DIOLUHTAN. Jakarta - Kementerian
Pertanian terus fokus pada peningkatan produksi 11 (sebelas) komoditas strategis (utama) pertanian, seperti padi, jagung, dan kedelai untuk mempercepat swasembada
pangan Indonesia. Dari 11 komoditas tersebut, hanya kedelai yang tahun 2016
mengalami penurunan. Hal ini disampaikan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman,
dalam Silaturahmi dengan Para Peserta Rapat Pimpinan Nasional Himpunan
Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Tahun 2017 di Hall Expo, Balai Kartini,
Jakarta, Senin (10/4/2017). “Alhamdulillah
hasilnya, produksi padi kami sampaikan 2014, saat kami serah terima 70 juta
ton. Hari ini mencapai 79 juta ton, ada kenaikan 9 juta ton. Kalau diuangkan
itu Rp36 triliun. Itu baru padi,” tegas Amran Sulaiman menyampaikan
pencapaian Kementerian Pertanian tahun 2016.
Ke
depan, Kementerian Pertanian terus berupaya agar tahun 2016 dan 2017 tidak ada
impor beras. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mempercepat Indonesia
menjadi lumbung padi dunia. “Alhamdulillah
hari ini tidak impor lagi, kita sudah ekspor,” tambah Amran Sulaiman.
Ditambahkan
Mentan, produksi jagung juga mengalami peningkatan. Sebelumnya saat serah
terima produksi jagung mencapai 19 juta ton, saat ini (akhir tahun 2016)
mencapai 23,2 juta ton. Impor jagung juga mengalami penurunan sebesar 66
persen, antara lain impor dari Amerika dan Argentina.
Acara
ini dihadiri seluruh pengurus Dewan Pengurus Nasional (DPN), Dewan Pengurus
Provinsi (DPP) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dari 34 provinsi, serta
sekitar 5.000 perwakilan petani. Acara ini juga dihadiri oleh unsur pimpinan
MPR RI, DPR RI, dan DPD RI, Menteri Hukum dan HAM, Ketua Badan Pertimbangan
HKTI Oesman Sapta, serta perwakilan Panglima TNI dan perwakilan Kapolri.
Belum
lama ini, Kementerian Pertanian juga membangun 3 juta hektar irigasi sesuai
arahan Presiden Joko Widodo. Sebelumnya, pembangunan irigasi yang ditarget
selesai 3 tahun, selesai dalam waktu 1 tahun. “Hanya 1 tahun selesai irigasi tersier 3 juta hektar,” tambah Amran
Sulaiman.
Selanjutnya
Menteri Pertanian menegaskan bahwa pertanian tidak bisa maju tanpa teknologi.
Inilah yang mendorong pemerintah melalui Kementan mempercepat bantuan alat
pertanian yang saat ini sudah bisa dilakukan melalui penunjukan langsung.
Asuransi juga diberikan kepada para petani sebagai bentuk perlindungan dari
pemerintah. “Sekarang asuransi 1 juta
hektar untuk petani. Kalau ada kekeringan, ada asuransi 6 juta per hektar,
banjir 6 juta per hektar,” tambah Amran Sulaiman.
Kementerian
pertanian juga fokus membangun perbatasan dengan menanggulangi titik-titik yang
menjadi pusat penyelundupan komoditas pertanian.
Dalam
kesempatan ini juga dilakukan pergantian Ketua Umum DPN HKTI. Yang sebelumnya
dijabat oleh Mahyudin, saat ini digantikan oleh Jenderal (Purn) Moeldoko. Dalam
sambutannya, Ketua terpilih, Moeldoko, memberikan apresiasi kepada pemerintah
karena telah membangun berbagai infrastruktur di bidang pertanian, mulai dari
membangun irigasi, memberikan subsidi dan sarana prasarana pertanian, serta
bantuan alat dan mesin pertanian. “Kami
HKTI sungguh-sungguh ingin menjadi partner strategic dari pemerintah, sejalan
dengan misi di lembaga organisasi HKTI,” ujar Moeldoko.
Ke
depan, HKTI diharapkan mampu menjadi jembatan penyelesaian persoalan petani
seperti akses permodalan petani, akses pasar, maupun permasalahan seputar
branding.
Acara
ini dihadiri seluruh pengurus Dewan Pengurus Nasional (DPN), Dewan Pengurus
Provinsi (DPP) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dari 34 provinsi, serta
sekitar 5.000 perwakilan petani. Acara ini juga dihadiri oleh unsur pimpinan
MPR RI, DPR RI, dan DPD RI, Menteri Hukum dan HAM, Ketua Badan Pertimbangan
HKTI Oesman Sapta, serta perwakilan Panglima TNI dan perwakilan Kapolri.
Editor : Yusran
Yahya
Sumber : www.rayaberita.wordpress.com