar
dua bulan. Untuk mengatasi hal ini, berikan cahaya tambahan untuk meningkatkan
lama pencahayaan tetap konstan 16 jam per hari. Penambahan cahaya cukup 3 watt
tiap m2 luas kandang. Penambahan cahaya dilakukan secara bertahap. Salah satu
program pencahayaan adalah dengan menaikkan lama pencahayaan 1 jam tiap 2 minggu
sehingga pada umur 28 minggu ayam sudah mendapat cahaya tambahan selama 4 jam
semalam.
Nutrisi yang Seimbang
Ayam
telur membutuhkan ransum dengan nutnsi seimbang untuk mempertahankan produksi
telur selama masa produksi. Nutrisi yang tidak tepat dapat menyebabkan ayam
berhenti bertelur.
Masalah
yang sering terjadi adalah tidak tersedianya air minum yang bersih dan segar.
Ayam tanpa air minum hanya selama beberapa jam dapat berhenti bertelur sampai
berminggu-minggu. Oleh karena itu, sediakan tempat minum dalam jumlah cukup
sehingga ayam selalu memperoleh air minum yang segar.
Kadar
energi, protein, atau kalsium yang tidak cukup juga dapat menurunkan produksi
telur. Sangat penting menyediakan ransum mengandung nutrisi seimbang pada masa
produksi dengan kadar protein 16-18%. Namun nutrisi dalam ransum seringkali
rusak akibat penanganan dan penyimpanan yang kurang tepat. Dua jenis asam
arnino penting yaitu methionine dan lysine perlu ditambahkan dalam ransum
karena ransum seringkali kekurangan asam amino tersebut. Bila mutu ransum
kurang baik, tambahkan premiks untuk rneningkatkan mutu ransum.
Ayam
telur dapat menghasilkan sekitar 300-325 butir telur tiap tahun sehingga
membutuhkan kalsium sebanyak 20 kali jumlah kalsiurn yang ada di dalam
tulangnya. Dibutuhkan 25 mg kalsium tiap menit untuk membentuk kerabang telur.
Kebutuhan vitamin D perlu tercukupi agar penyerapan kalsium dan fosfor
berlangsung baik. Pemberian mineral feed supplement dapat membantu memperkuat
kerabang telur.
Selain
penyinaran tambahan, nutrisi dan ransum ayam masa produksi juga memerlukan
vitamin tambahan. Vitamin tambahan diperlukan karena vitamin juga terbawa
bersama dengan keluarnya telur dari tubuh ayam. Selain itu. akibat perubahan
cuaca atau susunan ransum, ayam memerlukan vitamin tambahan untuk mencegah
stres. Agar dapat mencapai tingkat produksi telur yang maksimal. Diperlukan Egg
Stimulant. Egg Stimulant berguna untuk mempercepat tercapainya produksi telur
yang maksimal sekaligus mempertahankan produksi telur tetap tinggi.
Lelah Kandang
Lelah
kandang (disebut juga cage layer fatigue atau osteoporosis) sering terjadi pada
ayam telur yang dipelihara dalam kandang baterai. Namun lelah kandang juga
dapat terjadi pada ayam yang dipelihara dengan lantai litter akibat
ketidakcukupan kalsium, fosfor dan atau vitamin D.
Pembentukan
kerabang telur membutuhkan kalsium dalam jumlah banyak, dan dipenuhi melalui
penyerapan kalsium dari tulang. Normalnya, kalsium tersebut akan diganti dari
kalsium dalam ransum. Namun pada saat terjadi kekurangan kalsium, fosfor, dan
atau vitamin.D, penggantian kalsium ini, tidak berlangsung dengan baik.
Akibatnya tulang menjadi keropos. Kondisi ini diperparah dengan perkembangan
kerangka kurang optimal pada ayam telur yang dipelihara dalam kandang baterai
karena kurangnya pergerakan.
Ayam
yang mengalami lelah kandang berarti kekurangan kalsium dalam tulang dan akan
segera menghentikan produksinya. Gejala-gejaia lelah kandang meliputi
kelumpuhan, patah tulang, bentuk tulang berubah. dan kerabang telur retak.
Untuk mencegah lelah kandang, berikan vitamin dan mineral feed suplement.
Penyakit
Serangan
penyakit masih dapat terjadi meskipun ayam dalam kondisi terbaik. Penurunan
produksi telur seringkali merupakan salah satu gejala awal adanya serangan
penyakit. Gejala lainnya dapat berupa lesu dan bulu kusam, mata berair, keluar
ingus dari hidung, batuk, rontok bulu, pincang, sampai kematian. Jika peternak
rnelihat seekor ayam sakit, lakukan isolasi atau pengafkiran dan amati
keseluruhan populasi secara teliti. Jika curiga ada serangan penyakit, segera
hubungi dokter hewan setempat agar dapat membantu memeriksa sehingga diperoleh
diagnosa dan pengobatan yang akurat.
Pada
umumnya, saat ayam terkena penyakit apapun, maka produksi telur akan terganggu.
Penyakit yang secara langsung dapat menyebabkan penurunan produksi telur. di
antaranya adalah: EDS, ND, IB, CRD dan colibacillosis. Penyakit ND dan IB
menurunkan kualitas kerabang dan bagian dalam telur. EDS menyebabkan kerabang
telur sangat tipis sehingga telur mudah pecah, sedangkan ND dan IB dapat
merusak saluran produksi.
Ayam
yang terserang EDS tetap tampak sehat, tidak memperlihatkan gejala sakit tetapi
terdapat penurunan produksi secara drastis disertai penurunan kualitas telur.
Produksi telur turun sebesar 20-40% selama 10 minggu. Untuk mencegah EDS,
lakukan vaksinasi pada umur 16-18 minggu bisa dengan vaksin kombinasi.
Penyakit
ND dapat menyebabkan produksi telur turun diikuti penurunan kualitas telur,
yaitu kerabang telur menjadi tipis dan kadang-kadang ditemukan telur tanpa
kerabang. Produksi telur dapat mendekati produksi normal setelah 3-4 minggu,
tetapi kebanyakan tidak pernah kembali normal.
Untuk
mencegah ND, lakukan vaksinasi ND secara teratur. Selama program vaksinasi,
berikan vitamin selama 2 hari sebelum dan sesudah vaksinasi untuk mencegah
stres.
Penyakit
utama yang menyebabkan produksi telur turun secara drastis adalah IB. Virus IB
(corona virus) menyerang membran mukosa saluran pernapasan dan reproduksi. Jika
menyerang ayam muda maka kerusakan saluran reproduksi akan bersifat permanen.
Sejumlah
strain virus IB juga menyebabkan gangguan pada ginjal. Akibatnya tidak hanya
kualitas kerabang telur terganggu namun juga bagian dalam telur. Putih telur
(albumin) menjadi seperti cairan bening (transparan). Bentuk kerabang telur
menjadi tidak normal. Selain itu, warna coklat pada kerabang telur coklat akan
memudar. Pada telur dapat pula ditemukan gumpalan kecil darah yang disebut
blood spot. Untuk mencegahnya, lakukan vaksinasi IB pada umur 4 hari dan
diulangi pada umur 19-21 hari dengan vaksin tunggal atau kombinasi. Vaksinasi
selanjutnya dilakukan pada umur 8 minggu kemudian diulang tiap 3 bulan.
Sampai
saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit EDS, ND, dan IB. Hanya
dengan strategi vaksinasi yang tepat dan diimbangi dengan pelaksanaan
tatalaksana pemeliharaan yang benar, niscaya ketiga penyakit tersebut dapat
dihindari.
CRD
dan colibacillosis merupakan penyakit yang hampir selalu ada di peternakan,
Baik CRD maupun colibacillosis juga dapat mengganggu produksi telur. CRD dapat
mengganggu proses pernapasan ayam sehingga suplai oksigen ke dalam tubuh ayam
akan berkurang. Hal tersebut akan berpengaruh pada kesehatan dan metabolisme
dan berakibat pada penurunan produksi telur. Colibacillosis dapat menginfeksi saluran
telur maupun calon telur.
Umur Ayam
Umur
yang semakin tua dapat berpengaruh pada produksi telur. Pengaruh ini sangat
bervariasi di antara individu ayam. Ayam dapat berproduksi secara efisien
selama dua siklus masa bertelur. Setelah dua atau tiga tahun, produktivitas
akan menurun. Secara umum, produksi telur paling baik selama tahun pertama,
namun ayam telur yang berproduksi tinggi dapat berproduksi cukup baik selama
2-3 tahun. Kondisi ini berbeda pada setiap strain ayam. Ayam telur yang
berproduksi tinggi akan bertelur selama sekitar 50-60 minggu tiap siklus masa
bertelur. Di antara siklus produksi telur akan disela dengan masa istirahat
yaitu rontok bulu (molting). Afkir ayam telur yang produksi telurnya sudah
tidak ekonomis lagi.
Rontok
bulu adalah proses alami sebagai cara unggas memperbaharui bulunya. Selain
sebagai tanda berhentinya produksi telur, rontok bulu juga dapat terjadi kapan
pun terutama saat ayam mengalami stres berat. Kasus rontok bulu yang cepat pada
seluruh populasi biasanya merupakan gejala bahwa telah terjadi sesuatu yang
serius (misalnya: kekurangan air minum atau sangat kedinginan).
Stres
Stres
dapat menyebabkan turunnya produksi telur. Agar produksi telur tidak turun,
berikan multivitamin selama 5 hari berturut-turut.
Stres
yang biasa terjadi meliputi:
1. Kedinginan
Stres yang
paling sering selama musim hujan adalah kedinginan. Pastikan ayam mendapat
perlindungan dari angin dan hujan selama musim hujan namun jangan sampai
menutup terlalu rapat sehingga menyebabkan tingginya kadar amonia. Jika tercium
bau amonia, inilah saatnya meningkatkan lubang udara di dalam kandang. Ayam
tidak dapat bertahan dalam kondisi lembab dan terlalu banyak angin.
2. Kepanasan
Dalam cuaca
panas, ayam akan lebih banyak minum dan mengurangi konsumsi ransum sehingga
kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi. Kondisi ini dapat menyebabkan produksi telur
turun karena kebutuhan energi dan protein harian tidak tercukupi. Dalam kondisi
lingkungan panas, fisiologi tubuh ayam akan mengubah prioritasnya dari semula untuk
produksi telur menjadi untuk bertahan hidup. Oleh sebab itu, saat cuaca panas
perlu tambahan vitamin supaya produksi telur tidak terganggu.
3. Penangkapan
dan pemindahan
Batasi
pemindahan atau penangkapan yang tidak perlu. Populasi yang terlalu padat dapat
meningkatkan kanibalisme dan akhirnya stres pada ayam.
4. Parasit
Jika ada parasit
eksternal dan internal, berikan pengobatan yang sesuai.
5. Ketakutan
Batasi suara
ribut orang-orang dan suara kendaraan di sekitar kandang untuk mencegah ayam
ketakutan.
Sebagai
kesimpulan, produksi telur yang turun dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Mulai dari mutu ransum, tatalaksana pemeliharaan, sampai adanya serangan
penyakit dapat menurunkan produksi telur.
Perlindungan
terbaik terhadap penyakit diawali dengan membeli DOC atau pullet yang sehat.
Hindari pelihara ayam dengan umur yang tidak seragam. Kontrol terhadap lama
penyinaran dan berat badan pada ayam pullet sangat menentukan permulaan
produksi telur.
MASALAH
KEMUNGKINAN PENYEBAB
- Produksi telur tiba-tiba turun. Stres karena bermacam-macam sebab seperti potong paruh, setelah pemberian obat cacing, penggantian ransum, setelah vaksinasi.
- Ransum bermutu jelek.
- Ayam terserang penyakit.
- Produksi dan mutu telur turun. Ayam terserang penyakit seperti EDS ‘76, IB, pullorum atau ND.
- Produksi telur turun tetapi mutu telur tidak turun. Ayam terserang penyakit AE.
- Ayam sedang dalam pergantian bulu (rontok bulu).
- Ayam stres karena berbagai hal.
- Ayam kekurangan air minum, tempat minum banyak yang kosong.
- Tempat air minum letaknya terlalu rendah atau tinggi.
- Pencahayaan yang tidak tepat.
Sumber : www.majalahinfovet.com
Foto : Muh. Thamrin